Subscribe Us

NASIONALISME MENJADI PENGHALANG PEMBEBASAN PALESTINA

Oleh Erlin
(Aktivis Dakwah)

Vivisualiterasi.com- Setelah kabar tentang palestina seakan tenggelam, Namun beberapa waktu belakangan ini kembali bergejolak dengan adanya aksi Global March To Gaza seperti Dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Global March to Gaza yang sedang  berlangsung dari Al-Arish menuju Gerbang Rafah menjadi sorotan dunia internasional sebagai bentuk estafet nurani kolektif yang menolak diam atas krisis kemanusiaan di Palestina.

Konvoi ini melibatkan ribuan orang dari berbagai negara. Mereka hadir bukan sebagai perwakilan diplomatik resmi, melainkan sebagai representasi moral dan kemanusiaan. Ribuan orang mewakili lintas etnis dan benua berhimpun, memulai langkah bersama dari Al-Arish menuju Gerbang Rafah. Mereka bukanlah diplomat. Tak ada mandat resmi dari negara. Yang mereka genggam dan bawa yaitu keyakinan bahwa isu kemanusiaan di Palestina tak bisa terus ditunda.

Mereka datang dari Tunisia, Libya, Maroko, Amerika, Eropa, Asia, termasuk Indonesia. Mereka berlatar belakang pensiunan, perawat, jurnalis, dokter, pegiat HAM, hingga anak muda biasa yang ingin berbuat sesuatu yang lebih dari kata-kata, mereka tak tahan lagi melihat berita dari Gaza. Gelombang nuranilah yang menuntun langkah mereka.

Chairman Aliansi Kemanusiaan Indonesia (Aksi) Ali Amril menyebut aksi ini sebagai "diplomasi jalanan" yang menandai pergeseran cara dunia merespons tragedi kemanusiaan.
"Ini adalah bentuk diplomasi tanpa podium, tanpa protokol, dan tanpa basa-basi. Gerbang Rafah mungkin dikunci, tapi nurani dunia tidak bisa dibungkam," ujarnya dalam pernyataan, Sabtu (14/6/2025).

PENGHIANATAN PENGUASA MESIR

Tentunya aksi yang dilakukan ribuan peserta Global March to Gaza adalah mereka berharap dapat memberikan tekanan besar agar genosida yang terus terjadi di Gaza segera bisa dihentikan. Namun, langkah-langkah penuh harapan itu kemudian terhenti di gerbang Rafa yaitu Mesir yang  berbatasan dengan Palestina alih-alih menolong dan membantu para aksi kemanusiaan untuk mencapai tujuan, malah justru sebaliknya tentara dan otoritas Mesir melakukan penghalangan. Bukan hanya itu saja, Mesir juga kemudian melakukan deportasi kepada para peserta dan menyerang aktivis. 

Ketundukan Mesir kepada Amerika

Apa yang dilakukan Mesir bukanlah perkara yang mengejutkan dikarenakan selama ini negara tersebut adalah sekutu Amerika Serikat (AS) untuk menjaga stabilitas wilayah Timur Tengah demi kepentingan AS dan Israel. Sebagai kompensasinya, setiap tahun AS memberikan bantuan militer kepada Mesir yang mencapai 1,3 miliar dolar AS atau setara Rp20,15 triliun. Kedua negara ini terikat  kerja sama militer dan ekonomi.

Terhalangnya peserta aksi Global March to Gaza dipintu Rafa menjadi bukti bahwa gerakan kemanusiaan apapun tidak akan mampu menjadi solusi masalah Gaza. Karena ada pintu penghalang terbesar berdiri tegak yang dibuat oleh para penjajah penjajah di negeri-negeri kaum muslim yang menjadikan kaum muslim hidup dalam bersekat-sekat yaitu nasionalisme.

