Vivisualiterasi.com-Kemajuan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi yang tengah kita rasakan saat ini telah memberikan banyak dampak positif bagi kehidupan manusia. Taraf berfikir manusia di zaman modern saat ini juga semakin kreatif dan inovatif dalam mengembangkan teknologi tersebut. Baru-baru ini tengah ramai menjadi perbincangan publik tentang sebuah kreativitas anak bangsa yang berhasil menemukan alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bernama Nikuba, namun tampaknya kreativitas yang sangat luar biasa tersebut tak mendapat respon baik dari pemerintah indonesia sendiri, hal ini tampak jelas dari pernyataan Aryanto si penemu alat nikuba tersebut. Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah yang telah mengucilkan dirinya selama ini. “Saya tidak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, tidak mau,” ucapnya pada awak media. (CNN Indonesia.com, 09/07/23).
Mengenai tanggapan BRIN, Deni Shidqi Khaerudini seorang peneliti pusat riset material maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengetahui soal nikuba menjelaskan bahwa nikuba adalah alat penghasil hidrogen yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan melainkan untuk menghemat bahan bakar. Jika dikembangkan dengan baik sebenarnya nikuba hasil penemuan Aryanto tersebut dapat menjadi solusi yang baik ditengah sulitnya dan mahalnya bahan bakar kendaraan saat ini, penemuannya dapat memberikan kemudahan dan bantuan pada masyarakat indonesia yang tengah dalam himpitan ekonomi saat ini. Namun karena kurangnya perhatian pemerintah indonesia tersebut membuat Aryanto akhirnya bekerjasama dengan pihak asing dalam hal kerjasama guna untuk mengembangkan nikuba tersebut. Aryanto misel dan tim, sebelumnya berangkat ke Milan pada 16 juni dan mempresentasikan inovasinyaa pada 18 Juni lalu. Lebih lanjut, Aryanto pun berencana menawarkan nikuba dengan harga Rp.15 miliar dan dari sana ia mau mendanai sendiri pengembangan riset tanpa bantuan siapapun.
Sungguh miris, penemuan anak bangsa yang seharusnya dapat dikembangkan untuk keadaan bangsa tersebut agar lebih baik namun akhirnya justru dimanfaatkan oleh asing. Kejadian semacam ini bukanlah hal yang baru, sebelum nikuba penemuan Aryanto, telah banyak kasuk-kasus serupa dimana inovasi anak bangsa yang diabaikan pemerintah akhirnya dimanfaatkan asing untuk kepentingan mereka. Kita sudah seharusnya sadar dan angkat bicara bahwa sebenarnya pemerintah negeri kita hari ini sudah sangat abai terhadap urusan dan kepentingan masyarakat, yang ada didalam benak pemimin kita hari ini hanyalah tentang bagaimana memuaskan diri dan hawa nafsunya semata tanpa memperdulikan masyarakat. Beginilah kejamnya hidup dibawah naungan sistem kufur kapitalisme demokrasi, pemimpin diangkat hanya sekadar menjalankan roda pemerintahan sebatas gelar bukan menjalankan kewajiban untuk mengayomi masyarakat.
Jika kita melihat sejarah kejayaan islam dimasa lalu maka kita akan larut dalam indahnya hidup dalam naungan sistem islam. Pemimpin sebagai penggerak roda pemerintahan yang menjalankan amanahnya dengan sangat baik, hal ini terbukti dengan banyaknya ilmuwan-ilmuwan islam yang tercatat namanya dalam sejarah yang telah berhasil membuat berbagai penemuan yang bermanfaat bagi kehidupan ummat. Dalam sejarah kita mengenal alkhawarizmi sebagai ilmuwan matematika, al-kindi ilmuwan fisika, serta ibnu sina yang berhasil menjadi bapak kedokteran dunia. Hal ini tentu tidak luput dari peran pemerintahan islam yang mendukung pengembangan penemuan-penemuan tersebut dengan memberikan pendidikan yang baik dan gratis serta mendanai setiap penemuan hingga dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan ummat.
Dalam sistem Islam pemimpin bertanggung jawab salah satunya menyediakan layanan pendidikan yang baik bagi masyarakatnya, dan pemimpin dalam sistem Islam telah nyata menjalankan kepemimpinannya dengan baik sebab mereka tau bahwasannya pertanggungjawaban atas kepemimpinan mereka adalah pada Allah subhanahu wata’ala. Sehingga segala kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik. Pendidikan yang berbasis akidah ditanamkan kepada ummat sejak kanak-kanak, sehingga mereka memahami agamanya dengan pemahaman yang baik. Daulah islam memberikan kebebasan bagi setiap masyarakatnya untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang sains, ilmu pengetahuan maupun teknologi. Setiap penemuan yang dihasilkan masyarakat dikembangkan oleh daulah agar bermanfaat bagi kepentingan ummat, tak akan dibiarkan ataupun diabaikan begitu saja jika ada sebuah kreativitas ataupun penemuan yang dihasilkan. Dan tak akan dibiarkan orang kafir ataupun asing membajak begitu saja kreativitas dan penemuan tersebut.
Kita tidak bisa terus berharap keadilan dari pemerintah kapitalisme demokrasi saat ini, jika kita menginginkan kehidupan dan pemerintahan yang lebih baik maka sudah seharusnya kita kembali pada aturan Allah dengan penerapan hukum islam secara kafah dalam naungan daulah islamiyah. Hanya dengan cara tersebutlah Allah akan menurunkan rahmatNya pada kita dan kita juga akan diayomi dengan baik oleh pemimpin yang menerapkan hukum islam secara sempurna.
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata kebanyakan mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S: Al-A’raf 96). Wallahua’lam bish-shawab.(Dft)


0 Komentar