Subscribe Us

KELUARGA PONDASI UTAMA KEMAJUAN BANGSA, MAMPUKAH?

Oleh Heti Suhesti 
(Aktivis Dakwah) 

Vivisualiterasi.com- Pemerintah berambisi meloloskan diri dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap pada 2030. Middle income trap adalah suatu keadaan ketika suatu negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju. (tirto.id, 23/10/23) 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa untuk mewujudkan menjadi negara maju maka harus mampu meningkatkan pendapatan menengah sehingga pendapatan per kapita Indonesia harus lebih dari 10.000 dolar AS atau setara dengan Rp. 150 juta per bulan selepas 2030 hingga 2045. Maka lanjut Airlangga, income rakyat Indonesia pun minimum Rp. 10 juta per bulan. 

Selain harus lolos dari pendapatan menengah, instrumen menuju negara maju juga mengacu pada pertumbuhan ekonomi. Stagnannya pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu diangka 5% selama dua dekade terakhir ini menjadi pesimistis menuju negara maju. 

Selain pertumbuhan ekonomi yang tak berkembang menurut Direktur LPEM FEB UI, Chaikal Nuryakin mengatakan, pertumbuhan kredit per tahun pun tak pernah tembus 15%, rasio pajak terhadap PDB tak pernah melampaui 11% dan bahkan hanya 9,9% satu dekade terakhir, hingga kontribusi industri terhadap PDB yang terus merosot hingga kini di level 18% dan kemiskinan ekstrem yang persisten di level 1,7%. (CNBCIndonesia.com, 27/10/23)

Simpulan dari fakta tersebut, menurut Direktur LPEM FEB UI, Indonesia gagal untuk menjadi negara maju di 2045. Upaya pembangunan ekonomi Indonesia menuju negara maju terbentur banyak permasalahan, satu sisi negara mengupayakan untuk meningkatkan pendapatan menengah dan sisi lain kemiskinan ekstrem, stunting, putus sekolah dan lainnya menjadi potret buram Indonesia menuju negara maju. 

Keluarga Pondasi Negeri Maju hanya Ilusi

Menuju negara maju untuk menjadi Indonesia emas 2045 Kepala BKKBN Dr dr Hasto Wardoyo, SpOG(K) menyatakan bahwa pembangunan keluarga adalah pondasi utama menuju bangsa yang maju. Definisi pembangunan keluarga adalah mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup di dalam lingkungan sehat. 

Dengan segudang persoalan keluarga mulai dari tingginya perselingkuhan dan perceraian, meningkatnya KDRT, maraknya bully dan permasalahan mental anak karena kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua yang sibuk bekerja dan lain sebagainya, menjadikan keluarga sebagai pondasi majunya negeri hanyalah ilusi. 

Kemajuan suatu bangsa tak cukup hanya mengandalkan institusi keluarga jauh dari itu negaralah yang berperan Sentral dalam kemajuan bangsa dan negara. 

Ciri dari majunya suatu negara beberapa diantaranya akses pendidikan yang mudah dan murah, merata serta berkualitas, fasilitas kesehatan yang terjangkau, sarana dan infrastruktur memadai dan rendahnya kesenjangan serta yang paling utama adalah berdaulat bukan saja secara fisik, namun juga tak didiktenya dalam menentukan kebijakan dan penguasaan SDA secara penuh. semua itu adalah peran utama negara bukan keluarga. 

Maka membebankan kemajuan bangsa pada keluarga adalah ciri dari berlepas tangannya negara dari kewajibannya dalam mengurusi urusan masyarakat dan itu adalah karakter dari sistem kapitalisme yang menjadikan masyarakat termasuk keluarga dan individu untuk berjuang sendiri untuk kemaslahatannya. 

