Subscribe Us

BUDAYA SEKULER: PENJAJAHAN BERKEDOK INVESTASI

Oleh Rheiva Putri R. Sanusi
 (Mahasiswi)

Vivisualiterasi.com- Indonesia merupakan salah satu negara yang saat ini masih berstatus negara berkembang. Hal ini didasari oleh beberapa faktor yang belum bisa terpenuhi oleh Indonesia agar menjadi negara maju. Di antaranya, Indonesia memiliki pendapatan per kapita yang masih rendah yang dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi hingga menduduki posisi ke empat di dunia dengan jumlah penduduk terpadat. Selain itu beberapa hal lainnya yang menghambat Indonesia menjadi negara berkembang adalah penguasaan teknologi yang masih rendah, kualitas pendidikan dan kesehatan juga rendah, tingkat pengangguran yang tinggi, serta komoditas ekspor masih di sektor bahan mentah. Beberapa penyebab ini cukup meyakinkan bahwa Indonesia masih belum mampu terjun bersaing dengan negara-negara yang lain.

Di samping hambatan tersebut, Indonesia banyak melakukan berbagai usaha guna dapat merubah statusnya menjadi negara maju. 

Berbagai program di lakukan penguasa saat ini, mulai dari program sosial hingga pembangunan infrastruktur dijalankan bersamaan. Namun tak dipungkiri program-program ini tentu memerlukan dana yang begitu besar, negara yang memiliki pendapatan per kapita rendah ini tentu saja tak mungkin bisa membiayai itu dari pendapatan negara saja. Maka diperlukan bantuan dari berbagai pihak lain baik secara materil ataupun non materil. 

China menjadi salah satu negara yang sangat royal terhadap berbagai negara yang sedang membutuhkan dana besar, tak terkecuali Indonesia. Dilansir dari CNBC (28/07/23), baru-baru ini komite investasi asal China, Xinyi International Investment Limited senilai 11,5 miliar atau setara Rp 175 triliun (asumsi kurs Rp 15.107 per US$). Bisa dikatakan bahwa China merupakan bagian penting dari berbagai program yang ada di Indonesia. Sangat terlihat bahwa investasi China di Indonesia terus meningkat, serta pemerintah pun memberikan berbagai peluang yang mudah dicapai oleh China untuk berinvestasi. 

Namun dibalik wajah manis ini banyak maksud terselubung yang sebetulnya akan terlihat jelas jika kita jeli. Investasi China ini bukan hanya sekedar dana hibah atau sedekah sukarela yang diberikan kepada Indonesia. Investasi ini tentu saja menuntut balas budi baik berupa pembayaran yang sama atau hal lain. Dibalik kebaikhatian ini tersimpan banyak rencana kedepan yang akan dilakukan atau diterapkan di Indonesia. Bukti nyata sudah terlihat, Indonesia terjerumus jebakan utang yang dibalut investasi ini.

Alasan Indonesia masuk dalam jebakan ini adalah, negara mendapat investasi asing tanpa perhitungan. Negara tak menjadikan standar kebutuhan rakyat untuk membuat suatu program dan hanya mengandalkan kepentingan pihak tertentu dalam menerima investasi. Kita lihat berbagai infrastruktur yang diprogramkan lebih banyak menguntungkan para pengusaha dan penguasa, bukan karna kebutuhan rakyat. 

Jika investasi semacam ini dibiarkan maka berpotensi menjadi bentuk penjajahan terselubung yang semakin memperkuat negara pemberi hutang. Sebab di sistem sekuler ini hutang menggunakan skema riba, yang mana akan semakin mencekik pihak yang berhutang. Bisa kita jadikan contoh nyata bagaimana kebangkrutan Sri Lanka oleh jebakan utang yang diberikan China. Sebab investasi semacam ini hanya akan membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Hal ini disebabkan sistem sekuler buatan manusia, yang mana seluruh aturan dan kebijakan negara dan dunia menggunakan aturan buatan manusia. Alhasil, aturan akan condong pada kepentingan pihak yang membuat aturan. Termasuk sistem ekonomi, apabila menggunakan aturan sekuler maka tidak akan pernah menyejahterakan rakyat. Sebab pengendali ekonomi adalah para pemilik modal, sehingga para pemangku kebijakan mau tidak mau mengikuti arus kepentingan pemilik modal. Namun hal demikian  tak mungkin terjadi pada sistem ekonomi dan politik Islam, sebab didalamnya terdapat berbagai aturan sempurna yang diturunkan langsung dari sang pencipta. Dimana segala apa yang ditetapkan merupakan aturan yang sesuai dengan kebutuhan dan fitrah manusia dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam sistem ekonomi.

Dalam sistem ekonomi Islam, tak akan terjadi peminjaman yang dilakukan oleh negara kepada pihak luar apalagi kepada pihak asing. Hal ini bukan karena sistem ini tak mampu, namun sistem ini memiliki cara yang lebih baik untuk mengatasi perekonomian dibandingkan dengan meminjam ke pihak asing. Sebagai salah satu solusinya adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dilakukan hanya oleh negara, yang mana keuntungannya dijadikan pendapatan untuk membiayai berbagai keperluan rakyat. Jika ini dilakukan dinegara Indonesia maka tentu negara akan mendapatkan pendapatan yang banyak sebab memiliki berbagai sumber daya yang melimpah, sehingga peminjaman tak perlu lagi dilakukan. 

Namun hal solusi ini tak mungkin diterima oleh negara yang masih menerapkan sistem sekuler kapitalis. Sebab, jika penerapan sistem ekonomi Islam ini dilakukan, maka tak ada lagi kesempatan para pemilik modal untuk menguasai sumber daya secara pribadi, dan tak bisa menjajah negara tersebut dengan iming-iming meminjam uang. 

Satu-satunya sistem yang mampu menerapkan kebijakan ekonomi Islam ini hanyalah Daulah Islamiyah. Sebab dalam Daulah seluruh aspek kehidupan diatur oleh aturan Islam, yang mana setiap aspek akan saling keterkaitan dengan satu aturan yang sama. Sebab sistem ekonomi ini perlu didukung oleh berbagai aspek lainnya seperti aspek politik Islam. Bagaimana Islam mengatur hubungan antara negara Islam dengan negara-negara lain. Negara akan memperkuat pertahanan dalam negeri negara Islam agar para penjajah tak mampu menjadikan negara Islam sebagai objek jajahan. Seperti halnya dulu Islam bisa menguasai 2/3 dunia sebab kekuatan negara Islam mampu menaklukkan dunia, serta keindahan aturan Islam mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh makhluk.[Irw]


Posting Komentar

0 Komentar