Oleh Nurhidayah Humayrah
(Pegiat Literasi)
Vivisualiterasi.com - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025, Presiden Prabowo Subianto mengemukakan pendapat tentang Resolusi Jihad 1945. Presiden ke-8 RI itu mengajak para santri di seluruh Indonesia meneladani semangat perjuangan para ulama dan kemerdekaan. (Kompas.com, 25/10/2025).
Dalam pesannya yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jum'at (24/10), ia menyebut Hari Santri sebagai momentum untuk mengenang jasa besar para ulama dan santri yang turut berjuang merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (Kompas.com, 25/10/2025).
Santri adalah sebutan untuk individu yang mendalami agama Islam, baik yang belajar di pondok pesantren maupun yang beribadah dengan sungguh-sungguh di luar lingkungan pesantren. Kata ini sering merujuk pada santri pria (santriwan) dan santri wanita (santriwati) yang tinggal di pesantren untuk menuntut ilmu agama.
Advokasi santri
Dalam memperingati hari santri, Prabowo mengemukakan pendapat tentang resolusi jihad, resolusi jihad adalah fatwa atau seruan yang dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) pada 22 Oktober 1945 yang menegaskan bahwa melawan penjajah adalah kewajiban agama bagi setiap umat Islam. Namun, sekarang banyak pesantren yang tidak mengutamakan jihad.
Bahkan pesantren memiliki nama yang kurang baik yaitu pelecehan. Jadi, seharusnya kita harus memilih pesantren yang betul-betul jauh dari pandangan negatif, sehingga bisa melakukan resolusi jihad.
Sebenarnya kita ini belum merdeka dan masih di jajah oleh pemikiran, bukan fisik, namun sedikit yang tersadarkan akan hal itu.
Peringatan hari santri, lebih banyak seremonial, tidak menggambarkan peran santri sesungguhnya.
Beberapa program dilaksanakan dalam rangka Hari Santri. Pertama, Gerakan Ekoteologi. Kedua, Gerakan Nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan digelar di ratusan pesantren seluruh Indonesia untuk melayani masyarakat sekitar, terutama anak-anak dan lansia.
Adapun kegiatan berskala internasional adalah Musabaqah Tilawatil Kutub, yaitu membaca kitab turats yang diikuti oleh berbagai negara se-Asia Tenggara.
Padahal, urainya, para ulama dahulu memberikan penanaman kepada para santri agar siap memimpin dan menjadi rujukan umat dalam menyelesaikan berbagai persoalan dengan Islam sebagai problem solver. “Karena seperti itulah sosok Rasulullah saw. dahulu di tengah umat,” ucapnya.
Selain itu, jelasnya, dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia” pada Hari Santri tahun ini, ada harapan besar bahwa santri mampu membangun peradaban dunia.
Para santri merupakan agen perubahan, bukan hanya pembekalan ilmu agama, pengembangan diri dan pengetahuan kontemporer. Tetapi para santri berjihad melawan musuh, namun santri justru dimanfaatkan untuk menjadi agen moderasi beragama dan agen pemberdayaan ekonomi.
Mereka juga menganut paham nasionalisme yang hanya cinta dan bangga pada tanah air. Sehingga pernasalahan palestina, bukan permasalahan kita, mereka hanya mementingkan individu. Padahal, permasalahan palestina adalah permasalahan kita juga karena kita ibarat satu tubuh dan bersaudara sesama muslim.
Para santri sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dengan berjihad, seperti yang di contohkan Rasulullah saw. Namun, kenyataannya hanya sebagian mengajarkan hal itu dan yang lain tidak sesuai yang di ajarkan, mereka hanya menjadi agen perubahan sosial dan berkontribusi di berbagai sektor, yaitu ekonomi, politik dan sebagainya.
Santri harus mempelajari ilmu agama secara komprehensif, supaya bisa terarah dalam visi dan misi jihad untuk melawan penjajah bukan untuk menampakkan sekularisme dan kapitalisme. Sekularisme memisahkan agama dari kehidupan dan kapitalisme adalah yang unggul adalah para pemilik modal. Ini merupakan pemahaman yang jauh dari islam. Tapi, pemikiran barat lah yang memberikan pemahaman tentang materi.
Hal ini, dimaksudkan, peradaban Barat yang dibangun atas asas sekularisme yang tidak memberi peran kepada Tuhan dalam kehidupan.
Menuju Perubahan Hakiki
Santri seharusnya menjadikan dirinya sebagai pribadi muslim yang utuh dengan menguasai ilmu agama secara kaffah, serta menerapkan Islam secara menyeluruh dalam akidah, akhlak, dan syariat. Hal Ini dapat diwujudkan dengan meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren, membekali santri dengan keterampilan dan keimanan yang kuat, serta memupuk kepemimpinan untuk menjadi pelopor perubahan sosial melalui dakwah dan jihad intelektual. Mengintegrasikan ilmu agama secara kaffah, serta membentuk karakter yang utuh melalui lingkungan pesantren yang kondusif, dengan pendampingan spiritual dan penguatan pada aspek ubudiyyah (ibadah) dan akhlak. Hal ini mencakup pembelajaran yang komprehensif dari aspek akidah dan syariah secara menyeluruh.
Pesantren membentuk sorang yang faqih fiddin, memiliki kepribadian islam dan berdakwah ke penjuru dunia dan menguasai sains dan teknologi.
Bukan hanya itu, tapi yang berperan penting sebenarnya adalah negara yang mempunyai peran besar untuk melindungi pesantren serta visi dan misi yang di emban pesantren dalam membentuk para santri yang berkepribadian islam kaffah untuk mewujudkan islam rahmatan lil alamin. Wallahu a'lam bishshawab.[AR]


0 Komentar