Subscribe Us

DEMOKRASI MATI, MARI TEGAKKAN KHILAFAH

Oleh Fathiya Hasan, S.Si
(Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Menulis Kreatif) 


Vivisualiterasi.com-Sistem demokrasi kapitalis sudah di ambang kehancuran. Permasalahan di tengah masyarakat tak pernah menemukan solusi yang tepat. Tak jarang solusi yang diberikan justru menimbulkan masalah-masalah baru. Pergantian pemimpin pun tak jua membawa perubahan. Setiap lima tahun sekali berganti, namun kesejahteraan rakyat hanyalah mimpi.

Rakyat sudah mulai sadar dan mencoba menyampaikan aspirasi mereka. Mengharapkan lembaga yang mengatasnamakan diri sebagai wakil rakyat tak dapat lagi dipercaya. Fungsi utamanya telah lama mati, termakan oleh ganasnya rayuan materi. Kritikan kemudian disampaikan secara langsung oleh rakyat baik dalam bentuk lisan, tulisan, seni, dan sebagainya. Alih-alih menerima respon positif dari penguasa, mereka bahkan dipersekusi seakan mereka adalah penjahat pengancam negara.

Namun kini persekusi seakan tak membuat takut lagi, karena rakyat sudah semakin muak. Kesejahteraan jauh dari harapan, keadilan hanya ada dalam angan-angan. Hingga kemudian muncul tagar “Presiden Mundur Rakyat Bersyukur” yang menjadi trending di twitter pada Kamis, 26 Agustus 2021 sebagai bukti ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintahan saat ini. (terkini.id, 26/08/2021)

Berharap Kepada Demokrasi Kapitalis Adalah Ilusi

Sebesar apapun rakyat mengharapkan perubahan dan solusi tuntas dalam sistem demokrasi kapitalis ini hanyalah sia-sia. Mereka tak akan mampu memberikan hal itu. Pergantian pemimpin berkali-kali takkan berubah jika sistem yang diterapkan masih sama.

Sejak diterapkan demokrasi pertama kali dari masa kemerdekaan, orde lama, kemudian orde baru, berganti masa reformasi hingga kini, kondisi masyarakat tak kunjung berada dalam kesejahteraan. Kebijakan-kebijakan yang timpang sangat melekat dalam sistem demokrasi kapitalis ini. Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat hanya slogan belaka tanpa realisasi nyata. Hipokrasi demokrasi ini menunjukkan bahwa sistem ini tidak layak digunakan untuk mengatur kehidupan manusia karena tidak mampu membawa umat pada tatanan kehidupan yang memanusiakan manusia. 

Korupsi yang menggurita, sumber daya alam yang hasilnya entah kemana, dan kedaulatan negara terancam karena utang negara yang kian bertambah. Efeknya kepada masyarakat adalah kemiskinan, kelaparan, pengangguran, kebodohan, kemerosotan moral, dan sebagainya. Ini hanya sebagian kecil yang tampak, namun sejatinya sistem ini telah rusak dari akarnya.

Diawali oleh pesta demokrasi yang menghabiskan dana yang sangat besar, namun tidak sesuai dengan harapan rakyat. Kebenaran dan kejujuran telah mati sejak saat itu. Uang akan menjadi standar kesuksesan para peserta. Jika tak ada uang, maka jangan beranikan diri mencari peruntungan. Setelah menang, rakyat ditinggal, dan melupakan semua janji-janji manis yang telah terucap.

Wajar saja hal ini terjadi karena demokrasi adalah sistem yang lahir dari rahim kapitalisme sekularisme. Karl Marx menilai negara demokrasi adalah negara kapitalis, karena negara dikontrol oleh logika ekonomi kapitalis yang mendikte bahwa kebanyakan keputusan politik harus menguntungkan kepentingan kapitalis.

Khilafah Sebagai Solusi

Sistem yang lahir dari hawa nafsu manusia takkan mampu menghadirkan kebahagiaan. Kapitalisme dengan paham sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan bernegara, telah menjauhkan manusia dari fitrahnya akan kebergantungannya kepada Sang Pencipta.

Demokrasi yang merupakan keturunan kapitalis sekuler telah nyata membawa kerusakan dalam masyarakat. Adalah hal yang wajar jika demokrasi kemudian gagal karena sistem ini telah memberikan otoritas pembuatan hukum berada di tangan manusia bukan kepada Allah selaku pencipta manusia.

Sementara dalam sistem Islam, satu-satunya pembuat hukum adalah Allah Azza Wa Jalla. Islam memandang bahwa Allah telah menentukan aturan hidup untuk dilaksanakan dalam kehidupan. Allah yang berhak menentukan halal dan haram, terpuji ataupun tercela. Karena Allah yang Maha Mengetahui apapun yang dibutuhkan oleh makhluk-Nya. Allah Yang Maha Bijaksana dan Adil dalam pengaturan-Nya.
Sebagaimana Allah berfirman:

اِنِ الحُكْمُ اِلّاَ لِلّهِ،يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَخَيْرُالفَاصِلِيْنَ
Artinya:
“menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik.” (QS. Al-An’am: 57)

Sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah Islamiyah warisan Rasulullah kepada para sahabat dan kita semua. Khilafah yang akan menerapkan syariat Allah di tengah masyarakat dan menjadikan takwa kepada individu mukmin sebagai sandaran menerapkan hukum-hukum Islam. Sehingga meskipun kekuasaan ada di tangan manusia, kedaulatan tetap menjadi milik syara’. 

Oleh karena itu, Islam satu-satunya yang mampu menjadi solusi yang akan mengganti semua kerusakan di dunia ini akibat sistem buruk demokrasi. Islam telah menunjukkan eksistensinya selama 13 abad dan mampu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dari keterpurukan menuju kejayaan. Membawa kesejahteraan bukan hanya kepada manusia melainkan semua makhluk Allah di bumi ini. Membawa rahmatan lil ‘alamin dan menempatkan muslim sebagai umat terbaik dan mulia.

Sudah saatnya kita kembali kepada sistem Khilafah yang jelas bersumber dari wahyu dan mencampakkan demokrasi dalam tempat sampah karena di situlah tempat yang pantas untuknya. Karena hanya islam yang mampu memanusiakan manusia. Bukan seperti demokrasi yang menjadikan manusia sebagai budak dunia.

Wallahu a’lam bissawab.[NFY]

Posting Komentar

0 Komentar