Subscribe Us

HOLYWINGS: PROMOSI YANG KEBABLASAN

Oleh Ira Rahmatia 
(Aktivis Dakwah Nisa Morowali)


Vivisualiterasi.com-Miris, penistaan terus terjadi. Bukan hanya sekali, kejadian ini menimbulkan sayatan lekat dalam dada kaum muslim. Kini, bukan umat Islam saja yang geram, melainkan penganut agama lain pun turut menahan sesak dada.

Tepatnya pada Rabu, 22 Juni 2022 melalui akun media sosialnya, Holywings mempromosikan tentang penggratisan minuman alkohol pada orang yang bernama Muhammad dan Maria. Promosi yang digadang-gadang akan berlaku setiap Kamis ini sontak menuai banyak kecaman. (republika.co.id, 24/6/2022)

Usai promosi ini viral, pihak holywings meminta maaf atas perbuatannya dan menyatakan bahwa promosi itu dibuat tanpa sepengetahuan manajemen. Enam orang tersangka dalam bidang promosi ini dijerat Pasal 156 atau PasalA KUHP tentang penodaan agama dan Pasal 28 ayat 2 UU ITE tentang larangan ujaran kebencian terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). (detik.com, 25/6/2022)

Sampai kapan pelanggaran seperti ini terjadi?

Jika kita kembali merenung dan mengamati, berbagai penistaan yang terjadi beberapa tahun belakangan ini polanya hampir sama. Setelah menista, para pelaku kemudian meminta maaf. Dan apa yang terjadi di hari esok? Terulang lagi bukan? Yah, walaupun dengan orang yang sama ataupun bukan.
Jika kita mengkaji lebih dalam bagaimana semua hal ini terjadi, tentu tak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan. Sistem yang saat ini berjaya dan diyakini tuk ditaati ialah sistem demokrasi yang berakidah sekularisme (pemisahan agama dalam kehidupan).
Sedangkan, Indonesia sendiri adalah negara mayoritas muslim, tentu perbuatan yang menyinggung isu sensitif akan seringkali menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. 

Sistem demokrasi memiliki dua pilar dari lima pilar yang sangat kokoh dan telah tersebar dalam mindset masyarakat. Yakni, kebebasan berpendapat dan berkepemilikan. Kebebasan berpendapat ini yang seringkali tak terarah, tak dibatasi sehingga banyak yang kebablasan. Kemudian, kebebasan berkepemilikan juga mendorong setiap manusia baik pribadi atau pelaku industri melakukan berbagai cara untuk mencari untung sebanyak-banyaknya. 

Begitupula dalam kasus Holywings ini, tim promosi usaha tersebut membuat sensasi untuk menarik pengunjung datang ke outlet mereka. Tentu hal ini terjadi secara terstruktur. Dari tim designer, admin, medsos, hingga manager promosi yang kini menjadi tersangka tak mungkin lupa bahwa keseharian masyarakat Indonesia yang terikat dengan hukum, norma, dan agama. Lalu dengan tanpa sengaja mengangkat isu SARA sebagai bahan promosi. Namun, terlalu dangkal untuk berpikir demikian, hal kontras dalam promosi tentu hanya buaian para tim marketing, karena secara tidak langsung tak mungkin seorang nama yang menunjukkan ketaatan akan mau mengonsumsi keharaman. Nama  Muhammad adalah nama tokoh dalam Islam yang dimuliakan dan diharapkan penyandang nama tersebut memiliki akhlak dan kepribadian sebagaimana Rasulullah saw. Termasuk dalam hal ini, bisa jadi adanya orang-orang yang ingin melihat reaksi kaum muslimin saat agama dan rasul-Nya dihina. Apakah diam dan menormalkan perilaku tersebut.

Longgarnya Sanksi bagi Penista Agama
 
Indonesia sebagaimana yang kita lihat saat ini, sudah sangat liberal. Hidup dengan gaya bebas sebagaimana masyarakat barat dan melupakan identitasnya sebagaimana masyarakat timur yang mengedepankan malu. Banyak yang kini bermindset bahwa mengolok-olok agama untuk menunjukkan bahwa dirinya keren bahkan bangga melawan fitrahnya sebagai umat yang beragama. Yang anehnya, isu seperti ini jika muslim bereaksi disebut radikal dan intoleran. Maka, selayaknya pihak pemerintah berusaha agar memberikan efek jera bagi para pelaku penista agama sebagai akibat dari perbuatannya. Dan menimbulkan efek jera bagi diri maupun masyarakat lainnya.

Peredaran Miras dalam Dunia Kapitalis

Miras merupakan minuman yang berbahaya untuk dikonsumsi. Ini dikarenakan, alkohol dapat menyebabkan peradangan di lambung, kerusakan jantung, hati, ginjal, infeksi paru-paru, bahkan kanker di saluran pencernaan. Tak hanya itu, mengonsumsi alkohol secara terus menerus dapat merusak otak secara permanen sehingga membuat seseorang mudah depresi bahkan terkena struk.

Dalil keharaman khamr atau minuman alkohol telah secara gamblang di sebutkan dalam Al Qur’an maupun hadis. Salah satunya, rasulullah saw. bersabda:

“Allah melaknat khamr, orang yang meminumnya, orang yang menuangkannya, penjualnya, pembelinya, orang yang memerasnya, orang yang mengambil hasil perasannya, orang yang mengantarnya, dan orang yang meminta diantarkan.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Dalam dunia kapitalis sendiri, usaha sektor hiburan merupakan salah satu roda penggerak perekonomian. Walau yang diperjualbelikan tersebut diharamkan agama, yang penting ada izin jelas dari pemerintah setempat itu menjadi sah-sah saja. Tindakan promosi minuman yang berpeluang menimbulkan perkelahian pun sah-sah saja. Hal ini disebabkan, bisnis tersebut akan menyumbangkan pemasukan bagi negara melalui bea cukai. Kehidupan yang kini terlalu bebas dan berasaskan sekularisme membuat banyak masyarakat tak tahu batas dalam berpendapat dan bersuara termasuk dalam mempromosikan sesuatu untuk mendatangkan banyak keuntungan. 


Back to Islam Kafah

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Dalam Islam, kehormatan setiap manusia perlu dijaga terlebih jika dia seorang muslim. Apalagi jika menyangkut tokoh penting setingkat Rasullah saw. Di masa pemerintahan Khalifah Abdul Hamid, ia pernah merespon Prancis yang hendak menayangkan teater berisi pelecehan kepasa Rasulullah saw.

Saat itu beliau memanggil duta besar Prancis dan meminta penjelasan atas niat Prancis yang akan menggelar teater tersebut. Khalifah Abdul Hamid bahkan mengancam duta tersebut untuk menghancurkan tempat di sekitar mereka jika teater itu tetap berlangsung.

Demikianlah seharusnya sikap tegas pemimpin dalam naungan syariah dan khilafah. Mereka akan berjuang sekuat tenaga, bersikap tegas, dan berwibawa untuk menjaga agama Islam agar tidak dihina. Maka dari itu, seruan penegakan syariat Islam harus terus disuarakan. Saatnya kaum muslim mencampakkan kapitalisme yang melahirkan liberalisme.

Wallahu a’lam Bisshowab. [Ng]

Posting Komentar

0 Komentar