Subscribe Us

HIJRAH MEMBAWA PERUBAHAN HAKIKI

Oleh Ina Ariani 
(Pemerhati Kebijakan Publik dan Sosial)


Vivisualiterasi.com-  Tanpa terasa kita telah memasuki Tahun Baru Hijriyah yaitu 1 Muharam 1444 H, bertepatan dengan 30 Juli 2022 M. Masih sama seperti sebelumnya, pada Tahun Baru Hijriyah ini ragam kerusakan makin merata terjadi di mana-mana. Krisis ekonomi membuat kehidupan di negeri ini makin terpuruk. Korupsi makin menjadi-jadi. Ragam penistaan terhadap Islam masih terjadi dan merajalela. Ketidakadilan hukum makin terang-terangan. Kerusakan moral para pemuda makin memuakkan. 

Karena itu, besar harapan dan keinginan umat agar momen Tahun Baru Hijriyah ini dapat mengubah keadaan negeri ini menuju tatanan yang Islami, yang diridai Allah Swt.

Spirit Tahun Baru Hijriyah diharapkan bisa merasuk pada segenap jiwa kaum muslim di negeri ini, khususnya para pemuda. Agar mereka bangga dengan identitas keislamannya. Pasalnya, saat ini masih banyak remaja di negeri ini yang justru bangga dengan simbol-simbol kekufuran dan kemaksiatan.

Merebaknya pengaruh Citayam Fashion Week adalah bukti betapa rapuhnya persoalan moral para pemuda di negeri ini. Belum lagi moral sebagian pemimpin yang rusak dan khianat. (kafah)

Untuk mengatasi rusaknya moral pemimpin serta pemuda negeri ini harus ada gebrakan menuju perubahan, itulah dakwah Islam kafah. Umat harus hijrah dari sistem kufur sekuler menuju ke sistem Islam kafah. Yaitu dengan cara menegakkan kembali Daulah Khilafah Islamiyah. Hijrah tak boleh dimaknai perubahan pada level individu dan komunitas. Hijrah harus didasari evaluasi atas sistem politik dan kepemimpinan yang saat ini berjalan. Melakukan perubahan level keumatan menuju sistem politik dan kepemimpinan Islam.

Sebagaimana yang dicontohkan oleh uswatun hasanah kita Ya Habibana Rasulullah saw., ketika 13 tahun dakwah di Mekah. Dakwahnya tidak membawa perubahan pada penduduk Mekah dan kaum Quraisy. Ketika itu, berbagai ujian datang pada umat muslim khususnya pada Nabi saw. untuk menguji keimanan. Beliau diuji dengan kepergian pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah binti Khuwailid serta diiringi gangguan kaum kafir Quraisy. Ejekan, cacian, makian, penganiayaan, hingga pemboikotan yang mereka lakukan kepada umat muslim.

Nabi Muhammad saw. sedang bersedih. Orang-orang kafir Quraisy pun mengolok-oloknya, “Muhammad telah ditinggalkan oleh Tuhannya.” Begitulah ungkapan orang-orang kafir menyinggung diri Rasulullah sepeninggal Abu Thalib (paman) dan Siti Khadijah ra. (istri). Ia kesepian, hatinya terasa kering karena beberapa lama wahyu baru yang ditunggu tidak kunjung datang.

“Padahal, bagi Nabi Muhammad, wahyu adalah satu-satunya bekal untuk menghadapi beratnya medan perjuangan. Wahyu laksana minuman pelepas dahaga sekaligus hiburan dari Kekasih Tercinta,” kata Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, mengomentari kegelisahan hati Rasul saw.

Dalam keguncangan jiwa itu, turunlah surah Ad-Dhuha. Di ayat kelima dalam surah itu, Allah berfirman, “Kelak, Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” Yang dimaksud karunia tersebut, kata Sayyid Quthb adalah pertolongan dalam dakwah. Allah akan menghilangkan rintangan dakwah Nabi-Nya, meninggikan manhajnya, serta memenangkan hak-haknya.

