Subscribe Us

PLURALISME SESAT DAN MENYESATKAN


Oleh:Ross A.R
(Aktivis Dakwah Medan Johor)

Vivisualiterasi.com-Paham pluralisme terus saja digaungkan. Padahal menganggap semua agama sama adalah kesesatan. Sejatinya, paham pluralisme sangatlah berbahaya bagi umat Islam. Pluralisme berarti tiap pemeluk agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak agama lain, tetapi juga terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan untuk tercapainya kerukunan dalam kebhinekaan. Pluralisme agama juga menyatakan semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Silaturahmi Toleransi Kebangsaan yang digelar di Tugu Pahlawan adalah wujud keindahan pluralisme di Kota Surabaya. Eri Cahyadi mengatakan bahwa dari dulu hingga hari ini, Surabaya dikenal sebagai kota toleransi yang menjunjung tinggi harkat-martabat manusia. Eri meminta masyarakat di Kota Pahlawan untuk terus mengumandangkan bahwa Surabaya adalah kota terbuka bagi seluruh golongan dan menjaga toleransi. (Kompas.com, 28/10/2022)

Menjelang perayaan Natal dan Tahun baru, pemerintah Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan pemasangan berbagai ornamen dan hiasan bernuansa Natal. Pemasangan tersebut dilakukan di jantung Kota Surabaya, seperti Monumen Bambu Runcing, Plaza tengah Alun-Alun, halaman luar dan dalam, serta teras kanopi Balai Kota Surabaya. (Tempo.com, 8/12/2022)

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pun beranggapan hal ini sebagai bentuk toleransi beragama. Terlebih kota Surabaya memang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama. "Saya ingin tunjukkan bahwa bukan suku Jawa saja, ada NTT, Maluku, Minang dan lain-lain. Serta, agama berbeda-beda tinggal di Surabaya. Peringatan Natal ya ornamen Natal, waktu (perayaan agama) Budha kita ubah, nanti waktu Hindu juga. Wayahe (waktunya) Islam gaeno (dibuatkan) ketupat, kan indah. Hidup kita ini beragam, jadi saling melengkapi, ini yang ingin saya bentuk dan saya yakin ini bisa.” (Wartadigital.id.com, 17/12/2022)

Tak hanya itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro turut menambahkan bahwa Surabaya merupakan kota pluralisme dan paham atas keberagaman. "Baru tahun ini, bapak Wali Kota Eri ingin Surabaya menjadi Pluralisme dan harus difasilitasi. Jadi momennya bulan Desember, kita pasang tema Natal," kata Hebi, dilansir di Selalu.id.com, 17/12/2022.

Pluralisme semakin masif digaungkan. Seolah tidak ada masalah dan tidak berbahaya bagi umat. Pluralisme sebagai paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama; kebenaran setiap agama adalah relatif; setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar, sedangkan agama yang lain salah.

Dalam pluralisme, tidak boleh ada klaim kebenaran bahwa hanya agamanya yang paling benar dan yang lain salah. Jelas paham pluralisme bertentangan dengan Islam dan sangat berbahaya. Pluralisme berarti menyamakan semua posisi Tuhan. Tidak ada perbedaan antara Tuhan yang disembah dalam Islam dan Tuhan yang disembah pada agama lain. Kalau seperti ini, maka di mana letak jaminan keimanan seseorang? Relakah kita menganggap Tuhan sebagai satu-satunya Al-Khaliq justru mendapat tandingan yang sama dari agama lain? Bukankah Tuhan yang kita yakini hanya satu?

Allah Subhanahu wa Ta'ala yang kita sembah pada faktanya tidak beranak dan tidak diperanakkan. Sedangkan konsep Tuhan yang diyakini agama Nasrani atau Yahudi menganggap Tuhan memiliki anak. Demikian pula agama Budha, menurut keyakinan mereka Tuhan itu pernah menitis sebagai manusia dan agama Hindu, Tuhan yang mereka sebut Sang Hyang Widi justru digambarkan dalam wujud manusia. 

Realitas di atas menunjukkan bahwa Tuhan yang diyakini dalam agama kita berbeda dengan Tuhan yang diyakini agama lain. Allah Subhanahu wa Ta'ala yang disembah umat Islam berbeda dari makhluknya. Jadi, paham pluralisme yang selalu digaungkan sangatlah menyesatkan.

Pluralisme makin nyata merusak pemikiran dan akidah. Negara yang terlanjur menganut ideologi Kapitalisme-sekuler hanya bisa mengikut arus konsep kebebasan. Bebas beragama, bebas berekspresi, bebas melindungi bahkan ikut merayakan agama lain. Pada akhirnya lahirlah konsep pluralisme. Konsep yang membiarkan umat bebas kebablasan.

Dalam pandangan Islam, tentu paham ini sangatlah berbahaya, sesat dan menyesatkan bagi umat Islam. Maka hal ini haram untuk dianut oleh umat Islam karena paham tersebut bertentangan dengan akidah. Sementara Islam mengajarkan bahwa agama yang diridhai di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala hanyalah Islam, dan umat dilarang mencari agama selain Islam.

Fenomena ini merupakan gambaran rapuhnya pilar ketakwaan individu, abainya masyarakat dalam melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, dan yang menjadi sebab paling utama adalah dukungan sistem kehidupan demokrasi yang rusak dan senantiasa memunculkan kerusakan. Sebagaimana diketahui bahwa demokrasi dibangun atas 4 pilar. Salah satunya adalah pilar kebebasan individu dalam berakidah.

Sungguh, sangat jauh berbeda dengan sistem Islam. Di mana negara sebagai sistem kehidupan yang berperan utama dalam riayah syu'unil ummah, memiliki tanggung jawab dalam mengatur seluruh urusan umat, termasuk mengatur dan melindungi akidah umat. Sistem islam senantiasa melakukan penjagaan akidah umat, antara lain dengan penanaman akidah Islam menjadi hal yang pertama dan utama dalam kurikulum pendidikan Islam, sistem Islam menutup celah masuknya ide pluralisme.

Sekalipun sistem Islam melindungi kebebasan rakyat yang non muslim untuk menjalankan agamanya masing-masing, namun sistem Islam membuat aturan, bahwa semuanya hanya boleh dilakukan di lingkungan dan komunitas mereka sendiri. Sehingga kaum muslimin akan terjaga dari tayangan-tayangan terkait kegiatan agama umat lain, yang sedikit banyak pasti akan memprovokasi keimanan.

Dalam sistem Islam, ada sanksi yang tegas bagi para pelaku kemurtadan. Jika ada indikasi seorang muslim mulai mengarah atau bahkan sudah murtad, maka negara akan menggali latar belakang penyebabnya, kemudian mengedukasinya, bahwa hanya Islam agama yang haq. Jika dengan upaya edukasi tidak berhasil, maka negara pun akan menetapkan sanksi Islam untuk orang murtad, yaitu dibunuh. Harapannya, dengan sanksi tegas seperti ini akan mencegah orang lain melakukan hal serupa.

Demikianlah, Islam menjadikan penjagaan akidah umat, bukan semata tanggung jawab pilar individu, tetapi butuh pilar masyarakat yang akan senantiasa melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Dan terlebih lagi butuh pilar Negara, yang paling berperan secara efektif dalam upaya preventif dan kuratif dalam penjagaan akidah umat. Wallahu a'lam bish-shawab.[AR]

Posting Komentar

0 Komentar