Subscribe Us

GENERASI TANPA VISI, BUAH DARI SEKULARISASI

Oleh Ummu Azmi
(Aktivis Dakwah) 

Vivisualiterasi.com-Pemuda adalah generasi penerus untuk peradaban Islam. Mereka memiliki peran yang penting dalam agama serta memiliki fisik dan mental yang kuat untuk kemajuan Islam. Mereka diharapkan memiliki fondasi yang kokoh agar tak mudah goyah. Mereka adalah aset penting dalam kemuliaan Islam. Pemuda muslim senantiasa menempatkan dirinya dalam aturan dan berperilaku sesuai dengan perintah Allah Swt. Mereka tahu tujuan hidup di dunia ini adalah untuk beribadah.

Namun miris ketika melihat perilaku generasi saat ini yang minim visi, terlalu sibuk mengejar eksistensi dan harga diri. Lalu, jadilah generasi yang mengikuti kemana angin bertiup. Mereka abai terhadap bahaya yang mengancam hidup dan lalai pada iman yang mungkin mulai meredup. Kenyataan akan kurangnya pemahaman tentang arti kehidupan dan tujuan hidup, terlihat dari hal negatif yang dilakukan oleh generasi muda sekarang ini. Seperti yang baru-baru ini terjadi, yaitu penghadangan secara paksa sebuah truk oleh remaja dan tawuran yang dilakukan remaja di beberapa daerah. Salah satu kasus penghadangan tersebut mengakibatkan kematian. Dikutip dari laman republika.co.id (15/01/2023), seorang remaja berinisial M tewas usai menghentikan paksa satu unit truk yang tengah melaju dari Exit Tol Gunung Putri, Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Lalu, ada kasus tawuran yang terjadi di beberapa daerah. Salah satunya di Palembang. Dikutip dari sumeks.disway.id (18/01/2023). Aksi tawuran berdarah di kota Palembang makin masif, sempat mereda selama pandemi. Namun kini mulai marak lagi. Terakhir, kasus tawuran di Palembang, Minggu (15/01), satu orang dikabarkan tewas.

Tawuran yang dilakukan oleh remaja seakan tidak ada habisnya dan tak pula membuat mereka jera. Meskipun telah banyak memakan korban luka maupun nyawa. Begitulah potret buram generasi tanpa visi yang nampak hanya betapa bobroknya generasi hari ini. Maka penting bagi generasi muda saat ini untuk mengkaji dan memperdalam ilmu agama. Karena hal tersebut menjadi sesuatu yang krusial untuk dilakukan mengingat pemuda terlihat seakan hidupnya tak berarti. Jiwa yang mungkin lemah akan agama menjadi salah satu penyebab terjadinya hal tersebut di atas. Mungkin saja kurangnya perhatian dari kedua orang tua yang sibuk memenuhi kebutuhan hidup, membuat mereka kian leluasa mengekspresikan diri tanpa batas.

Memang, di masa sekarang ini masyarakat seperti dituntut mengurus kebutuhan hidupnya sendiri. Jika kepala rumah tangga tak dapat mencukupi perekonomian keluarga, maka tak ayal seorang ibu (istrinya) yang membantu mencukupi kebutuhan hidup. Dampak dari hal tersebut, tak sedikit anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian kedua orang tuanya. Khususnya bagi para remaja yang usianya sedang membutuhkan perhatian lebih. Karena kesibukan itu, menjadi kurang tersalurkan rasa cinta pada anak-anaknya. Situasi seperti ini dapat menjadikan anak-anak kurang memiliki rasa simpati dan empati. 

Kondisi ekonomi yang membuat orang tua harus bekerja keras bersama untuk memenuhi hajat hidup. Ini menjadi serius tatkala kondisi demikian terus berlanjut, membutuhkan peran khusus untuk menyeimbangkan kondisi ekonomi agar yang kaya tidak semena-mena dan yang berekonomi lemah tidak makin susah.

Selain itu, sekularisme yang ada membuat generasi muda jauh dari agama. Adanya pemisahan antara agama dan kehidupan, menjadikan perilaku pemuda saat ini banyak yang tidak sesuai dengan aturan Islam. Mereka tidak mempertimbangkan perbuatan mana yang baik dan buruk, halal haram, serta apakah Allah rida pada perilaku tersebut. Mereka yang melakukan penghentian paksa kendaraan dan melakukan tawuran, tak menghadirkan ruh atau keterikatan hubungannya dengan Allah. Hal tersebut membuat hidup mereka sia-sia jika tidak segera berubah. 

Mereka mungkin berpikir bahwa urusan agama hanya pada kegiatan salat, mengaji, dan puasa saja. Di luar itu, mereka seakan bebas melakukan apa saja. Padahal, aturan Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Seorang muslim diperintahkan untuk berIslam secara kafah atau menyeluruh, termasuk para remaja atau generasi muda. Di usia yang sudah baligh, mereka sudah dibebani hukum Islam. Dosa dan pahala dari apa yang diperbuat sudah menjadi milik sendiri. Dengan mempelajari Islam lebih dalam, selain mendapatkan pahala, juga bisa mengarahkan pada tujuan atau visi hidup. Sehingga pemuda menjadi generasi penerus yang memiliki pemikiran dan kepribadian Islam serta tak melakukan hal yang sia-sia dan bahkan mempertaruhkan nyawa.

Selain adanya perbaikan diri, pemuda dan orang tua, dan pengaruh lingkungan pun menyumbang peran penting demi tercapainya generasi terbaik. Ada saja pemuda yang justru lebih cocok dan dekat dengan teman mainnya. Maka dari itu, diperlukan menyiapkan lingkungan yang baik untuk masa depan generasi cemerlang. Hal ini dimaksudkan agar para generasi muda penerus bangsa tak terbawa arus kekinian yang tidak bermanfaat serta memiliki visi hidup yang jelas dan terukur. 

Peran negara juga begitu penting mengingat negara merupakan institusi yang diamanahkan untuk melindungi rakyat, termasuk generasi dari kerusakan mental dan arah hidup. Diharapkan institusi ini membimbing dan mengarahkan generasi agar siap menerima estafet kepemimpinan di masa mendatang. Serta menyediakan lapangan kerja yang layak dan cukup bagi para kepala rumah tangga agar para ibu bisa fokus mendidik anak tanpa dibebani harus mencari tambahan pemasukan demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Sejatinya, masyarakat perlu memahami bahwa aturan Islam dibuat untuk kebahagiaan dan keselamatan baik di dunia dan akhirat. Oleh karenanya, aturan Islam perlu diterapkan di tengah masyarakat. Sehingga kehidupan di masyarakat bisa berjalan sesuai dengan tuntunan yang diberikan oleh Sang Pencipta. Dengan Islam kafah, insya Allah hidup menjadi berkah. Wallahua'lam. [AR]

Posting Komentar

0 Komentar