Subscribe Us

Al-QURAN YANG KEBENARANNYA TELAH DIBUKTIKAN OLEH SAINS

Oleh Mariyam Sundari 
(Penyiar, Jurnalis Ideologis)

Vivisualiterasi.com- Al-Qur’an yang terdiri lebih dari enam ribu ayat bukanlah kitab sains (science). Tapi, merupakan kitab tanda-tanda (sign) yang kebenarannya secara ilmiah dapat dibuktikan sains. Oleh sebab itu, tiada satu ayat pun dari Al-Qur’an yang tidak terbukti kebenarannya.

Al-Qur’an adalah kitab yang memberikan panduan bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Satu ayatnya saja sudah mempunyai banyak hikmah. Begitu juga di dalam Al-Qur’an ada lebih dari seribu ayat yang membahas tentang sains termasuk membahas banyak aspek-aspek. Seperti itulah keindahan yang ada dalam Al-Qur’an, tidak ada satu ayat pun yang berlawanan dengan fakta sains yang baku, juga cara menyembah, sampai aturan dan larangan.

Dalam Al-Qur’an banyak menyebutkan tentang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan mana yang belum terungkap? Yang lebih maju adalah astronomi, mengapa? Karena mereka para ilmuwan astronomi membaca Al-Qur’an, yang di dalamnya banyak informasi tentang astronomi. Mereka mencoba dan melakukan investigasi lebih lanjut, kemudian melakukan penelitian, karena mengetahui Al-Qur’an itu seperti telegram berupa pesan ringkas.

Itulah Al-Qur’an suatu kitab yang berasal dari Allah SWT, sebagai kitab tanda-tanda kebenaran Sang Pencipta, yang diturunkan kepada Rasulullah Saw, melalui malaikat Jibril sebagai wahyu, serta menjadi petunjuk bagi umat manusia dalam kehidupan. Namun sayang masih banyak manusia saat ini yang tidak mau membacanya, bahkan meninggalkannya serta banyak yang beralih pada aturan kufur kapitalis yang merusak. Padahal, jika Al-Qur’an dibaca maka akan dapat keuntungan dalam ilmu pengetahuan.


Bukti Tanda Kebenaran Al-Qur’an

Mungkin kita ada yang sudah mengetahui, banyak sekali fenomena-fenomena alam yang ada pada kehidupan manusia di bumi yang sudah tertulis di dalam Al-Qur’an kini terbukti adanya. Seperti: 

Pertama, fenomena bertemunya dua lautan antara samudra Atlantik dan Mediterania. Namun, aliran air dari keduanya tidak bercampur satu sama lain. Jacques Yves Cousteau yang merupakan seorang oceonographer berkebangsaan Prancis menemukan pertemuan kedua lautan tersebut.

Ternyata, fenomena ini sudah disebutkan dalam Al-Qur’an, yang artinya: “Dia membuat dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing” (QS. Ar-Rahman: 19-20)

Fenomena ini juga terdapat dalam Al-Qur’an pada surat lainnya, yang artinya: “Dan dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus” (QS. Al-furqan:53)

Kedua, adanya api yang berada di dasar lautan. Fenomena ini, ditemukan oleh ahli geologi Rusia yaitu Anatol Sbagorvich, Yuri Bagdanov dan bersama rekannya ilmuwan AS Rona Cirt, yang meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut  Miami pada pertengahan tahun 1990-an. Fenomena ini mirip seperti larva cair yang mengalir dan disertai abu vulkanik seperti gunung berapi di daratan yang memiliki suhu hingga 231 derajat Celsius. 

Tentu ini merupakan suhu yang sangat panas, tapi ternyata tidak cukup untuk memanaskan semua air yang ada di atasnya. Begipun juga dengan semua air yang ada di atasnya, tidak mampu memadamkan api panas tersebut yang sangat luar biasa.

Ternyata, kejadian ini sebenarnya telah tertulis dalam Al-Qur’an yang artinya: “Demi bukit (Sinai), dan kitab yang tertulis pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Makmur (Ka’bah). Dan demi (langit) yang ditinggikan, dan demi laut, yang di dasarnya ada api” (QS. At-Tur: 1-6)

Ketiga, penciptaan berpasang-pasangan. Terkait hal ini, seorang ilmuwan asal Inggris bernama Paul Adrian Maurice Dirac CM FRS, mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa materi diciptakan secara berpasangan. Penemuan tersebut dinamakan dengan “Parite”. penemuan ini menyebutkan bahwa seluruh benda yang ada di dalam semesta ini bahkan sampai partikel terkecil juga memiliki pasangan.

