Subscribe Us

MUHARAM, HIJRAH UNTUK PERUBAHAN

Oleh Miladiah al-Qibthiyah
(Aktivis Muslimah Yogyakarta)


Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa umat Muslim di seluruh dunia akan berjumpa dengan bulan Muharam beberapa hari lagi. Begitu banyak amalan sunah yang patut dilakukan jelang 1 Muharam 1444 H. Sebagaimana yang termuat dalam hadis-hadis sahih bahwa Muharam adalah bulan yang memiliki banyak keutamaan. Imam As-Suyuthi menjelaskan, bulan Muharam berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Pada zaman dahulu, orang jahiliah menyebut bulan Muharam dengan nama Shafar Awal. Begitu Islam datang, Allah Swt. menggantinya dengan nama Muharam. Penamaan bulan tersebut disandarkan pada Allah Swt. (Syahrullah).

Keutamaan lain bulan Muharam adalah terdapat hari Asyura di dalamnya. Hari Asyura adalah hari yang sangat dimuliakan oleh umat, tidak hanya Islam. Bangsa Yahudi pun memuliakan hari Asyura dengan berpuasa seharian. Terlebih umat Islam yang begitu mencintai Allah Swt. dan Rasulullah saw., maka mereka berpuasa atas kemenangan yang diraih, yang telah dijanjikan oleh Allah Swt. kepada Nabi Musa as. yang diriwayatkan oleh hadis Rasulullah saw. dari Ibnu Abbas, bahwasanya:

"Ketika Nabi Muhammad saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Beliau bertanya, 'Hari apa ini?' Mereka menjawab, 'Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya, Nabi Muhammad saw. bersabda, 'Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian. Kemudian, Nabi Muhammad saw. berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa." (HR. Muslim)

Berbagai peristiwa penting juga terjadi di bulan Muharam. Salah satunya adalah awal mula hijrahnya Rasulullah Muhammad saw. dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah tersebut menjadi tonggak berdirinya masyarakat Islam di kota Madinah sekaligus menjadi tegaknya peradaban Islam yang agung di muka bumi. Sesungguhnya hijrah Rasulullah saw. dan para sahabat adalah cikal bakal tersyiarnya ajaran Islam kaffah dan menjadi momentum diterapkannya syariat Islam secara totalitas dan menyeluruh di berbagai aspek kehidupan.

Kota Madinah menjadi tempat bersejarah bagi umat Islam sebab wilayahnya menjadi tempat kekuasaan umat Islam dan kemenangan atas dakwah Rasulullah saw. melawan sistem jahiliah selama 13 tahun di Makkah setelah melewati penentangan demi penentangan, serta penolakan atas Islam di hadapan tokoh masyarakat Makkah. Dari peristiwa ini juga kita mengenal aktivitas thalab an-nushrah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dengan cara menawarkan Islam ke berbagai pimpinan kabilah yang memiliki kekuatan politik dan militer, serta meminta dukungan mereka untuk melindungi dakwah Islam hingga cahaya peradaban Islam itu bersinar.

Di saat yang sama Rasulullah saw. diangkat sebagai kepala negara berikut mengangkat berbagai jajaran yang akan membantu beliau dalam menjalankan kepemimpinan Islam pertama di Madinah.

Hijrah Total

Peristiwa hijrahnya Rasul dan para sahabat di bulan Muharam saat itu juga membawa perubahan signifikan dari penyembahan terhadap berhala menuju penyembahan hanya pada Allah Yang Mahakuasa. Masyarakat Madinah seketika menjadi orang-orang Mukmin dan menolong serta melindungi perjuangan dakwah Rasulullah Muhammad saw. dari kejahatan musuh-musuhnya. Sungguh indah kisah perjalanan hijrah Rasulullah sebab darinyalah umat Islam menjadi umat yang satu, memiliki kemuliaan dan kedudukan di mata Allah Swt. dan kekuasaan besar di wilayah jazirah Arab.

Rasulullah saw. menjadi seorang penguasa yang menjalankan titah Allah Swt. dalam bentuk sistem pemerintahan Islam yang tentu saja berdasar pada apa yang diturunkan Allah Swt. kepadanya, yaitu Syariat Islam. Umat Islam menjadi umat yang satu (ummatan wahidatan), dengan berbondong-bondong melenyapkan segala bentuk kekufuran dan menggantinya dengan keimanan pada Allah Swt. Cahaya Islam mulai tampak di sela-sela kehidupan masyarakat sebab kemuliaan dan keagungan peradabannya.

Maka salah besar jika masih ada kalangan yang memandang hijrah Rasulullah saw. hanya sekadar peristiwa hijrah dari aspek spiritual dan individual belaka. Padahal, peristiwa hijrah Rasulullah saw. adalah sebuah peristiwa besar dan penting yang menjadikan Islam sebagai sebuah ideologi sahih yang ditandai dengan keberhasilan misi dakwah Rasulullah saw. menaklukkan kota Makkah hingga Islam sampai saat ini dikenal sebagai satu-satunya agama yang begitu banyak menaklukkan wilayah-wilayah hingga penaklukannya tersebar di hampir 2/3 belahan dunia. Maa syaa Allah.

