Subscribe Us

JANGAN TERTIPU, HANYA KARENA BERBAU ISLAM

Oleh: Mulyaningsih
(Pemerhati Anak, Remaja, dan Keluarga)

Vivisualiterasi.com- Publik kembali disibukkan dengan pertandingan yang selalu ditunggu-tunggu. Ya, gelaran pertandingan kali ini diselenggarakan di wilayah yang notabenenya nuansa Islam kental di sana. Qatar, di negara inilah gelaran piala dunia dilaksanakan. 

Tak sedikit dari umat muslim yang menyambut baik serta mengapresiasi terhadap gelaran pertandingan sepak bola dunia ini. Apalagi saat ini pertandingan dilaksanakan di negara yang tampak memunculkan nilai-nilai Islam. Bahkan orang berbondong masuk Islam. Ini merupakan sesuatu yang terlihat luar biasa dan menganggapnya sebagai angin segar di tengah arus Islamofobia di seluruh negara di dunia.

Bak terpesona melihat itu semua, karena perbedaan yang begitu signifikan terjadi. Karena pada pembukaan dibacakan ayat-ayat suci Al Qur'an (QS. Al Hujurat ayat 13), azan berkumandang dan dilanjutkan dengan melakukan salat berjamaah. Adanya kumandang adzan hingga salat berjamaah, semua melihat ada sesuatu yang berbeda dan sangat berkaitan dengan Islam. 

Ditambah dengan adanya pelarangan berkibarnya bendera pelangi (L6B7Q) pun begitu tegas disampaikan. Termasuk pula dengan pelarangan beredarnya minuman beralkohol di sana. Hal ini tentu makin membuat bangga kaum muslim. Namun yang terjadi, setelah adanya lobi-lobi kebijakan akhirnya perubahan terjadi. Revisi kebijakan telah diberlakukan setelah melakukan perundingan panjang dengan berbagai pihak yang terkait. Seperti Presiden FIFA, Ekskutif Komite Tertinggi Qatar, Budweiser, dan Gianni Infantino.

Kita mengetahui bersama bahwa minuman beralkohol merk Budweiser merupakan sponsor FlFA di Piala Dunia 2022. Perusahaan tersebut menempelkan produknya dalam gimmick khusus. Setiap pemain yang meraih 'man of the match' akan melakukan sesi foto dengan menggunakan latar board yang menggambarkan Budweiser. (m.bola.net, 05/12/2022)

Dalam perhelatan piala dunia tahun ini, minuman alkohol masih boleh beredar pada tempat-tempat yang telah ditentukan. Seperti di zona FIFA FAN Fest di pusat Kota Doha. Kemudian di tempat-tempat hiburan yang telah disepakati dan ditentukan.

Melihat sedikit nuansa Islam diterapkan diperhelatan piala dunia membuat kita bahagia dan senang. Padahal yang dilakukan hanya bagian kecil saja, belum seluruhnya diterapkan pada lini kehidupan manusia. Jika Islam diterapkan secara sempurna dan menyeluruh, pastilah akan turun berkah yang Allah berikan kepada seluruh makhluknya. Baik manusia, hewan, atau tumbuhan. Selain itu, semua merasakan ketenangan, kedamaian, dan sejahtera karena diatur oleh aturan Islam yang bersumber langsung dari Sang Pencipta.

Tetapi sayang beribu sayang, dominannya para pemegang modal sangat begitu kentara. Sebut saja salah satu perubahan kebijakan yang telah dilakukan. Hal itu terkait dengan izin peredaran minuman beralkohol di sana. Qatar nyatanya telah memperbaharui alias mengubah kebijakan untuk menyetujui peredaran minuman tersebut di daerah yang telah ditentukan. Artinya, Qatar sendiri tak mampu berbuat banyak ketika bersanding dengan para kapitalis pemegang modal. Karena dalam sistem sekarang, siapa yang mempunyai modal (uang) maka akan menjadi penguasa dalam semua hal. Bahkan dominasi agama mampu terkalahkan olehnya. 

