Subscribe Us

KAPITALISME MERUSAK GENERASI

Oleh: Edah Purnawati
(Kontributor Vivisualiterasi Media)

Vivisualiterasi.com- Dunia pertuiteran dihebohkan oleh surat dari bocah SD. Ada seorang kakak yang curhat bahwa adiknya kelas 6 SD mendapatkan surat pernyataan cinta bernada pelecehan seksual dari teman laki-lakinya. Dan ternyata isi suratnya memang mengerikan, isinya vulgar tentang organ vital dan mengajak ke perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan, dikutip dari mediablora.com.

Parahnya lagi, si laki-laki tadi sudah berkali-kali nembak adiknya, walaupun sudah ditolak tapi tetap dilakuin. Miris ketika melihat generasi muda yang semakin rusak. Usia segitu yang seharusnya fase memperkuat aqidah dan juga sibuk menggali potensi diri, justru sudah melakukan perilaku yang berbau pelecehan. Akan seperti apa bila generasi muda hari ini seperti itu semua?

Perilaku seseorang itu selalu berkaitan dengan pemahamannya. Apabila asupan sehari-hari adalah hal-hal yang merusak dan tidak punya filter yang benar, maka perilakunya akan rusak juga. Begitupun sebaliknya, bila dia dididik dengan mindset yang benar maka perilakunya akan benar juga. 

Nah, kita bisa menebak apa yang biasa dikonsumsi oleh anak laki-laki yang mengirim surat mesum tadi. Dalam usia segitu dia berarti sudah sering melihat atau menonton hal-hal berbau mesum atau porno.

Kalau kita perhatikan media hari ini sudah begitu parah. Film, drama webtoon, YouTube semuanya dipenuhi hal-hal yang serba bebas bahkan cenderung merusak. 

Kalau saja anak kecil dibiarkan berselancar internet tanpa pengawasan, maka demikianlah yang terjadi. Anak yang tidak kuat pemahaman agamanya akan mudah meniru dan menjadikan tontonan sebagai tuntunan. Inilah ngerinya bila media dikuasai oleh sistem kapitalisme. Sebab sistem tersebut pasti akan menularkan mindset mindsetnya yang merusak. 

Dalam sistem kapitalisme, hidup ditujukan untuk meraih kepuasan jasadiyah sebesar-besarnya sehingga pergaulan bebas maupun konten-konten yang berbau porno akan terus diproduksi. Karena memang dianggap memuaskan secara jasadiyah. Sistem ini sama sekali tidak memikirkan daya rusak konten tersebut bagi generasi muda. 

Padahal orang yang terbiasa mengonsumsi konten porno akan mudah bangkit nafsunya, sehingga ia ingin memuaskan dengan segera. Makanya bisa kita lihat sendiri betapa banyak kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, zina, aborsi dan yang sejenisnya. Apalagi sistem kapitalisme juga menyisihkan peran agama dari kehidupan. 

Agama hanya diingat ketika shalat saja sementara ketika berperilaku sehari-hari tidak dipakai. Akibatnya banyak orang yang berperilaku bebas tanpa batasan agama. Pacaran dianggap wajar, zina tak dianggap aib, nonton porno dianggap biasa, makanya perilaku generasi hari ini juga jadi liar karena mereka tidak pernah memahami bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap. 

Padahal seorang muslim hidup bukanlah untuk bersenang-senang semata. Tapi untuk mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan yang lebih Abadi kelak. Sehingga seorang muslim harusnya sangatlah berhati-hati dalam bersikap. 

Dia tidak akan bersikap hanya karena ingin tapi selalu menyesuaikan aktivitasnya dengan hukum syariat. Ketika syariat melarang walaupun dia mengingkan nya, dia akan rela meninggalkannya. Bila syariat memerintahkan meski dia malas, dia akan tetap menaatinya karena dia paham setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan. 

Di akhirat kelak begitulah seharusnya seorang muslim. Dia akan selalu berusaha agar Allah Subhanahu Wa Ta'ala ridho dalam setiap aktivitasnya. Namun, sayang mindset yang demikian banyak tidak dipahami oleh generasi muslim saat ini. 

Individunya tidak paham jati diri sebagai hamba sehingga ketika menjadi orang tua dia akan mendidik anaknya tidak berdasarkan dengan Islam. Dia akan membiarkan anaknya bermain HP dengan bebas tanpa diberi pemahaman mana yang benar dan mana yang salah. 

Akibatnya anak tumbuh dengan mindset yang rusak, demikian seterusnya terjadi pada anak generasi mendatang. Oleh karenanya, bila kita ingin menyelamatkan generasi maka butuh adanya infeksi negara yang mampu melindungi generasi dari segala mindset yang merusak ini. 

Dulu pernah ada peradaban yang mampu mewujudkan generasi yang beriman dan bertakwa secara massal selama kurang lebih 13 abad. Institusi tersebut adalah negara yang menerapkan Islam secara kaffah yakni Daulah Islam. Negara ini mampu melaksanakan individu dan masyarakat agar bersikap benar sesuai dengan syariat Islam. 

Dengan diterapkannya sistem Islam, Insya Allah individunya terbentuk menjadi individu yang bertaqwa yang selalu menjadikan Islam sebagai standar dalam berperilaku. Mereka akan takut untuk bermaksiat meskipun dalam keadaan sendirian. Sekalipun masyarakatnya juga masyarakat yang Islami mereka tidak akan bersikap abai bila ada orang lain atau tetangga yang hendak berperilaku melanggar atau menyimpang dari syariat. 

Mereka akan berperan sebagai penasihat bagi satu sama lain aktivitas Amar ma'ruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat. Sehingga generasi akan terselamatkan dari peran paling utama dan paling penting adalah peran negara. Negara akan menggerakkan segala daya dan upaya untuk menciptakan generasi yang beramindset shohih. 

Daulah Islam akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang berlandaskan akidah Islam. Dengan begitu generasi akan tumbuh menjadi jati dirinya sebagai hamba dan selalu berusaha untuk taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Tujuan pendidikannya juga jelas yaitu mencetak generasi agar memiliki: Pertama, kepribadian Islami yaitu pola pikir dan pola sikapnya Islami. Kedua, pemahaman di bidang tsaqofah Islam.Ketiga, keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain itu, Islam juga akan melindungi generasi dari paparan ide-ide yang merusak yaitu buah sistem kapitalisme. Islam akan mengelola media sehingga konten-konten yang tayang adalah perihal dakwah syariat Islam. Islam juga akan menerapkan sistem pergaulan dalam kehidupan publik larangan istilah khalwat dan tabarruj akan diterapkan. 

Bahkan busana syar'i yang menundukkan pandangan juga akan diwajibkan sehingga generasi akan terlindungi dari fakta-fakta yang merusak. Generasinya akan fokus untuk menuntut ilmu dan memberikan kontribusi untuk umat. Dan mereka tidak akan menjadikan hidupnya hanya untuk bersenang-senang tanpa batasan agama. Apalagi sampai maksiat karena mereka sadar betul bahwa hidup hanyalah sementara sehingga mereka berlomba-lomba untuk beramal shalih. Wallahua'lam bish-shawab.[AR]

Posting Komentar

0 Komentar