Refleksi Hijrah 2022

Berkaca dari zaman Rasulullah yang hidup di tengah rusaknya sistem jahiliah yang membuat masyarakat Makkah terperosok jatuh dalam lembah kehinaan, Rasulullah tidak tinggal diam melihat keadaan tersebut. Rasulullah saw. justru membulatkan tekad untuk memerangi segala bentuk kekufuran, kesesatan dan kezaliman yang ada. Risalah Islam telah sampai pada beliau, maka sudah menjadi tanggung jawab beliau menegakkan Islam di tengah rusaknya sistem jahiliah yang merusak kehidupan masyarakat Makkah.

Oleh karena itu, dalam konteks kekinian, umat Islam harus memaknai hijrah sebagai sebuah keadaan yang menuntut adanya perubahan dari zaman jahiliah menuju zaman yang menjunjung tinggi akidah dan syariat Islam untuk diterapkan di tengah-tengah kehidupan umat. Harus ada upaya yang serius dari umat Islam untuk mengubah sistem yang tidak menjadikan Islam sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang saat ini banyak diterapkan di berbagai negeri kaum Muslimin, termasuk Indonesia. Apa itu? Dialah sistem kapitalisme-sekularisme yang dalam asuhan sistem politik demokrasi juga memberi dampak yang sama sebagaimana yang terjadi pada zaman jahiliah di masa Rasulullah saw. kerusakan, kezaliman senantiasa dijumpai, bahkan tiada hari tanpa kezaliman yang dirasakan oleh masyarakat Makkah.

Kondisi saat ini pun mengalami hal serupa. Hidup di era digital, masyarakat seolah menjadi budak gaya hidup hedonisme, jauh dari aturan Islam, tidak mengindahkan agama Islam, bahkan dalam konteks kenegaraan telah nyata meminggirkan Al-Qur'an dan sunah untuk mengatur kehidupan manusia dan segala yang ada di langit dan bumi. Bentuk-bentuk kezaliman, kesesatan berpikir, serta kerusakan yang terjadi di mana-mana akibat pilar-pilar demokrasi yang membebaskan masyarakat dalam hal beragama, berperilaku, berpendapat, serta kepemilikan.

Dari kebebasan inilah akhirnya banyak dari masyarakat yang tidak taat pada agama, tidak menganggap aturan Islam adalah aturan yang datang dari Sang Pencipta alam semesta untuk semakin mengabdi pada-Nya di dunia. Dalam aspek kehidupan, kesenjangan terjadi di mana-mana akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme, belum lagi dengan masifnya konten-konten unfaedah yang merusak generasi muslim dipertontonkan di berbagai media yang ada. Perzinaan pun merajalela, kampanye LGBT seolah diberi ruang dalam sistem demokrasi, tanpa rasa malu mempertontonkan perilaku menyukai sesama jenis. Belum lagi dengan miras yang bebas dijual di hotel-hotel, bar, dan tempat-tempat hiburan malam, lokalisasi, hingga penangkapan bahkan pembunuhan terhadap sesama saudara muslim akibat dianggap mengancam keutuhan negara ini seperti yang dialami oleh saudara kita di FPI, dan lain sebagainya.

Back to Islam Kaffah

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika mengubah masyarakat Makkah dari kekufuran menuju keimanan melalui aktivitas dakwah, yakni amar makruf nahi mungkar dengan mengajak masyarakat menerima Islam secara total agar diterapkan di segala aspek kehidupan, maka kita sebagai umat Rasulullah saw. di akhir zaman ini harus melakukan aktivitas serupa yakni dakwah dan memperjuangkan dinul Islam agar diterapkan di negeri-negeri kaum muslim. Bisa kita saksikan bagaimana dampak yang ditimbulkan ketika Islam sebagai mercusuar dunia selama kurang lebih 1300 tahun, sistem dan kehidupan jahiliah mampu disingkirkan sebab dakwah Islam yang diperjuangkan.

Dakwah yang dilakukan Rasulullah saw. tidak hanya berorientasi pada perubahan individu, tetapi juga pada perubahan sistemik. Mengubah sistem sistem politik, sistem hukum, sistem ekonomi, sistem sosial budaya dan lainnya yang berasas pada akidah Islam. Keberhasilan Rasulullah mendirikan Daulah Islam merupakan manifestasi dari aktivitas dakwah dan jihad yang dilakukan. Keberadaan Daulah Islam inilah yang mampu secara efektif menerapkan syariat Islam secara kaffah dan menghancurkan segala bentuk kekufuran dan kezaliman yang terjadi di tengah-tengah umat.

Menjelang tahun baru Islam, yakni 1 Muharam 1444 H, saatnya umat Islam hijrah pada Islam kaffah, yakni mengambil seluruh ajaran Islam untuk memenuhi setiap sendi-sendi kehidupan. Saatnya umat Islam berada pada kehidupan yang lebih baik, beradab, dan hidup sejahtera tanpa harus merasakan kesenjangan dan ketidakadilan. Umat Islam harus satu suara dan pergerakan untuk menuntut agar syariat Islam dan hukum-hukum Allah Swt. diterapkan secara kaffah (menyeluruh/total) di dunia melalui penegakan Daulah Khilafah. Sebab tanpa Daulah Khilafah, maka makna hijrah menuju perubahan (Islam kaffah) hanya sekadar retorika dan angan belaka. Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

0 Komentar