Penciptaan sesuatu secara berpasang-pasangan sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an jauh sebelum penelitian ini dilakukan. Fenomena ini sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Al-Qur’an yang artinya: “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (QS. Az-dzariyat: 49).

Oleh karenanya, dari kandungan ayat ini mengungkapkan bahwa yang berpasang-pasangan bukanlah manusia saja, akan tetapi juga seluruh makhluk ciptaan-Nya, hewan ada yang jantan juga ada yang betina. Bahkan, tumbuhan pun ada pasangannya, yang sudah diungkapkan oleh ilmuwan botani modern.

Fenomena ini juga sudah tertulis dalam Al-Qur’an sejak diturunkan 14 Abad lalu, yang artinya: “Dan dia menurunkan dari langit air, maka kami keluarkan dengannya berpasang-pasangan dari tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam (warna dan rasa)” (QS. Thaha: 53). Inilah beberapa fenomena alam sebagai tanda-tanda kebenaran ayat Al-Qur’an. Selain ini juga masih tanda-tanda ayat yang terbukti kebenarannya dalam kehidupan.

Sains Terbatas Menjangkau Ayat

Ada hal-hal yang sains temukan yaitu bahwa sains tidak akan tersusun, tapi memiliki peluang yang tinggi. Seperti yang tertulis dalam (QS. Asy-Syura: 29) Allah SWT, berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia kehendaki”. Al-Qur’an mengatakan, akan ada kehidupan setelah dunia ini. 

Para ilmuwan juga mengatakan bahwa besar kemungkinan akan ada kehidupan setelah dunia. Sains mungkin akan menemukannya saat nanti seiring berjalannya waktu ke depan. Sekarang ada banyak hipotesis, dari para ilmuwan terkait bagaimana dunia ini akan berakhir? Yaitu: pegunungan akan runtuh, gunung-gunung akan menjadi rata, lautan akan meluap, bumi ini akan ditelan oleh sebuah lubang hitam. Namun, tidak semuanya sesuai dengan Al-Qur’an.

Dalam (QS. Al-Qiyamah: 8-9) yang menjelaskan bahwa “Matahari dan bulan akan disatukan, matahari akan tertanam dalam kegelapan”. (QS. At-takwir: 1-2), bahwa “Bintang-bintang akan jatuh dan kehilangan kilauannya, pegunungan akan runtuh serata tanah, lautan akan meluap”. (QS. Al-Infitar: 1-3) dikatakan bahwa “Laut akan meluap, bintang-bintang akan jatuh”. 

Hal ini sesuai dengan kebanyakan hipotesis. Kemudian Al-Qur’an mengatakan, dalam (QS. Al-Anbiya: 104) bahwa “Kami telah menciptakan ciptaan ini, kami akan menghancurkannya dan menciptakan ciptaan yang baru”. Sains belum mampu memecahkannya.

Khatimah

Dalam Al-Qur’an berbicara tentang kehidupan setelah kematian, adanya surga dan neraka, tentang jin, lelaki pertama yang ada di bumi adalah Adam as, bukankah itu tidak ilmiah dan pengetahuan belum mampu mengungkapkan hal ini. Tapi besar kemungkinannya sains akan dapat membuktikannya.

Misalkan, semua yang disebutkan di dalam Al-Qur’an itu seperti tentang: astronomi, geologi, siklus air, kelautan, biologi, hewan dan tumbuhan. Secara logika berkata, sekitar 80 persen Telah dibuktikan 100 persen kebenarannya, maka sisanya sekitar 20 persen adalah ambigu, mungkin benar mungkin juga salah (secara ilmiah). Bahkan tidak satu persen pun dari 20 persen tersebut yang dibuktikan kesalahannya. Berarti, sudah dipastikan yang 20 persen InsyaAllah akan terbukti kebenarannya.

Jadi, tidak satu ayat pun dalam Al-Qur’an, yang mana bisa dibuktikan kesalahannya berdasarkan ilmu pengetahuan yang mapan. Jika tidak bisa membuktikannya sekarang, mungkin besok, lima puluh, seratus, bahkan seribu tahun lagi, hanya Allah SWT, sajalah yang mengetahuinya. Kelak mereka, para ilmuwan sains akan membuktikan bahwa ada kehidupan setelah kematian. Mereka akan buktikan adanya jin, surga, neraka, dan sebagainya. Wallahua'lam.(Dft)


Posting Komentar

0 Komentar