#Popro (Pojok Propagandis)
Vivisualiterasi.com - Reshuffle kabinet 8 September 2025 menandai berakhirnya era Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Posisinya digantikan Purbaya Yudhi Sadewa, sebuah keputusan yang disebut Istana sebagai hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto. Meski begitu, pengamat menilai gelombang demonstrasi akhir Agustus, termasuk penjarahan rumah Sri Mulyani di Bintaro, turut membuat posisinya rapuh (Kompas TV, 8/9/2025; ANTARA, 9/9/2025).
Efeknya langsung terlihat. Nilai rupiah merosot lebih dari 1% dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut tertekan. Kondisi ini mendorong Bank Indonesia turun tangan menjaga stabilitas pasar (Reuters, 9/9/2025).
Peristiwa ini menunjukkan betapa rentannya ekonomi kita terhadap setiap manuver politik.
Namun di balik dinamika itu, muncul pertanyaan penting, apakah sekadar mengganti sosok mampu memperbaiki keadaan? Selama kerangka ekonomi masih bertumpu pada sistem kapitalisme, bergantung pada utang luar negeri dan kebijakan fiskal yang lebih sibuk menjaga sentimen pasar ketimbang kebutuhan rakyat, pergantian menteri berisiko hanya menjadi “kosmetik politik” belaka.
Karena itu, publik perlu jernih melihat. Perubahan sejati tidak cukup hanya dengan ganti pemain. Yang lebih dibutuhkan adalah transformasi sistemik agar kebijakan ekonomi sungguh berpihak pada rakyat, bukan sekadar wajah baru dengan pola lama.[] Irwansyah
0 Komentar