Subscribe Us

BENCANA CIANJUR dan MUHASABAH AKHIR TAHUN

Oleh Ummu el Zayn

Vivisualiterasi.com-Tahun 2022 merupakan tahun yang berat bagi saudara-saudara kita di Cianjur. Siapa sangka berbagai bencana, mulai dari banjir, longsor, hingga gempa bumi meluluhlantakkan Cianjur dan sekitarnya. Akibatnya ratusan orang meninggal dunia, puluhan ribu rumah rusak, dan 114 ribu orang mengungsi. Gempa berkekuatan 5,6 magnitudo membuat wilayah Utara Cianjur porak-poranda termasuk Kota Santri alami duka yang mendalam. Sedihnya, hingga saat ini sebagian besar warga terutama di Kecamatan Cugenang dan Cianjur yang menjadi daerah paling terdampak masih bertahan di pengungsian.

Bencana ini patut menjadi renungan untuk makhluk penghuni bumi yakni manusia. Bagaimana tidak? Para korban hidupnya terkatung-katung akibat lambannya mengurusi persoalan utama, yakni rumah tinggal. Seyogianya pemangku kebijakan fokus terhadap mitigasi agar mampu mengatasi bencana-bencana susulan yang mungkin saja akan kembali melanda. Apalagi Cianjur secara geografis memang akan mudah terkena bencana alam. Harapan saudara kita di sana tentu menginginkan pemerintah agar memperhitungkan kemungkinan tingkat kawasan terparah, korban, darurat bantuan logistik, serta layanan lain yang maksimal dan memadai.

Sungguh patut menjadi muhasabah agar penguasa selalu siaga mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencegah bencana berulang agar masyarakat lebih minim risiko terkena bencana. Penguasa bersama SDM yang ada bekerja sama menerapkan aturan dan kebijakan yang tidak merusak lingkungan, lebih siap siaga satu di tempat-tempat yang rawan bencana dengan memberikan kebijakan yang lebih khusus, melayakkan pembangunan infrastruktur berbasis kelestarian dan ketahanan lingkungan, atau mencegah datangnya murka Allah, dengan menutup pintu-pintu kemaksiatan yang mampu mengundang azab Allah Swt..

Selain fenomena alam, sesungguhnya bencana yang terjadi bisa saja karena ulah manusia. Misalnya, sengaja membuat hutan gundul, menebang pohon secara liar, alih fungsi lahan, dan lain sebagainya. Atau lebih parahnya adalah meninggikan ayat-ayat konstitusi di atas ayat suci (Al-Qur’an).

Allah Swt. berfirman,

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (TQS. Asy-Syura [42]: 30)

Bencana yang terjadi di Cianjur ini sejatinya hanyalah sebagian kecil dari proses maha dahsyat yang akan memorak-porandakan bumi dan segala isinya, bahkan seluruh tata surya dan alam semesta bila waktu itu telah tiba akan hancur bak kapas yang beterbangan. Oleh karena itu kita harus sadar bahwasanya ini adalah peringatan dari Allah Swt. agar manusia kembali mengingat-Nya, mengagungkan syariat-Nya, meninggikan kalimat-Nya dan tidak melakukan pelanggaran atas aturan-Nya.

Allah Swt. berfirman,

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS Al-A’raf: 96)

Saatnya melakukan penghambaan total hanya pada Allah semata. Sungguh kita begitu merindukan kesejahteraan dan ketenteraman hidup dalam menjalani aktivitas kita. Sungguh kita merindukan sosok pemimpin yang menjadikan kepentingan umat menjadi prioritas periayahannya. Rasulullah saw. bersabda,

“Tidaklah seseorang yang diberi amanah mengurusi rakyatnya, lalu tidak menjalankannya dengan penuh loyalitas, melainkan dia tidak mencium bau surga.” (HR Bukhari)

Saatnya kita membangun kepercayaan pada umat untuk bersama-sama mewujudkan apa yang kita rindukan selama ini. Umat merindukan sosok penguasa yang sigap mengurus dan bertanggung jawab atas hidup mereka sebagaimana para khalifah sangat bertanggung jawab dan peduli atas kehidupan rakyatnya tatkala hidup di bawah naungan peradaban Islam. Wallaahu a’lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

0 Komentar