Kapitalisme Membawa Kegagalan Bangsa

Selamanya tak akan bisa tercipta negara maju jika sistem kapitalisme menjadi sistem yang diterapkan di negeri ini, pasalnya sistem kapitalisme telah menjadikan para pemilik modal sebagai pengendali dan penentu kebijakan. Penguasa hanyalah fasilitator dari apa yang dikehendaki oleh para kapitalis maka tak ayal bahwa negara kita sedang terjajah. 

didiktenya penguasa menunjukkan negara tak lagi berdaulat. Sebagaimana pendidikan, kesehatan, hingga pengelolaan sumber daya alam mengikuti apa yang diamini para oligarki.

kapitalisme telah menjadikan pengelolaan sumber daya alam dikuasai oligarki dan lepasnya sedikit demi sedikit peran penguasa sebagai pemelihara urusan rakyat dan rakyat harus berjuang bahkan bersaing dengan asing untuk mendapatkan kesejahteraan. 

Inilah kondisi nyata bangsa kita, maka jika para penguasa tak memiliki kendali bagaimana bisa memajukan negeri ini? Lalu keluargalah yang dibebankan dalam memajukan negara. Inilah ciri dari negeri yang tak memiliki visi ideologis dan abai dalam bertanggungjawab menjalankan kewajibannya sebagai negara. 

Ideologi Islam Mewujudkan Negara Maju

Ideologi IsIam adalah landasan negara IsIam atau disebut juga Khilafah yang memiliki visi menjadi negara adidaya dimana menjadikan IsIam satu kepemimpinan dan satu aturan untuk mewujudkan rahmatan lil'alamin.

Maka dengan visi tersebut menjadikan akidah IsIam sebagai asas bagi individu, keluarga, masyarakat dan negara dalam beraktivitas dan menjalankan tugasnya. 

Setiap individu senantiasa menjadikan dirinya bertakwa dengan menjalankan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang. Keluarga pun dibangun untuk menjadi institusi yang kokoh dengan menjalankan perannya masing-masing secara totalitas dan berlomba dalam menggapai ridhaNya.

Kemudian masyarakat juga berfungsi sebagai kontrol sosial dalam menjaga lingkungan yang sehat dan amar ma'ruf nahi mungkar. Dan yang paling penting negara yang berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dalam negeri dengan memberikan pelayanan secara totalitas baik individual maupun komunal baik rakyat miskin maupun kaya sehingga tidak ada ketimpangan sosial. Dengan menerapkan hukum IsIam secara kaffah dalam semua aspek kehidupan akan menghatarkan suatu negara menjadi negara yang maju dan baldatun thoyyibatun wa rabbun ghaffur

Allâh Azza wa Jalla berfirman:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

"Sungguh bagi Kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Rabb) di kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan:) “Makanlah dari rizki yang dianugerahkan Tuhan kalian dan bersyukurlah kepadaNya!’. [Saba’/34:15].


Ibnu Katsîr rahimahullah menafsirkan makna _baldatun thoyyibatun wa rabbun ghaffur_ : “Dahulu di negeri mereka sama sekali tidak ada lalat, nyamuk, kutu, dan hewan-hewan yang berbisa. Hal itu karena cuaca yang baik, alam yang sehat, dan penjagaan dari Allâh, karena mereka mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya, karena (Rabb kalian) adalah Rabb Yang Maha Pengampun, jika kalian terus-menerus dalam mentauhidkan-Nya”. Maka dengan hanya mentauhidkan Allah dalam keimanan, ibadah dan menerapankan seluruh aturan_Nya, keberkahan dari langit dan bumi akan Allah SWT turun. 

Sejarah pun telah membuktikan bahwa Islam pernah menjadi negara adidaya yang menguasai 3/4 dunia dengan kesejahteraan dan kedamaian yang terpelihara hingga 1300 tahun lamanya. Maka hanya ideologi IsIam lah satu-satunya ideologi yang mampu membawa kebangkitan dan kemajuan suatu negara dan peradaban. Wallahu a'lam.[LPN]


Posting Komentar

0 Komentar