Subscribe Us

BAYI DITERLANTARKAN, SEKULARISME AKAR PERMASALAHAN

Oleh Ummu Azmi
(Aktivis Muslimah)

Vivisualiterasi.com- Anak adalah anugerah yang Allah berikan kepada pasangan laki-laki dan perempuan yang telah menikah. Hadirnya ke muka bumi menjadi kebahagiaan bagi orang tuanya. Sosok mungil nan menggemaskan itu dapat membawa senyuman bagi siapapun yang melihatnya. Karena, memiliki anak adalah hal yang dinantikan oleh pasangan yang telah menikah.

Namun miris, ada saja orang tua yang dengan tega menelantarkan bayi yang telah dilahirkannya. Seperti diberitakan oleh news.republika.co.id (8/4/2023), KemenPPPA merasa prihatin atas bayi yang ditelantarkan di Banjarmasin, yang diduga akibat hubungan di luar pernikahan. KemenPPPA berkomitmen akan terus memantau kasus ini supaya hak korban sebagai anak tetap terpenuhi.

Melansir dari news.republika.co.id (9/4/2023), Rini Handayani, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menerangkan sepanjang Januari hingga April 2023 telah terjadi dua kasus bayi yang dibuang oleh orang tuanya di Kota Banjarmasin, salah satunya adalah seorang balita yang sudah dikembalikan kepada orang tuanya yang belum berstatus menikah.

Sungguh ironis, orang tua yang seharusnya menjaga buah hati yang telah Allah amanahkan dan diharapkan dapat menyayangi anaknya dengan sepenuh hati, justru melakukan penelantaran terhadap bayinya. 

Asal Mula Masalah

Seorang anak terlahir suci, tanpa dosa. Terjadinya kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan merupakan akibat dari sekularisme yang sudah menyebar dalam kehidupan anak muda yang belum siap membangun biduk rumah tangga, namun bertindak selayaknya pasangan menikah. Fenomena pacaran membuat pasangan muda mudi yang belum halal ini menjadi terlena akan cinta yang menjadi petaka.

Adanya pemisahan agama dari kehidupan, atau biasa disebut sekularisme, menjadikan manusia bertindak bebas sesuai keinginannya atau hawa nafsunya tanpa menggunakan aturan Allah sebagai pedoman. Implementasi dari rasa cinta yang timbul sebelum pernikahan pun dilakukan semaunya. Larangan Allah untuk tidak mendekati zina, seakan hanya menjadi tulisan cantik, tanpa dijadikan sebagai dasar dalam menjaga pergaulan. Akhirnya, pergaulan bebas pun terjadi.

Minimnya pemahaman mengenai syariat Islam tentang batasan pergaulan menjadi salah satu faktor yang membuat manusia atau anak muda bertindak tak sesuai ajaran agama. Hal ini bisa terjadi karena manusia itu sendiri yang tidak mencari tahu atau tidak mempelajari lebih dalam tentang Islam. Atau, kondisi maupun suasana sekitar yang justru mengarahkan generasi muda untuk merasa tak berdosa dalam berbuat dosa. Kondisi yang sekuler ini membuat manusia rentan melakukan seks bebas.

Pentingnya pula menjadi orang tua yang paham akan ajaran Islam. Sehingga, orang tua bisa mendidik dan membimbing anak agar memiliki akidah Islam dan berkepribadian Islam. Namun terkadang, para orang tua terlalu sibuk dalam urusannya masing-masing. Anak-anak menjadi tak terkontrol dalam bergaul. Atau bisa saja, orang tua tak paham mendalam tentang ajaran Islam, malah mendukung anaknya dalam berpacaran.

Lingkungan sekitar pun tak lagi menjadi pengontrol sosial. Masyarakat seolah tak peduli pada kemaksiatan yang berada di depan mata. Amar makruf nahi mungkar pun tergeser oleh sikap individualis yang menjangkiti masyarakat kini.

Pendidikan sekuler nyatanya tak mampu menjaga generasi dari rusaknya pemikiran dan tingkah laku penerus bangsa. Generasi muda justru menjadi jauh dari agama. Padahal, mereka merupakan aset negara, penerus peradaban Islam yang mulia.

Negara juga seolah membiarkan aktivitas laki-laki dan perempuan di luar pernikahan terjadi. Tidak ada hukuman yang tegas dan yang memiliki efek jera bagi para pezina. Akibatnya, banyak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan yang mungkin menjadi alasan untuk melakukan aborsi. Juga, bayi-bayi yang dilahirkan di luar pernikahan atau bayi yang tidak diinginkan, beresiko ditelantarkan oleh orang tuanya. Karena kenyataannya, mereka belum siap untuk bertanggungjawab.

