Subscribe Us

JALAN PERUBAHAN HAKIKI

Oleh Al Azizy Revolusi
(Forum Intelektual Muda Sultra)


Vivisualiterasi.com-Jalan perubahan, memang banyak dirintis manusia. Semuanya dikelompokkan menjadi dua, yakni jalan buatan manusia dan jalan yang bimbing wahyu. Jalan buatan manusia, slogannya seperti nasionalisme, demokrasi, sosialisme, kapitalisme dan lainnya. Mereka menyangka, demokrasi bisa menerapkan syariah Islam kaffah. Namun, apa yang dihasilkan bila sistem buatan manusia diterapkan? Penderitaan jawabannya. Hanya menyangka bangkit dan bahagia, sejatinya problematika yang ada tidak kunjung selesai. Benarkah kita bahagia? 

Harusnya, merubah umat jangan coba-coba, umat bukan kelinci percobaan. Diuji coba berbagai hukum manusia, jikalau tidak cocok dengan enaknya diganti hukum lainnya. Demokrasi atau apalah namanya, selama buatan manusia, sejatinya manusia memasuki arena percobaan. Maukah kita dijadikan kelinci percobaan terus? Tentu tidak!

Itulah mainstream sekarang, harus kita rubah dengan mainstream baru. Teladan terbaik perubahan adalah Rasulullah saw. Allah berfirman:

“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian.” (TQS. al-Ahzab [33]: 21)

Oleh sebab itu, jalan kehidupan Nabi saw harus diikuti demi mengembalikan kehidupan Islam. Metode Beliau adalah satu-satunya jaminan sukses. Rasulullah mendirikan Daulah Islamiyah pertama di Madinah tidak untuk coba-coba.

Secara ringkas, jalan perubahan hakiki untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah adalah sebagai berikut:

Pertama, Tastqif Wa Takwin: Mendidik dan membina masyarakat dengan ‘aqidah dan syariah Islam, agar umat Islam menyadari tanggung jawabnya, memiliki kesadaran menegakkan syariah Islam dan Khilafah Islamiyah sebagai kewajiban, dan berdiam diri terhadap ‘aqidah dan sistem kufur adalah kemaksiatan. Kesadaran ini mendorong umat Islam menjadikan ‘aqidah Islam sebagai pandangan hidup dan syariah Islam sebagai tolok ukur perbuatan.

Hanya saja, kesadaran ini tidak akan mendorong terjadinya perubahan jika hanya dimiliki individu. Harus menjadi “kesadaran umum” melalui dakwah terus-menerus dengan amal jama’i. Harus ada gerakan Islam berupa partai politik yang ikhlas membina dan memimpin umat dalam perjuangan agung ini. Allah berfirman:

”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (TQS. Ali ’Imran[3]: 104)

Kedua, Tafa’ul Ma’al Ummah: Umat yang telah terhimpun dalam partai politik Islam, terjun di tengah-tengah masyarakat untuk meraih kekuasaan. Adapun cara meraihnya dengan menanamkan pemahaman, standar perbuatan dan keyakinan Islam di tengah-tengah umat; sekaligus mencabut dukungannya terhadap sistem kufur demokrasi dan pelaksanaanya rezim represif yang khianat. 

Ketiga, Tathbiqul Ahkam: Prosesi menerima kekuasaan dengan dukungan orang-orang yang menjadi representasi kekuasaan dan kekuatan umat (misalkan penguasa, militer, ulama, Intelektual/tokoh umat) agar transformasi menuju Khilafah Islamiyah berjalan dengan mudah. Mencari dukungan politik dari tokoh umat adalah jalan syar’i untuk menegakkan Khilafah Islamiyah, bukan yang lain. Seperti aktivitas Rasulullah menemui suku Aus dan Khazraj pada musim haji.

Inilah yang harus kita lakukan. sesuai sabda Nabi saw:

“Bani Israil itu diurusi oleh para nabi (tasûsu hum al-anbiyâ’). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak khalifah.” (HR. Muslim)

Wallahu a'lam bish-shawab.[AR]

Posting Komentar

0 Komentar