Vivisualiterasi.com-Api kebencian orang kafir pada umat Islam kini kian membara. Hal ini tampak terlihat dari rencana negeri tirai bambu ini untuk mengubah Al-Qur'an sejak tahun 2018 silam, hingga kini dipertegas kembali. Lantas berhasilkah rencana mereka memadamkan cahaya agama Allah Swt.?
Pemerintah Tiongkok hingga saat ini terus menggaungkan rencananya untuk memodifikasi Al-Qur'an dengan usur-unsur sosialisme kebudayaan Tiongkok, serta menambahkan unsur keagaaman Konghucu. Hal tersebut terjadi karena peningkatan pemeluk agama Islam secara signifikan sejak 2008. Hingga diprediksikan pada tahun 2030 pemeluk agama Islam meningkat menjadi 31 juta. (radarjogja.jawapos.com, 26-9-2023)
Pemerintah Cina tak main-main dengan rencananya. Hal ini, terlihat dari adanya UU Khusus pada tahun 2019 yang memastikan agama Islam kompatibel (sesuai) dengan sosialisme. Selain itu, aksinya yang brutal telah melakukan penghancuran beberapa masjid, larangan azan, pembatasan belajar umat Isalam, dll.
Melihat rencana pemerintah Cina, KH Muhyiddin Junaidi sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indinesia (MUI) telah mengecam keras pemerintah Cina. Pasalnya, rencana tersebut merupakan bentuk Islamofobia yang harus ditolak oleh umat Islam seluruh dunia. Sebab, Al-Qur'an adalah kitab suci, kalamullah, yang tidak dapat disandingkan dengan produk manusia.
Kombinasi Sosialisme Dan Kapitalisme
Adapun penyebab pemerintah Cina sangat berani menampakkan kebencian pada Islam, karena Cina mengemban 2 ideologi sekaligus. Sebuah negara yang mengemban ideologi tertentu akan mampu bangkit dan mampu menunjukkan eksistensinya. Ideologi yang diemban Cina adalah ideologi sosialisme dalam urusan politik dan ideologi kapitalisme dalam urusan ekonomi.
Ideologi sosialisme dan kapitalisme merupakan ideologi yang dibuat oleh akal manusia. Ideologi sosialisme memiliki landasan akidah menuhankan materi, maka penganut ideologi ini tidak memercayai adanya tuhan (ateisme). Sedangkan, ideologi kapitalisme memiliki landasan akidah sekuler (memisahkan kehidupan dengan agama). Terkait perekonomian pada ideologi kapitalisme, para pemilik modallah yang mampu menguasai perekonomian didunia.
Tidak dapat dimungkiri, memang saat ini Cina memiliki kendali yang kuat terhadap berbagai negeri. Berdasarkan databoks.katadata.co.id, (11-2-2020) pada tahun 2005 hingga 2019 Cina telah banyak menanam investasi diberbagai negeri seperti Amerika Serikat US$ 186,6 miliar, Australia US$ 115,6 miliar, Inggris US$ 87,2 miliar, Indonesia US$ 51,4 miliar, dll. Selain itu, Cina juga telah banyak memberikan utang kepada negeri yang memiliki perekonomian rendah, contohnya Indonesia yang memiliki utang pada Cina sebesar US$ 20,38 miliar setara dengan Rp301,62 triliun pada akhir Maret 2023. Parahnya, utang tersebut memiliki tingkatan bunga lebih tinggi dibanding pinjaman lembaga internasional.
Selain itu, yang menjadikan Cina sangat berani pada umat Islam, karena umat Islam bagaikan buih di lautan. Sangat banyak jumlahnya, namun tak memiliki kekuatan untuk menghilangkan kezaliman. Hal ini, dapat dilihat dari negeri mayoritas muslim namun memiliki hubungan mesra pada Cina, seperti Arab Saudi, Indonesia, Emirat Arab, dll. Demikianlah, akibat dari tidak ada yang menyatukan umat Islam di dunia. Sehingga, umat Islam bagaikan ayam yang telah kehilangan induknya.
Kemudian, penyebab lainya pemerintah Cina hendak mengubah Al-Qur'an, yaitu adanya ketakutan akan pertambahan jumlah umat Islam yang ada di Cina. Jika benar umat Islam mengalami pertambahan yang signifikan, maka akan menurunkan eksistensi partai komunis Cina. Selain itu, akan ada kemungkinan kembalinya kekuatan Islam yang dapat mengalahkan ideologi yang diemban oleh Cina.
Islam Solusinya
Al-Qur'an merupakan kalamullah yang dijadikan sebagai pedoman hidup oleh umat Islam. Allah Swt. telah menjamin kesucian dan kemurnian Al-Qur'an. Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 23-24 yang artinya: "Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal denganya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah Swt. jika kamu orang-orang yang benar. Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu pada api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir."
Oleh karena itu, pasti tidak akan mungkin ada yang dapat mengubah Al-Qur'an.
Meskipun demikian, sebagai umat Islam tidaklah pantas jika ada orang bahkan negara yang hendak melecehkan keagungan Al-Qur'an, lantas hanya berdiam diri atau hanya sebatas mengecam. Al-Qur'an ini merupakan harga mati bagi umat Islam. Jadi, perlu ada usaha atau tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Di dalam Islam, pelecehan keagungan Al-Qur'an jika seseorang yang melakukannya makan akan diberi sanksi dibunuh. Sebab, orang tersebut telah kafir atau keluar dari agama Islam sampai dia mau bertaubat kepada Allah Swt.. Sebagaimana Al Hafidz ibn Katsir berkata, "Dan dari sinilah di ambil hukuman mati bagi siapa saja yang melecahkan Rasulullah saw. atau siapapun yang melecehkan agama Islam, atau menyebut agama Islam dengan kekurangan.
Kemudian, tindakan pelecehan Al-Qur'an yang dilakukan oleh sebuah negara. Maka, yang menjadi lawanya haruslah negara pula. Mirisnya, saat ini umat Islam tak memiliki perisai untuk menangani masalah tersebut. Padahal jika umat Islam memiliki perisai atau khilafah maka yang dilakukan adalah melakukan jihad dalam membela Al-Qur'an. Sehingga, negara lain tidak akan ada yang berani melecehkan Al-Qur'an. Wallahu a'lam bishawab. [LPN]


0 Komentar