Banyaknya tayangan maupun tulisan yang mengumbar kemesraan antar lawan jenis serta yang mengandung konten dewasa, dapat memperburuk mental penontonnya, terlebih jika penonton tersebut adalah generasi muda. Kemungkinan besar generasi ini akan terangsang syahwatnya. Dan, tayangan maupun konten yang tak layak ditonton oleh anak muda ini ternyata dibiarkan beredar di masyarakat.

Islam Punya Solusi

Menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban, apalagi dalam hal memperdalam ilmu agama. Memahami ajaran Islam sangat penting guna membentengi diri dari pengaruh pemikiran asing yang bertentangan dengan Islam. Maka dari itu, setiap individu diharuskan mengkaji Islam lebih dalam agar tak terbawa arus yang menyesatkan. Sehingga, individu memiliki pondasi yang kuat.

Hal ini juga berlaku pada orang tua. Orang tua yang paham Islam, akan menanamkan akidah Islam pada anaknya sejak kecil. Orang tua juga akan mengenalkan ajaran Islam sedari dini. Orang tua yang paham Islam jelas akan memantau pergaulan anaknya. Orang tua akan memberi pemahaman atas batasan pergaulan antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahram serta sanksi Islam yang diberikan jika melakukan pelanggaran. Sesibuk apapun, orang tua harus meluangkan waktu untuk mendidik dan membimbing anaknya agar tetap berada di jalan yang Allah ridhoi. Karena kelak, orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah berupa anak yang telah Allah titipkan. Hal ini ditunjang dengan pemenuhan kebutuhan dasar oleh negara agar orang tua dapat fokus dalam mencetak generasi yang gemilang.

Dalam Islam, pergaulan antara laki-laki dan perempuan dibatasi, tidak boleh ada berdua-duaan atau khalwat. Juga, tidak boleh ada ikhtilat, aurat yang terbuka, dan zina. Laki-laki dan perempuan diperintahkan untuk menundukkan pandangan. Perempuan wajib menutup aurat secara syar'i dan dilarang memperlihatkan kecantikan/ tabarruj.

Dalam Islam, masyarakat berperan sebagai pengontrol sosial. Jika ada kemaksiatan di sekitarnya, masyarakat tidak akan tinggal diam. Masyarakat akan menegur, menasihati, dan melakukan tindakan lainnya jika diperlukan. Amar makruf nahi mungkar akan berjalan dalam masyarakat Islam.

Negara pun memegang peranan penting dalam menjaga generasi. Dalam Islam, negara hanya akan menayangkan tontonan yang mendidik, yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menumbuhkan kepribadian Islam, serta menumbuhkan semangat membela agama. Tayangan yang sekiranya dapat merusak generasi, tidak akan diperbolehkan untuk tampil.

Negara pun akan memberikan pendidikan yang berasaskan Islam agar generasi memiliki akidah Islam dan kepribadian Islam, serta menjadi generasi penerus yang tangguh yang siap berjuang membela agamanya. Pendidikan pun ditunjang dengan fasilitas yang memadai agar peserta didik disibukkan dengan meningkatkan kualitas diri, bukan malah dimabuk asmara hingga lupa diri.

Negara juga akan memberikan sanksi yang tegas dan membuat jera pada pelaku kemaksiatan. Kasus perzinaan akan dihukumi sesuai dengan syariat Islam, dicambuk atau rajam. Dengan begitu, orang lain akan berpikir ulang jika ingin melakukan tindakan serupa.

Dalam Islam, negara akan menjamin kebutuhan pokok rakyatnya. Negara juga akan menyediakan lapangan kerja terbaik untuk para lelaki dalam memenuhi tanggung jawab nafkahnya. Hal ini membuat orang tua tidak harus banting tulang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Terutama ibu, ibu akan fokus dalam mendidik anaknya di rumah tanpa harus terbebani pikiran kebutuhan hidup yang belum tercukupi.

Kehidupan yang tenang dan terjaga dari kemaksiatan, hanya bisa dirasakan jika Islam diterapkan secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh negara. Pengaturan Islam atas tata pergaulan dan menjadikan akidah Islam sebagai asas kehidupan mampu mencegah terjadinya seks bebas dan penelantaran anak. Wallahu alam bish-shawab[Irw]

Posting Komentar

0 Komentar