Kapitalisme adalah persaingan bebas ekonomi, orang yang memiliki modal inilah yang bisa 'survive'. Lalu bagaimana rakyat biasa yang tidak memiliki backingan modal dan jabatan? Tentu saja mereka harus merangkak mengikuti laju kereta para kapitalis. Kita selalu didorong untuk mengejar keberhasilan (mewah) sebagai tolok ukurnya.
Maka, kata 'sederhana' tak mungkin ada dalam sistem kapitalis. Sehingga sampai kapanpun, ketika kapitalisme ada maka kita hanya akan menemukan kemewahan sebagai poros hidup. Kecuali jika kapitalisme tidak dipakai lagi dan menggantinya dengan sistem Islam. Kesederhanaan adalah gaya hidup para petinggi negeri, sebab itulah kemewahan yang sebenarnya. (Aubi Atmarini Aiza/ Novelis)
0 Komentar