Subscribe Us

MASA DEPAN PALESTINA DI TANGAN UMAT MUSLIM DUNIA

Oleh Reno Setiyowati
(Kontributor Media Vivisualiterasi.com)


Vivisualiterasi.com-Masih lekat dalam ingatan tentang agresi militer Israel ke Palestina yang telah menewaskan 253 orang, 66 diantaranya adalah anak-anak dan 39 adalah wanita (International Networking for Humanitarian). Meskipun gencatan senjata telah disepakati, namun itu bukanlah akhir dari segalanya. Palestina masih terjajah begitu pula Gaza masih tetap di blokade. Masjidil Aqsha juga masih terus dinodai dan dibatasi. 
Agresi militer Israel adalah bentuk kelanjutan atas penjajahan tanah Palestina sejak 1948. Di luar serangan besar-besaran setiap hari, rakyat Palestina mengalami penderitaan luar bisa yang dilakukan oleh militer Israel. Mulai dari penggusuran, kekerasan, pembunuhan, penangkapan, blokade, dan penodaan yang dilakukan kepada para wanita. 

Berbagai bentuk usaha perdamaian juga terus diserukan. Mulai dari Perjanjian Camp David hingga Perjanjian Oslo. Negara-negara di dunia juga ikut serta menyerukan perdamaian antara Palestina-Israel dan mengecam kekejaman Israel terhadap Palestina. Namun, hingga sekarang hal itu tak memberikan efek apapun. Justru Israel semakin berani untuk melakukan pencaplokan wilayah dan tak segan-segan melakukan kekerasan hingga pembunuhan pada penduduk sipil secara brutal.

Hal ini terjadi karena berbagai tragedi kemanusiaan yang dialami rakyat Palestina, negara-negara di dunia ataupun PBB hanya sampai pada batas pengecaman. Tidak ada tindakan nyata atu sanksi kepada Israel. Alhasil, tak ada satu pun yang ditakutkan oleh Israel terlebih lagi didukung negara super power, yaitu Amerika. Dengan sumbangan yang besar dan hak veto yang dimiliki, Amerika memiliki kontrol besar terhadap PBB. Sehingga berbagai usaha diplomatik untuk kedaulatan negara Palestina pun tak pernah menemui titik terang hingga saat ini. Dengan kondisi yang demikian maka perdamaian dunia dan perlindungan terhadap setiap jiwa hanyalah hayalan. Karena selama Amerika masih berkuasa, tak ada tindakan nyata selain kekejaman yang semakin semena-mena. 

Menurut pakar hukum Internasional Prof. Atip Latipulhayat ada dua hal yang memungkinkan kemerdekaan Palestina yaitu umat Muslim bersatu atau perang dunia ke-3 syaratnya Amerika haruslah kalah. Adapun menurut analisis SWOT persatuan umat Muslim adalah kekuatan yang akan memerdekakan Palestina. Sejarah pun mencatat bahwa Palestina selalu dibebaskan dan aman dalam genggaman umat yang bersatu dalam satu kepemimpinan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu kita mulai dari Khalifah Umar bin Khattab hingga Sultan Abdul Hamid II.

Namun, umat muslim saat ini masih terpecah-belah. Tidak ada persatuan ataupun kepemimpinan. Sehingga umat muslim tidak mempunyai kekuatan. Maka tak heran jika Israel pun semakin gencar melakukan pengusiran warga Palestina seperti yang terjadi di kawasan Sheikh Jarrah. Mereka tak takut lagi untuk memperlakukan Masjidil Aqsa sesuka hatinya karena yang mereka hadapi adalah umat yang sedang tertidur.

“Hari terberat dalam pemerintahanku adalah hari pembakaran Masjidil Aqsa, dan hari termudah dalam pemerintahanku adalah hari-hari yang kulalui pasca pembakaran Masjidil Aqsa. Di malam peristiwa pembakaran itu aku tidak bisa tidur, namun di pagi hari begitu aku merasa riang gembira. Karena saat ini kami sedang menghadapi umat yang lelap tertidur.” Golda Meir, PM Israel ke-4.

Ketika Masjidil Aqsa dinodai, tanah Palestina terjajah, nyawa-nyawa melayang tanpa alasan yang hak. Maka seharusnya itu sudah cukup untuk menjadi momen persatuan umat. Karena umat muslim seharusnya tak akan pernah diam ketika agamanya diusik dan keyakinannya direndahkan. Dalam Islam, umat muslim adalah bersaudara maka jika Palestina berteriak meminta bantuan umat muslim dunia tak akan pernah tinggal diam. Tanah Palestina adalah tanah yang diberkahi yang berpusat pada Masjidil Aqsa, satu diantara tiga Masjid yang disucikan. Masjidil Aqsa juga adalah masjid yang penuh dengan peristiwa sejarah sama halnya dengan tanah Palestina itu sendiri yang tak pernah kering dari darah para syuhada. Maka bagi umat muslim membela Palestina tak hanya membela kemanusiaan namun membela keyakinan dan menjaga kehormatan umat muslim di seluruh dunia.

Maka masalah Palestina adalah urusan kita, karena kaum muslim sejatinya adalah bersaudara, sebagaimana firman Allah Swt.

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَة

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (QS. al-Hujurat: 10)

Bahkan, kesempurnaan iman seorang muslim salah satunya diwujudkan dengan kecintaan seorang muslim kepada muslim lainnya. Seharusnya kecintaan kepada saudara kita seperti mencintai diri kita sendiri, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Dari Anas ra. bahwa Nabi saw. bersabda, “Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ayat al-Qur’an dan hadis tersebut menunjukkan pentingnya peduli kepada saudara muslim dan tidak abai terhadap masalah Palestina, karena mereka adalah saudara kita. Maka, sebagai saudara kita wajib mencintai mereka sebagaimana mencintai diri kita sendiri. Begitupun dengan saudara muslim kita di berbagai negeri di dunia lainnya.

Terlebih, masalah Palestina bukan hanya masalah rakyat Palestina saja atau masalah antara kedua negara. Akan tetapi masalah Palestina adalah masalah kaum muslimin seluruhnya. Masalah Palestina adalah masalah akidah dan masalah agama. Karena negeri Palestina adalah negeri yang tak bisa dipisahkan dengan ajaran Islam. 

Berakhirnya penderitaan saudara kita di Palestina ada di tangan umat muslim di seluruh dunia dan ada di tangan kita masing-masing. Karena persatuan kaum muslimin adalah sebuah kekuatan besar yang akan ditakuti oleh mereka para penjajah. Bersatunya kekuatan kaum muslimin tidak akan bisa dikalahkan, namun persatuan itu tak tercipta sekejap mata. Persatuan tercipta dari kesadaran setiap individu muslim yang mau peduli tentang agamanya dan kembali kepada kitab sucinya. Maka kontribusi setiap individu adalah penting dan hendaklah perjuangan ini terus dibingkai dalam perjuangan dengan penegakan hukum-hukum Allah karena itulah solusi tuntas untuk mencapai kebangkitan Islam dan pembebasan tanah Palestina. Wallahu a'lam. [IRP]

Posting Komentar

0 Komentar