Singkat cerita, ketika itu turunlah wahyu kepada Nabi saw. untuk hijrah ke kota Madinah. Itulah awal mula hijrahnya Rasulullah Muhammad saw. dari Mekah ke Madinah. Peristiwa hijrah tersebut menjadi tonggak berdirinya masyarakat Islam di kota Madinah sekaligus menjadi tegaknya peradaban Islam yang agung di muka bumi. Sesungguhnya hijrah Rasulullah saw. dan para sahabat adalah cikal bakal syiar ajaran Islam kafah dan menjadi momentum diterapkannya syariat Islam secara totalitas dan menyeluruh di berbagai aspek kehidupan.

Kota Madinah menjadi tempat bersejarah bagi umat Islam, sebab wilayahnya menjadi tempat kekuasaan umat Islam dan kemenangan atas dakwah Rasulullah saw. melawan sistem jahiliah selama 13 tahun di Mekah setelah melewati penentangan demi penentangan. Serta penolakan atas Islam di hadapan tokoh masyarakat Mekah. 

Dari peristiwa ini juga kita mengenal aktivitas thalab an-nushrah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dengan cara menawarkan Islam ke berbagai pimpinan kabilah yang memiliki kekuatan politik dan militer. Serta meminta dukungan mereka untuk melindungi dakwah Islam hingga cahaya peradaban Islam itu bersinar. Di saat yang sama Rasulullah saw. diangkat sebagai kepala negara berikut mengangkat berbagai jajaran yang akan membantu beliau dalam menjalankan kepemimpinan Islam pertama di Madinah.

Hijrah Total

Peristiwa hijrahnya Rasul dan para sahabat di bulan Muharam saat itu juga membawa perubahan signifikan dari penyembahan terhadap berhala menuju hanya pada Allah Yang Maha Kuasa. Masyarakat Madinah seketika menjadi orang-orang mukmin, menolong serta melindungi perjuangan dakwah Rasulullah Muhammad saw. dari kejahatan musuh-musuhnya. Sungguh indah kisah perjalanan hijrah Rasulullah sebab dari sanalah umat Islam menjadi umat yang satu, memiliki kemuliaan dan kedudukan di mata Allah Swt. dan kekuasaan besar di wilayah Jazirah Arab.

Rasulullah saw. menjadi seorang penguasa yang menjalankan titah Allah Swt. dalam bentuk sistem pemerintahan Islam yang berdasar pada apa yang diturunkan Allah Swt. kepadanya, yaitu Syariat Islam. Umat Islam menjadi umat yang satu (ummatan wahidatan) dengan berbondong-bondong melenyapkan segala bentuk kekufuran dan menggantinya dengan keimanan pada Allah Swt. Cahaya Islam mulai tampak di sela-sela kehidupan masyarakat sebab kemuliaan dan keagungan peradabannya.

Maka salah besar jika masih ada kalangan yang memandang hijrah Rasulullah saw. hanya sekadar peristiwa hijrah dari aspek spiritual dan individual belaka. Padahal, peristiwa hijrah Rasulullah saw. adalah sebuah peristiwa besar dan penting yang menjadikan Islam sebagai sebuah ideologi sahih yang ditandai dengan keberhasilan misi dakwah Rasulullah saw. menaklukkan kota Mekah. Sehingga Islam sampai saat ini dikenal sebagai satu-satunya agama yang begitu banyak menaklukkan wilayah-wilayah hingga hampir 2/3 belahan dunia. Maa syaa Allah.

Refleksi Hijrah 2022

Berkaca dari zaman Rasulullah yang hidup di tengah rusaknya sistem jahiliah yang membuat masyarakat Mekah terperosok jatuh dalam lembah kehinaan, Rasulullah tidak tinggal diam melihat keadaan tersebut. Rasulullah saw. justru membulatkan tekad untuk memerangi segala bentuk kekufuran, kesesatan, dan kezaliman yang ada. Risalah Islam telah sampai pada beliau, maka sudah menjadi tanggung jawab beliau menegakkan Islam di tengah rusaknya sistem jahiliah yang merusak kehidupan masyarakat Mekah.

