Subscribe Us

NONMUSLIM MAKIN RENDAHKAN KEHORMATAN ISLAM

Oleh Miftahul Jannah 
(Aktifis Dakwah Milenials)


Vivisualiterasi.com-Baru-baru ini sejumlah media asing tampak menyoroti suara azan di DKI Jakarta yang dianggap berisik. Tentu saja saja hal itu tak bisa diterima, banyak menuai kritik dari warga. Akhirnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara. Menurut keterangan Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan, ia sangat menyayangkan pemberitaan tersebut. Pasalnya, saat ini sudah ada pengaturan pengeras suara masjid seperti yang disampaikan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI).


Sebelumnya, media asing AFP ini telah melaporkan salah satu warga Jakarta. Pada pukul 03.00 pagi memakai pengeras suara. Media lokal Prancis (RFI) juga turut melaporkan hal serupa.

Menurut laporannya, keluhan soal pengeras suara yang bising semakin meningkat di media sosial. Dikutip Poskota.co.id dari laman resmi MUI, suara azan memang beberapa kali sempat jadi sorotan di sejumlah negara. Mulai dari banyak yang risih sampai ada yang memparodikannya jadi lelucon. Beberapa waktu lalu, aksi pelecehan terhadap Islam terjadi lagi, program televisi di Korea Selatan melalukan remix terhadap potongan azan. Aksi ini pun menuai protes keras dari warganet dunia.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Mukti Ali Qusyairi, mengatakan azan merupakan kalimat sakral karena terdapat kalimat jalalah yang menganggungkan Allah Swt. Padahal menurut Kiai Mukti, kalimat jalalah seperti pada azan ini tidak boleh diucapkan di tempat-tempat kotor seperti kamar mandi, toilet, tempat kemaksiatan, dan lain-lain. Apalagi sangat tidak patut dan pantas apabila diucapkan di tempat-tempat seperti clubbing (tempat dugem) karena tempat tersebut banyak aktivitas maksiat seperti  meminum khamr.

Selain itu, dia juga menyayangkan aksi di salah satu program di TV Korea Selatan yang menayangkan program yang meremix azan dalam music DJ. Hal itu dinilai sangat merendahkan karena azan tak pantas dijadikan instrumen music DJ apapun alasan dan niatnya.
Dalam pengamatan Kiai Mukti, meskipun TV Korea Selatan sudah meminta maaf dan bersedia mencabut dalam edarannya. Dia juga mengingatkan, sebagai umat Islam, bila ada yang meminta maaf harus dimaafkan.

Dan tidak hanya itu saja, baru-baru ini salah satu aplikasi Qur'an paling populer di dunia dihapus dari App Store di China atas permintaan pejabat setempat. Menyadur BBC Sabtu (16/10/2021) aplikasi itu dihapus karena menampung “teks-teks keagamaan ilegal” dan pemerintah belum menanggapi permintaan komentar terkait hal ini.
Apple Censorship, sebuah situs web yang memantau aplikasi di App Store Apple secara global melaporkan penghapusan aplikasi itu pertama kali.

“Menurut Apple, aplikasi Qur'an Majeed kami, telah dihapus dari App store China karena berisi konten yang memerlukan dokumentasi tambahan dari otoritas China.”
“Kami mencoba menghubungi Administrasi Ruang Siber China dan otoritas China terkait untuk menyelesaikan masalah ini,” jelas perusahaan pembuat aplikasi, PDMS.
Perusahaan mengatakan aplikasi ini memiliki hampir satu juta pengguna di China dan digunakan oleh jutaan muslim di dunia.

Qur'an Majeed tersedia di seluruh dunia di App Store dan memiliki hampir 150.000 ulasan dan Apple hanya mengatakan harus mematuhi undang-undang setempat.
Sementara itu, Partai Komunis China secara resmi mengakui Islam sebagai agama di negara tersebut.
Namun, China justru melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan bahkan genosida terhadap kelompok etnis Uyghur yang sebagian besar muslim di Xinjiang.


Hal di atas bukan pertama kali Islam dipermainkan dan lecehkan, hampir setiap hari
Islam selalu menjadi sasaran. Dan itu akan terus berlanjut tanpa ada tindakan tegas dari penguasa kita. Bahkan terbilang santai dan meremehkan atas persoalan ini.

Sangat bertolak belakang dengan
apa yang terjadi pada zaman dulu. Dimana Islam sangat diperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Diri sendiri bahkan keluarga dilupakan demi pergi berjihad membela islam.

Pantang bagi mereka mundur dan takut. Karena begitu cintanya mereka terhadap Islam,
dan taatnya kepada Rasulullah dan Rabbnya Allah Swt. Tentu saja hak itu bisa terjadi, karena Islamlah yang mengatur mereka dalam naugan khilafah. 

Remaja dahulu dididik baik dari segi ilmu agama, keberani menjadi jihad, menjadi ilmuwan terkenal, penghafal  Al Qur'an dan banyak lagi.
Berbeda dengan sekarang, Islam dipermainkan, syariat Allah tak lagi indahkan, para pejuang dimusuhi. Anak muda banyak bersikap biasa saja dan acuh tak acuh  disaat agamanya dihina.  

Tidak bisa dipungkiri  hal itu bisa terjadi, Karena pada dasarnya bukan Islam yang mengatur kita melainkan sistem kafir kapitalisme. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. sistem yang
banya mementingkan urusan pribadi tanpa memandang haram dan halal. Buktinya dengan diterapkannya riba, pajak, dan lainnya. Pendidikan pun liberal. 

Dalam kondisi seperti ini yang dimana kezaliman dan ketidakadilan merajalela Apa yang harus 
Kita lakukan? Jawabannya, yakni dengan menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah. Kenapa harus Khilafah? 
Karna khilafah sudah jelas merupakan syariat Allah, jelas yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan
Para sahabat.

Khilafah merupakan wadah untuk menerapkan syariat islam secara kafah, menjadi
benteng pertahanan Islam, menjaga, dan meriayah kita dengan baik.
Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita umat muslim untuk menegakkannya kembali.
Dan sudah menjadi kabar baik serta Janji Allah Swt.

Ayo kita sama sama berjuang, meskipun kita
tidak dapat berkontribusi banyak. Setidaknya ada keberpihakan kita dalam menyambut kemenangan ini. Insyaallah kesejahteraan sejati akan dapat diraih dalam peradaban besar yakni "Khilafah Islamiyyah"

ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

Posting Komentar

0 Komentar