Subscribe Us

PERTOLONGAN ALLAH ITU DEKAT

Oleh Kiki Firmansyah
(Kontributor Vivisualiterasi Media)


Vivisualiterasi.com-Perjuangan Rasulullah saw. menegakan Islam memang sangat berat. Rintangan demi rintangan bermunculan tak kunjung henti. Sejak awal Rasulullah berdakwah, hampir semua orang Quraisy memusuhi. Hingga tiba malam yang menegangkan itu, ketika perintah hijrah harus beliau tunaikan.

Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik di sepanjang perjalanan hijrah. Utamanya bagi para pejuang Islam yang ingin menegakkan Islam, melalui perjuangan politik maupun moral, melalui penyadaran umat, atau melalui jalur-jalur yang lain.

Setidaknya, ada tiga peristiwa dalam perjalanan hijrah yang menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah terkait dengan diselamatkannya nyawa Rasulullah terancam. Tiga peristiwa tersebut adalah:

Pertama, konspirasi untuk membunuh Rasulullah. Malam saat beliau akan berhijrah itu, pemuda-pemuda pilihan dari kabilah-kabilah Quraisy melakukan pengepungan. Tujuan mereka satu: habisi Muhammad. Namun Allah menghancurkan rencana itu. Rasulullah keluar, melewati mereka sambil mengambil segenggam debu dan menaburkan ke kepala mereka. Saat itu beliau membaca ayat Al-Qur’an, yang artinya,

“Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), serta kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (QS. Yasin: 9)

Para pemuda itu pun tertidur, hingga mereka tidak lagi menemukan Rasulullah, hanya Ali bin Abi Thalib yang tertidur terbujur.

“Tidurlah kamu di tempat tidurku, dan pakailah selimut hadrami yang berwarna hijau itu. Mereka tidak akan berbuat jahat kepadamu,” begitu Rasulullah berpesan pada Ali ra.

Kedua, apa yang menimpa Rasulullah bersama Abu Bakar pada keesokan paginya. Kembali nyawa Rasulullah dan Abu Bakar terancam. Quraisy membuat sayembara untuk menangkap Rasulullah saw. Salah satu pengikut sayembara itu adalah Suraqah bin Malik. Ia mengisahkan bagaimana terlibat dalam upaya membunuh Rasulullah: “Ketika aku sedang duduk di salah satu majelis kaumku, yakni Bani Mudhlij, salah seorang dari mereka menemui kami. Ia berkata ‘Wahai Suraqah, aku telah melihat orang di pantai. Aku yakin mereka adalah Muhammad dan para sahabatnya’.  Aku yakin mereka adalah Muhammad dan para sahabatnya, namun kamu telah melihat si fulan dan fulan. Mereka berjalan di bawah pengawasan kami.”

Suraqah memang sengaja melakukan disinformasi, karena ia sendiri ingin menjadi pemenang sayembara itu. Maka ia segera bangkit dan masuk ke dalam rumah. Ia segera memerintahkan pelayannya untuk mengeluarkan kuda. Suraqah sendiri segera mengambil tombak, lalu keluar melalui pintu belakang. Begitu kudanya tiba, segera ia memacu kudanya sekencang mungkin. Suraqah berhasil mengejar Rasulullah saw. Namun kaki kudanya tiba-tiba terantuk dan ia jatuh terpelanting. Merasakan gelagat aneh itu, Suraqah bangun dan mengambil tabung tempat menyimpan anak panah. Ia ingin tahu apakah bisa mencelakakan Rasulullah dan Abu Bakar atau tidak.
“Ternyata yang keluar adalah yang tidak menyenangkanku,” kata Suraqah. Namun ia segera menunggang kudanya kembali dan tidak menghiraukan hasil undian nasibnya. Kudanya melaju cepat sehingga mendekati Rasulullah saw. Ketika itulah, kaki kuda itu terperosok sampai ke lutut, sedang Suraqah terjerembab.

“Aku hentakkan kudaku lalu bangkit. Hampir saja kedua tangannya tidak keluar. Setelah berdiri tegak, tiba-tiba dari bekas tangannya (kaki) keluar debu yang berkilau di langit, seperti asap. Kemudian aku mengundi nasib dengan anak panah, dan yang keluar adalah hal yang tidak aku inginkan,” kata Suraqah mengenang kisahnya.

Akhirnya ia berseru kepada Rasulullah bahwa dirinya tidak akan berbuat jahat kepada mereka. Rasulullah, Abu Bakar, juga penunujuk jalan, Amir bin Fuhairah berhenti. Setelah mendekat, Suraqah meyakini bahwa Rasulullah kelak akan menang dan berkuasa. Suraqah mengisahkan tentang apa yang dilakukan para pembesar Quraisy dengan sayembara itu. Lalu ia mencoba memberikan kepada Rasulullah bekal perjalanan, namun Rasulullah hanya minta agar Suraqah merahasiakan keberadaan mereka.

“Rahasiakanlah tentang kami,” pinta Rasulullah. Suraqah meminta beliau menuliskan ‘memo’ keamanan untuk dirinya. Kemudian Rasululah memerintahkan kepada Amir bin Fuhairah untuk menuliskannya. Amir pun menuliskannya di atas sepotong kulit, kemudian Rasulullah saw melanjutkan perjalanannya.

Begitulah, Rasulullah yang semula dikejar hendak dibunuh, Allah selamatkan. Bahkan lebih dari itu, Allah mengubah hati Suraqah yang tadinya hendak memusuhi dan membunuh Rasulullah menjadi pembela Rasulullah. Setiap kali ada orang yang ingin mengejar di belakangnya dihalau oleh Suraqah dan disarankan untuk kembali.

Ketiga, perjumpaan Rasulullah dengan Abu Buraidah. Pemimpin salah satu kabilah di Jazirah Arab itu juga memburu Rasulullah saw. dan Abu Bakar untuk mendapatkan hadiah. Namun, setelah berjumpa dengan Rasulullah dan diajak bicara oleh beliau, ia bersama tujuh puluh orang dari kaumnya memeluk Islam. Ketika itu, Abu Buraidah mencabut surbannya dan mengikatkannya pada tombaknya. Ia menjadikan “bendera” itu sebagai pernyataan bahwa juru selamat telah datang memenuhi dunia dengan keadilan.

Semua kisah itu menegaskan bahwa perjuangan menegakan Islam akan banyak rintangan. Meski demikian, barangsiapa yang tulus ikhlas dan istiqomah di jalan perjuangan tersebut, niscaya akan ditolong oleh Allah Yang Mahakuasa. Bahkan Allah sangat berkuasa untuk menyelamatkan nyawa hamba-hamba-Nya tersebut, nila memang mereka layak diselamatkan.

Dalam kondisi perjuangan umat Islam saat ini, sangat besar kebutuhan kita untuk kembali bersandar kepada Allah. Saat itulah, bila pun segala kesulitan menghadang, akan dengan mudah Allah memberikan jalan keluarnya. Tak ada yang sulit bagi Allah Yang Maha Kuasa. Wallahu a'lam bish-shawab.[AR]

Posting Komentar

0 Komentar