Termasuk pula pada hal seni yang disajikan sebagai pembuka dimulainya perhelatan sepak bola dunia ini. Tak sedikit perempuan terbuka auratnya termasuk pula pada campur baurnya antara pria dan wanita. Padahal Qatar sebelumnya telah menjaga hal ini. Tidak ada perempuan yang terbuka aurat serta ikhtilat. Namun, karena adanya HAM serta kebebasan yang begitu disuarakan oleh kapitalis akhirnya membuat Qatar 'menyerah'  dan tak mampu berbuat banyak atas desakan tersebut. Mereka kalah dengan dominasi kapitalis yang selalu menginginkan keuntungan materi dari hajatan besar ini.

Ternyata jika melihat lebih mendalam terkait promosi-promosi yang dilakukan oleh pihak yang tidak menyukai Islam, dikutip dari Tweet Doha News, Qatar memasang mural hadis Nabi Muhammad saw. di jalan besar Qatar. Hadis yang ditulis diterjemahkan menggunakan bahasa Inggris. Sebagai contoh kalimat:

“man lā yarham, lā yurham” atau kalimat “kullu ma‘rūfin ṣadaqatun”. 

Ditambah lagi salah satu pegiat moderasi beragama menuliskan "Mempromosikan Islam Ramah Anti-Khilafah dalam Piala Dunia Qatar 2022".

Melihat judul yang tertera maka dapat dipastikan bahwa ada muatan yang ingin disampaikan kepada seluruh pembaca. Bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan rasa sayang dan damai, tidak menyukai pada kekerasan. Ini membuktikan bahwa dari sisi Islam politik selalu dipojokkan dan diintimidasi. Apalagi yang berkaitan dengan institusi Islam, yaitu Khilafah.

Ini makin menyakinkan kita bahwa Islam dan kaum muslim di dunia ini tak lepas dari agenda-agenda yang telah disiapkan oleh para kapitalis. Mereka telah menyiapkan agenda yang selalu disuarakan, yaitu "war on terorism". Sasarannya tentu saja pada Islam dan kaum muslim. Dan sekarang telah berubah menjadi "war on radicalism". Ini yang terus disebarkan ke seluruh negeri muslim, termasuk pada perhelatan piala dunia saat ini. 

Melihat itu semua, seharusnya kaum muslim makin sadar dan tak boleh terjebak oleh rayuan manis yang disajikan. Semua itu dilakukan agar Islam jauh dari penganutnya. Serta gambaran sempurnanya Islam tak bisa dilihat dan dipelajari oleh kaum muslim. 

Maka yang harus dilakukan oleh kita sebagai kaum muslim adalah mempelajari secara utuh dan sempurna terkait dengan Islam. Sehingga kita paham akan semua serta mempunyai senjata untuk melawan para musuh. Kita mempunyai kewajiban untuk melakukan perjuangan agar Islam segera diterapkan dalam kehidupan manusia di dunia ini. Karena kemuliaan serta keberkahan akan ada ketika Islam dapat diterapkan secara sempurna dan menyeluruh. 

Alhasil, kita harus terus berhati-hati dari seluruh agenda yang telah ditetapkan oleh para musuh Islam. Jangan sampai tergoda oleh riasan semu yang disajikan oleh para musuh Islam.

Sekali lagi, semoga aturan Islam (hukum syara') dapat segera diterapkan dalam kehidupan manusia dan dalam segala lininya. Tak lupa kita dapat mengerti serta paham akan proyek yang telah menyasar kaum muslim. Termasuk pada pagelaran Piala Dunia Qatar 2022 yang syarat akan nuansa kapitalis-liberal. Semoga kita tidak tergoda akan nuansa yang tersaji di sana. Apalagi melupakan konsep Islam yang kafah. Jangan sampai terjadi hal yang demikian. Wallahua'lam.[AR]

Posting Komentar

0 Komentar