#Popro (Pojok Propagandis)
Vivisualiterasi.com - Masalah perekonomian seperti pengangguran dan kemiskinan di Indonesia hingga hari ini tak kunjung mendapatkan solusi tuntas. Sebagai upaya mengatasi kondisi ini, pemerintah melakukan berbagai stimulus melalui berbagai program. Seperti baru-baru ini, Kemnaker membuka program magang nasional bagi para fresh graduate untuk membentuk SDM yang siap bersaing di dunia kerja dan diharapkan dapat mengurangi persentase pengangguran. Selain itu, pemerintah juga melakukan stimulus lain seperti menambah jumlah penerima BLT pada bulan Oktober hingga Desember 2025 mendatang (Antaranews.com, 17/10/2025). Hal ini diharapkan dapat membantu rakyat dalam memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan kesejahteraan di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Program-program ini nampak seperti angin segar, namun faktanya hal tersebut justru semakin menunjukkan bahwa negeri ini masih terperangkap dalam suramnya sistem ekonomi kapitalisme. Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di negeri ini bukan sekadar soal SDM yang kurang kompeten. Lebih jauh lagi, masalah utamanya terletak pada penerapan sistem ekonomi kapitalis yang mendukung penguasaan seluruh SDA oleh swasta dan asing.
Berbeda dengan sistem kapitalisme, Islam memandang bahwa negara wajib menyediakan lapangan kerja yang merata. Kewajiban ini tidak akan dialihkan kepada swasta ataupun korporasi. Pengelolaan kepemilikan atau aset milik umum yang mencakup SDA juga tidak akan diserahkan kepada swasta dan asing sehingga kekayaan tidak menumpuk pada segelintir pihak. Dengan begitu, penerapan sistem ekonomi berasaskan syariat Islam menjadi urgensi yang harus segera diterapkan demi kemaslahatan umat.[] Indah Puspasari, S.E (Aktivis Dakwah Jogja)
0 Komentar