Subscribe Us

PEMUDA, HARAPAN ATAU BEBAN MASA DEPAN?

Oleh: Fathin Kusumardani, S. Pd.
(Kontributor Vivisualiterasi Media)

Vivisualiterasi.com-Pemuda merupakan aset terpenting dalam agama, bangsa, dan negara. Karena ia bukan hanya sekadar harapan regenerasi, akan tetapi bibit-bibit yang akan meneruskan sebuah peradaban baru yang lebih maju. 

Jika kita lihat pada kenyataannya, pemuda saat ini mulai kehilangan arah dan bebas berkelana tanpa adanya aturan yang mengikat. Padahal pemuda merupakan Agent of Change. Seperti ungkapan Bung Karno, "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia".  Ungkapan tersebut memiliki pesan mendalam, betapa pentingnya peran pemuda bagi perubahan bangsa. Karena usia muda merupakan fase pertumbuhan ketahanan mental dan fisik manusia.

Pernyataan Bung Karno di atas patut kita renungkan sebagai bahan evaluasi diri perbandingan kondisi pemuda saat ini. Kondisi sangat memprihatinkan karena bukan prestasi yang ditoreh, tetapi justru catatan hitam kriminalitas yang dihasilkan. Seperti narkoba, pergaulan bebas, tawuran, dan yang lainnya.

Dikutip dari beritabekasi.co.id, tiga pelajar diamankan warga dan polisi karena diduga hendak tawuran di Jalan Raya Pilar Sukatani. Tepatnya di Kampung Blokang (Warung Koting) Desa Karang sentosa, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi pada Jum'at (27/1) siang. Dari tangan ketiga remaja tersebut diamankan tiga senjata tajam berupa celurit.

Tawuran antarkelompok pemuda pecah di Jalan Raya Teuku Umar samping Kios Pakan Burung, Kampung Utan, RT 003/025, Kelurahan Wanasari, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (22/1) dini hari. Satu orang pemuda berinisial DA (17), meregang nyawa usai dibacok menggunakan celurit dalam insiden tersebut. (medcom.id, 23/1/2023)

Para pemuda yang seharusnya menunjukkan sikap perilaku baik, justru bertingkah laku buruk. Akibatnya sering terjadi pertikaian, keributan, keonaran, dan pelanggaran fatal lainnya. Penyebab dari problematika yang dialami pemuda saat ini yaitu jauhnya mereka dari Islam.

Peran pemuda yang diharapkan dapat mengubah citra bangsa, tetapi malah sebaliknya. Prinsipnya mudah berubah sehingga dengan mudah Barat mengubah cara pandang pemuda muslim ke arah kebebasan. Kebanyakan pemuda yang tak tentu arah tersebut merupakan pemuda muslim. Maka, Barat berpikir keras bagaimana caranya agar pemuda muslim keluar dari jalur yang seharusnya. Yakni dengan cara memisahkan mereka dari agama. Akibatnya, banyak yang terjerumus pada lubang kemaksiatan. 

Untuk mengatasi berbagai kerusakan pada pemuda diperlukan beberapa usaha kita. Pertama,  meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Melakukan semua aktivitas yang diperintahkan oleh Allah Swt. 

Kedua, menghindari salah pergaulan. Harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku kita. Karena kepribadian manusia akan terpengaruhi dari pergaulan itu sendiri.

Ketiga, peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang. Terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Karena ibu sebagai tempat awal mula anak belajar.

Keempat, sibukkan diri dalam hal yang bermanfaat. Misalnya menuntut Ilmu dan berkumpul dengan orang-orang shalih.  

Dalam Islam, posisi pemuda sangat penting karena memiliki peran besar dalam peradaban. Dan memiliki peran dalam membela kebenaran dan memajukan bangsa dan negara. Bahkan diabadikan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Kahfi [18]: 13). Disebutkan sebagai sosok yang memiliki mental tangguh berani melawan kebatilan, seperti Ashabul Kahfi yang dikisahkan menolak ajakan Raja Dikyanus untuk menyembah berhala. 

Rasulullah saw. bersabda, "Tak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara. Yaitu tentang umurnya, dihabiskan untuk apa; tentang masa mudanya, dipergunakan untuk apa; tentang hartanya, darimana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya, apakah sudah diamalkan". (HR. At-Tirmidzi)

Dari hadis tersebut, Allah memberikan peringatan kepada manusia khususnya pemuda. Bukankah Allah itu sudah memberikan kenikmatan kepada hambanya dengan fisik yang lengkap dan sempurna. Seperti mata yang bisa melihat, kaki yang mampu berjalan ke mana saja, telinga yang dapat mendengar, dan masih banyak kenikmatan yang lainnya. Allah juga memberikan kepada manusia berupa akal untuk berfikir. Diberikan kemudahan untuk melakukan segala aktivitas dan memilih aktivitas yang dilakukan baik atau buruk?

Lantas, apa yang akan kita jawab ketika Allah bertanya kepada kita, "Kau gunakan untuk apa masa mudamu?"

Padahal, potensi pemuda itu banyak sekali. Pemikiran masih jernih, fisik yang masih kuat, penuh semangat, dan berjiwa pemimpin pula. Karena masih muda, seharusnya bisa menggali potensi tersebut dengan membawa perubahan pada umat.

Para sahabat ketika masa perjuangan dakwah Rasulullah juga didominasi oleh para pemuda. Sebaliknya, para penentang ajaran Nabi Muhammad saw. justru didominasi kalangan tua suku Quraisy.

Secara historis, keberadaan pemuda yang berprestasi adalah nyata. Mereka adalah pahlawan sejati yang mengalahkan musuh, menyebarkan Islam ke segala penjuru, menghasilkan karya yang bermanfaat bagi umat selanjutnya, dan yang lainnya.

Dengan melihat dua fakta sejarah ini, benang merah yang ditemukan adalah adanya perbedaan kualitas akidah Islam yang diemban para pemuda. Islam dulu diemban sebagai ideologi, sedangkan makin bertambahnya perjalanan zaman, Islam hanya diemban sebagai agama penyejuk hati atau hanya sekadar aturan ibadah saja. Maka sebagai pemuda muslim, saatnya keluar dari zona nyaman. Berkonstribusi dalam mengambil peran di tengah umat serta turut berjuang. Apapun permasalahannya, solusinya hanya dengan Islam. Karena Islam adalah Rahmatan lil 'alamin. Wallahua'lam bish-shawab. [AR]

Posting Komentar

0 Komentar