Subscribe Us

PENTINGNYA MENUNTUT ILMU

Oleh Riki Muhammad Fahmi
(Kontributor Media Vivisualiterasi)


Vivisualiterasi.com-Rasulullah bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu)

Pada hakikatnya, menuntut ilmu itu sangat penting karena merupakan cahaya yang dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada setiap manusia yang berusaha menggapainya. Bagi setiap muslim, hal tersebut merupakan sebuah kewajiban. Islam merupakan agama yang membutuhkan ilmu dalam setiap peribadatannya. 

Setiap amal ibadah kita akan diterima oleh Allah Swt. jika sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Jika tidak sesuai, mau sebanyak dan sesering apapun kita melakukan ibadah, itu semua akan sia-sia. Ketika mendaki gunung pun, sudah pasti kita memilih jalan yang sudah tersedia bukan? Karena jika meraba-raba sendiri jalan yang lain, kita hanya akan tersesat, bahkan mungkin jatuh kedalam jurang.

Dalam pandangan Islam, proses ikhtiar dalam menuntut ilmu merupakan bagian dari ibadah yang wajib dilakukan sejak kita lahir hingga meninggal dunia. Karena ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai (tidak bersungguh-sungguh). Akhir perjalanan dalam menuntut ilmu, bukanlah di kala kita berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, melainkan akhir dari ikhtiar itu adalah “kematian”.
Semua manusia sepakat bahwa ilmu sangat penting bagi manusia. Pekerja bangunan bekerja menggunakan palu berjam-jam hanya mendapat upah seadanya, tetapi dokter menggunakan palu sekali pukul mendapat upah yang besar. Itu semua karena ilmu, derajat manusia meningkat di dunia maupun di akhirat.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُا لَا يُسْتَطَاعُ الْعِلْمُ بِرَاحَةِ الْجِسْمِ

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi, katanya; telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Yahya bin Abu Katsir dia berkata; Aku mendengar Ayahku berkata, "Ilmu tidak bisa diraih dengan mengistirahatkan badan (ogah-ogahan)." (HR. Muslim: 968)

Ilmu hanya akan didapatkan melalui suatu proses panjang yang disebut belajar. Walaupun menuntut ilmu sangat diwajibkan, tetapi dalam menuntutnya pun tidak bisa sembarang ilmu. Ilmu yang dituntut oleh umat Islam harus merupakan ilmu yang berguna, yang benar, yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt., serta dapat memperoleh kebahagiaan untuk diri, keluarga, masyarakat, dan yang terpenting dapat berguna di dunia dan akhirat.

Ada pepatah, tuntutlah ilmu walau sampai negeri Cina. Menarik bukan? Mengapa yang disebut Cina? Mengapa bukan negara-negara lain? Itu semua merupakan isyarat bahwa dalam menuntut ilmu, tidak peduli sejauh apapun itu kita harus berusaha agar dapat menggapai ilmu tersebut.

Tetapi terdapat hukum dalam menuntut ilmu yang membuatnya menjadi haram, yakni ketika ilmu yang dicari serta dipelajari malah membawa pelakunya kepada kesesatan, kemaksiatan, apalagi kesyirikan kepada Allah 'Azza wa Jalla. Naudzubillah.

Agar ilmu bermanfaat, seseorang harus memiliki niat yang ikhlas dan lurus dalam menuntut ilmu. Jangan sampai seseorang terus-menerus mengulang pelajaran, membaca banyak buku, dengan niat mencari materi, pujian, dan kesenangan dunia belaka. Niat seperti ini hanya akan mengundang murka Allah Swt.

Tujuan yang benar dalam menuntut ilmu adalah dengan menghidupkan kembali syariat Rasulullah serta menyucikan budi pekerti. Niat menuntut ilmu merupakan menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak pada kejahatan dan kemaksiatan. Dengan ilmu, jalan yang benar dan salah dapat dengan mudah dibedakan. Wallahu a'lam bish-shawab.[DFT]

Posting Komentar

0 Komentar