Oleh karena itu, dalam konteks kekinian umat Islam harus memaknai hijrah sebagai sebuah keadaan yang menuntut adanya perubahan dari jahiliah menuju zaman menjunjung tinggi akidah dan syariat Islam untuk diterapkan di tengah-tengah kehidupan umat. Harus ada upaya yang serius dari umat Islam untuk mengubah sistem yang tidak menjadikan Islam sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang saat ini banyak diterapkan di berbagai negeri kaum muslimin, termasuk Indonesia. Apa itu? Dialah sistem kapitalisme-sekularisme yang dalam asuhan sistem politik demokrasi juga memberi dampak yang sama sebagaimana yang terjadi pada zaman jahiliah di masa Rasulullah saw. Kerusakan, kezaliman senantiasa dijumpai setiap saat.

Kondisi saat ini pun serupa, hidup di era digital dan masyarakat seolah menjadi budak gaya hidup hedonisme serta jauh dari aturan Islam. Bahkan mengindahkan agamanya sendiri. Konteks kenegaraan telah nyata menjauhkan Al Qur'an dan sunah untuk mengatur kehidupan manusia dan segala yang ada di langit dan bumi. Bentuk-bentuk kezaliman, kesesatan berpikir, serta kerusakan yang terjadi di mana-mana akibat pilar demokrasi yang membebaskan masyarakat dalam hal beragama, berperilaku, berpendapat, serta kepemilikan.

Dari kebebasan inilah akhirnya masyarakat tidak taat pada agama, tak menganggap aturan Islam adalah aturan yang datang dari Sang Pencipta alam semesta untuk makin mengabdi pada-Nya di dunia. Dalam aspek kehidupan, kesenjangan terjadi di mana-mana akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Belum lagi dengan masifnya konten-konten unfaedah yang merusak generasi muslim dipertontonkan di berbagai media. Perzinaan pun merajalela, kampanye LGBT seolah diberi ruang, dan tanpa rasa malu mempertontonkan perilaku menyukai sesama jenis. Belum lagi dengan miras yang bebas dijual di hotel, bar, tempat hiburan malam, lokalisasi, hingga penangkapan bahkan pembunuhan terhadap sesama saudara muslim. Parahnya, pembunuhan tersebut dilakukan ketika dianggap mengancam keutuhan negara ini.

Back to Islam Kafah

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika mengubah masyarakat Mekah dari kekufuran menuju keimanan melalui aktivitas dakwah, yakni amar makruf nahi mungkar dengan mengajak masyarakat menerima Islam secara total agar diterapkan di segala aspek kehidupan. Kita sebagai umat Rasulullah saw. di akhir zaman ini harus melakukan aktivitas serupa yakni dakwah yang memperjuangkan dinul Islam agar diterapkan di negeri kaum muslim. Bisa kita saksikan bagaimana dampak yang ditimbulkan ketika Islam sebagai mercusuar dunia selama kurang lebih 1300 tahun. Sistem dan kehidupan jahiliah mampu disingkirkan sebab dakwah Islam yang diperjuangkan.

Dakwah yang dilakukan Rasulullah saw. tidak hanya berorientasi pada perubahan individu, tetapi sistemik. Mengubah sistem politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan lainnya yang berasas pada akidah Islam. 

Keberhasilan Rasulullah mendirikan Daulah Islam merupakan manifestasi dari aktivitas dakwah dan jihad yang dilakukan. Keberadaan Daulah Islam inilah yang mampu secara efektif menerapkan syariat Islam secara kafah dan menghancurkan segala bentuk kekufuran dan kezaliman yang terjadi di tengah umat.

Pada momentum 1 Muharam 1444 H ini sudah saatnya umat Islam hijrah pada Islam kafah, yaitu hijrah yang membawa perubahan hakiki. Yakni mengambil seluruh ajaran Islam untuk memenuhi setiap sendi-sendi kehidupan. Saatnya umat Islam berada pada kehidupan yang lebih baik, beradab, dan hidup sejahtera tanpa harus merasakan kesenjangan serta ketidakadilan. Umat Islam harus satu suara dan pergerakan untuk menuntut agar syariat Islam dan hukum-hukum Allah Swt. diterapkan secara kafah (menyeluruh/total) di dunia melalui penegakan Daulah Khilafah. Sebab tanpa Daulah Khilafah, maka makna hijrah menuju perubahan (Islam kafah) hanya sekadar retorika dan angan belaka. Wallahu 'alam bish-shawab. (Dft)

Posting Komentar

0 Komentar