Subscribe Us

VARIAN OMICRON: BUKTI REZIM GLOBAL GAGAL KENDALIKAN VIRUS

Oleh Nurjannah
(Kontributor Vivisualiterasi)


Vivisualiterasi.com-Dikutip dalam Jakarta, CNBC Indonesia - Varian Omicron yang terdeteksi di Afrika Selatan turut jadi perhatian pemerintah Indonesia. Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan pihaknya sedang melakukan analisis.

"Pemerintah sedang melakukan analisis situasi dan segera merespons dengan langkah pencegahan agar Indonesia terlindungi dari potensi penularan tersebut," jelas Wiku kepada wartawan, Minggu (28/11/2021).

Dia meminta untuk menunggu informasi selanjutnya dari pemerintah soal Omicron ini. "Tunggu saja update dari pemerintah," ungkapnya.

Kapitalisme Tak Berdaya 

Covid-19 wabah yang menyerang seluruh dunia hingga kini masih belum berakhir dan tidak memakan waktu yang sedikit. Bahkan negara super power seperti Amerika pun tidak mampu mengatasinya, semakin lama varian Covid-19 semakin bertambah dan menimbulkan gejala yang berbeda–beda. 

Tanggapan dari masyarakatpun yang awalnya begitu takut dengan wabah ini pelahan semakin menyepelekannya dan mengaitkan dengan kondisi politik negerinya. Bagaimana tidak penanganan wabah ini sangat terlihat dikomersialkan oleh pemegang kekuasaan yang tampak mesra dengan pemilik modal. 

Meskipun berusaha mencari cara agar menekan angka penularan covid-19, namun tidak mampu mengurangi wabah ini hingga ke akar – akarnya. Vaksin yang digunakanpun bukanlah vaksin untuk varian baru namun untuk varian yang sebelumnya saja. Itupun tidak semua kalangan bisa mendapatkan vaksin karena akan berefek pada kesehatannya. 

Penularan Covid-19 sampai ke tahap varian baru bukanlah isapan jempol belaka karena pintu masuk keluar negeri masih dibuka sehingga memudahkan penularan penyakit dari luar negeri terutama dari Afrika yang menjadi sumber penularan varian Omicron. Sudahlah impor kebutuhan pokok maupun utang, penyakitpun tak segan segan diimpor oleh rezim dengan alasan perbaikan ekonomi. Alhasil sulit menghilangkan wabah ini. Ini bukti kegagalan rezim global (WHO, negara besar) untuk segera menghentikan potensi penularan.

Akhirnya kebijakan yang diambil tidak mampu mengatasi masalah dari akarnya, khas rezim kapitalis. Berlarutnya penanganan karena pertimbangan memenangkan sektor ekonomi  menyebabkan banyak masalah baru muncul. Timbul pertanyaan apakah hal ini karena masalah orang yang memimpin negeri ini? Padahal sekian lama pergantian orang namun tidak ada solusi kesejahteraan bagi rakyat. 

Jelas yang bermasalah bukan hanya orangnya yang tidak profesional namun juga aturan negaranya yang hanya menguntungkan kepentingan pemilik modal, makanya sejak awal negeri ini tak mampu memberikan solusi hingga ke akarnya dalam mengatasi permasalahan negeri ini. Tak hanya negeri ini, karena sistem yang diterapkan seluruh dunia adalah sistem kapitalisme global, wajar saja jika tidak ada solusi mengatasi pandemi yang sudah berlarut–larut dan menelan banyak korban

Solusi Islam Atasi Pandemi

Siapa pun paham, wabah tak akan mengglobal jika sejak awal si sakit segera diisolasi. Begitu pun dengan pintu-pintu penyebarannya, baik di negara atau wilayah asal maupun di wilayah penularan, semuanya juga harus segera dikunci. Strategi mengunci ini dalam Islam justru merupakan tuntunan syar’i. 

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., yang artinya,

“Apabila kalian mendengarkan wabah di suatu tempat, maka janganlah memasukinya, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu ada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya.” (HR. Imam Muslim)

Hanya saja, bersamaan dengan proses ini, negara tentu wajib men-support segala hal yang dibutuhkan agar wabah segera dieliminasi. Mulai dari dukungan logistik, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, obat-obatan, alat test, vaksin, dan lain-lain. Bahkan negara wajib memastikan kebutuhan masyarakat selama wabah tetap tercukupi. Negara atau penguasa tak boleh membiarkan masyarakat menantang bahaya hanya karena alasan ekonomi. Di sinilah negara akan mengelola sumber-sumber keuangan yang ada, termasuk harta milik umum di kas negara untuk memenuhi hajat hidup masyarakat, khususnya mereka yang terdampak agar kesehatan mereka terjaga dan imunitasnya tinggi. Tentu tanpa iming-iming syarat atau prosedural yang memberatkan.

Dan ini semua, lagi-lagi niscaya. Karena negara global Islam ini merangkum seluruh sumber daya yang ada di berbagai wilayah dunia, termasuk kekayaan alam yang jumlahnya sangat luar biasa. Edukasi dan riset pun akan di-support penuh oleh negara sebagai manifestasi tanggung jawab kepemimpinan mengurus dan menjaga umat. 

Keduanya berjalan secara simultan dengan penerapan aturan lain yang semuanya ada dalam kontrol negara. Terkait edukasi misalnya, negara wajib memastikan tak boleh ada satu pun masyarakat yang tak paham apa yang sedang terjadi, sehingga mereka membahayakan orang lain dan dirinya sendiri. Maka, seluruh kanal media yang dimiliki akan dioptimalkan untuk membangun kesadaran umat ini dengan kesadaran berbasis akidah. Masyarakat akan terus-menerus diajak berpartisispasi melakukan apa pun yang bisa membantu wabah segera teratasi. Seperti dengan taat menjalankan protokol kesehatan, yang dalam Islam dinilai sebagai bentuk ketaatan pada kepemimpinan. 

Terkait riset, negara akan men-support penuh upaya menemukan obat atau vaksin yang dibutuhkan. Caranya, negara akan mengerahkan semua potensi yang dimiliki, mulai dari para pakar, perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian, hingga pendanaan yang memadai yang berasal dari kas negara alias baitulmal tadi.

Khatimah

Demikianlah gambaran singkat sistem Islam dalam mengatasi pandemi. Tampak solusi Islam adalah solusi hakiki yang justru sangat dibutuhkan hari ini. Hal ini sejalan dengan hakikat syariat Islam sebagai solusi kehidupan. Yang hanya mungkin diimplementasikan dalam sistem politik global bernama Khilafah Islamiyah. Bukan yang lain.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, 
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اسْتَجِيبُوا Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ ÙˆَÙ„ِلرَّسُولِ Ø¥ِØ°َا دَعَاكُÙ…ْ Ù„ِÙ…َا ÙŠُØ­ْÙŠِيكُÙ…ْ ۖ ÙˆَاعْÙ„َÙ…ُوا Ø£َÙ†َّ اللَّÙ‡َ ÙŠَØ­ُولُ بَÙŠْÙ†َ الْÙ…َرْØ¡ِ ÙˆَÙ‚َÙ„ْبِÙ‡ِ ÙˆَØ£َÙ†َّÙ‡ُ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ تُØ­ْØ´َرُونَ “

"Wahai orang-orang yang beriman. Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila Dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.” (QS. Al-Anfal: 24).

Wallahu a'lam bish-shawab.[Dft]

Posting Komentar

0 Komentar