Subscribe Us

IMING-IMING BAYAR NANTI, TUMPUKAN UTANG MENJERAT GENERASI

Oleh Annisa Sukma Dwi Fitria
(Aktivis Dakwah)

Vivisualiterasi.com-Era modern saat ini menyediakan berbagai kemudahan untuk generasi di zamannya. Sealah satunya, 'Buy Now Pay Later' atau beli sekarang bayar nanti. BNPL merupakan e–commerce berbentuk shopee paylater, gopay atau traveloka paylater yang menawarkan keadaan jika seseorang ingin membeli barang namun tidak memiliki uang maka pembayaran bisa dilakukan belakangan. Persyaratan mudah hanya dengan menyuguhkan identitas foto KTP dan persetujuan pengguna. Paylater berhasil booming ke seluruh dunia pada 2016 dan berkembang pesat di Indonesia pada 2020 dengan mayoritas penggunanya adalah pemuda usia 17-35 tahun (tintahijau.com, 11/12/2022).

PT. Pefindo Bio Kredit (IdScore) mengungkap bahwa pengguna terbanyak paylater di Indonesia adalah perempuan. SVP Head of Research and Development Pefindo Kredit, Lucky Hervina menyatakan 67,2 % perempuan dan 32,8 % laki-laki. Pengguna aktif paylater merupakan pemuda usia 19 tahun yang belum memiliki penghasilan.(cnnindonesia.com, 29/9/2022)

Penggunaan paylater yaitu untuk membeli barang-barang sekunder seperti gawai, laptop, fashion, kosmetik, hingga koleksi merchandise anime atau K-Pop. Adapun beragam alasan untuk menggunakan paylater sebagai solusi karena ingin meringankan beban orang tua dan gaya hidup yang hedonis. Hal tersebut berdampak ekstrem bagi para pemuda yang akhirnya malah terlilit utang mencapai jutaan. Ujung menyusahkan orang tua sebab kebanyakan dari mereka adalah usia yang belum berpenghasilan. (bbc.com, 29/12/2022)

Awal gejalanya memang coba-coba dan merasa mampu membayar lantaran mengandalkan jatah bulanan orang tua, namun karena tidak cermat dan boros menyebabkan bunga membludak sehingga menimbulkan tumpukan utang. (digitaldonat.republika.co.id, 15/11/2022)

Obat Tidur dari Kapitalisme

Sadar atau tidak sadar, pemuda masih menjadi hidangan lezat di atas meja bundar antek-antek kapitalis yang senantiasa menghadirkan westernisasi guna melumpuhkan potensi para pemuda ke dalam genggamannya. Jiwa pemuda yang ambisius, inovatif, kreatif, dan kritis adalah sasaran empuk dari berbagai paham yang di bawa oleh barat untuk dijadikan senjata penghancur generasi. Westernisasi merupakan salah satu jalan pelebur potensi pemuda berupa suatu tindakan seseorang, dimulai meninggalkan budaya lama dan menggantinya dengan aktivitas kebarat-baratan seperti gaya hidup bangsa Eropa atau Amerika Serikat. Budaya tersebut masuk ke benak para pemuda melalui food, fun, fashion sehingga muncul gaya hidup hedonisme.
Pengertian hedonisme diambil dari bahasa yunani “hedone” yang artinya kesenangan, sedangkan jika dijabarkan secara istilah hedonisme merupakan gaya hidup berlebihan yang berfokus pada kesenangan dan kepuasan tanpa batas. Maka melalui food yakni makanan produk barat seperti pizza dan burger, fun atau kesenangan duniawi berupa film, game dan musik, serta fashion merupakan gaya berpakaian yang sedang menjadi trend di kalangan anak-anak millenial. Kapitalisme menyediakan wadah yang mendorong para pemuda untuk rela dan ikhlas berutang kesana kemari guna mengejar dan memenuhi kebahagiaan duniawinya. Mereka boros membeli barang tidak penting, tak cermat memilih prioritas kebutuhan hidup, dan cenderung mengagung-agungkan junk food ala barat hanya untuk memuaskan nafsu semata. 
Lagi-lagi kapitalisme berhasil menanamkan bibit pahamnya ke dalam pemikiran umat. Pemikiran difokuskan umat untuk mengejar kesenangan dan kebahagiaan fana yang akan diraih dengan cara apa pun termasuk jika harus terjerat riba dalam berutang. Kapitalisme menganggap kebahagiaan dan kesenangan duniawi merupakan pencapaian terbesar dalam hidup yang harus diperjuangkan. Acuh terhadap prosesnya dan halal haram tak menjadi masalah. 

Itulah potret kecil kerusakan yang ditimbulkan oleh sistem kufur kapitalisme saat ini. Kapitalisme menyediakan wadah yang salah bagi para pemuda. Wadah berupa kubangan lumpur hitam pekat bukanlah wadah yang tepat untuk generasi emas penerus bangsa.  

Ganti Wadah, Islam jadi Tujuan

Allah berfirman yang artinya, "Dan tolong-menolong lah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah: 2)

Allah memperbolehkan pinjam meminjam dengan syarat barang yang dipinjam adalah barang yang bermanfaat dan tidak menimbulkan kemudharatan baginya. Adapun dalam surah lain Allah berfirman yang artinya

"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”_ (QS. Al-Baqarah: 275). Allah juga memperbolehkan jual beli dan mengharamkan riba (bunga) walaupun hanya senilai 0,001% apapun keadaannya. 
Adapun Islam mengatur dengan sempurna bagaimana seorang muslim memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu dengan cara tidak berlebihan, Allah berfirman, 

"Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan (hartanya), maka ia tidak tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah (pembelanjaan itu) di antara kedua itulah yang baik." (QS. Al Furqan: 67).

Sebagai seorang muslim yang takwa kepada Sang Pengatur kehidupan, kita memiliki tugas untuk menaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan samii’na wa atho’na (kami dengar dan kami patuh) terhadap syariat. 

Dalam daulah Islam, negara wajib memahamkan kepada umat bahwa fokus utama kehidupan seorang muslim bukanlah dunia tetapi akhirat. Pencapaian terbesar seorang muslim bukanlah kesenangan atau kebahagiaan duniawi, melainkan rida dan surganya Allah melalui pendidikan Islam yang hanya tersedia dalam sistem Islam. [Ng]

Posting Komentar

0 Komentar