Paham nasionalisme ini telah memupus hati nurani para penguasa muslim dan tentara mereka, hingga rela membiarkan saudaranya dibantai di hadapan mata. Bahkan ikut menjaga kepentingan pembantai hanya demi menjaga kedudukannya. Negara adidaya menjadi tumpuan mereka, yaitu Amerika. Sehingga sangat jelas terhalangnya aktivitas untuk berjuang membela saudara muslimin Palestina karena besarnya pengaruh sekat nasionalisme dan negara bangsa menghalangi perjuangan membebaskan Palestina.

Nasionalisme ini bahkan dijadikan sebagai senjata oleh musuh-musuh Islam untuk meruntuhkan Khilafah dan melanggengkan penjajahan di negeri-negeri kaum muslim. Pada awal keruntuhan Khilafah juga dimulai dari mengubah persepsi umat bahwa mereka bukan satu kesatuan, melainkan kelompok-kelompok yang terpisah, jadilah umat terpecah belah hingga saat ini.

PERSATUAN GLOBAL UMAT ISLAM 

Umat Islam harus dipahamkan metode yang akan membebaskan Palestina harus melalui gerakan yang bersifat politik dan berideologi Islam dalam rangka mewujudkan  kepemimpinan politik tunggal di dunia. Gerakan politik yang menyerukan persatuan seluruh umat Islam untuk menghadirkan kekuatan politik global yang menyaingi kekuatan Barat, terutama AS. Ketika umat Islam berada di bawah satu komando, kaum kafir akan gentar menghadapi kekuatannya yang bersandar secara penuh pada Allah Swt. sebagai Zat Yang Maha Besar.

Kekuatan politik global ini akan langsung bergerak pada jantung penyelesaian hakiki untuk Palestina, yaitu mengirimkan kekuatan militer untuk mengusir entitas penjajah Israel melalui jihad fi sabilillah. Dengan jihad, umat Islam tidak hanya mengusir Israel, tetapi juga menaklukan negara-negara barat seperti Amerika, Inggris, dan Prancis. Oleh karenanya, kekuatan politik global wajib segera dihadirkan karena dengan keberadaannya, mobilisasi perlawanan bisa dioptimalkan.

Selama ini, ketiadaan perlawanan jihad yang terorganisir dan dipimpin oleh negara yang bersungguh-sungguh dalam membela Islam telah membuat Umat Islam diremehkan dan dianggap lemah oleh Zionis, Amerika Serikat dan pendukungnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari pasukan berkuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu…”(QS. Al-Anfal 8: Ayat 60)

Ayat ini dengan tegas menunjukkan bahwa kekuatan militer adalah alat untuk menimbulkan rasa gentar pada musuh-musuh Allah. Termasuk Zionis yang jelas melakukan kejahatan secara brutal terhadap Muslim Palestina. Disisi lain, kehadiran Khilafah Islamiyyah sebagai institusi global akan menghancurkan dominasi dan hegemoni Amerika Serikat terhadap dunia khususnya atas negeri-negeri Muslim. Khilafah akan menggantika AS sebagai kekuatan adidaya namun buka dengan membawa penjajahan dan ketidakadilan sebagaimana AS hari ini, melainkan dengan membawa keadilan, rahmat, dan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. 

Dengan politik luar negerinya yang berbasis pada dakwah dan jihad, Khilafah akan membangun kekuatan militer yang sangat dahsyat dan ditopang oleh industri berat yang mandiri. Industri berat ini akan memproduksi persenjataan strategis, alat tempur canggih, dan teknologi militer modern. Ini bukan sekedar mimpi, melainkan keniscayaan yang wajib diperjuangkan Umat Islam. Dengan kekuatan ini, Khilafah akan melindungi kaum muslimin di seluruh dunia termasuk Palestina serta memberikan balasan setimpal kepada setiap musuh yang berani melecehkan kaum Muslimin hingga menumpahkan darah Umat Islam.

Umat Islam harus berjuang untuk menegakkan aturan Islam secara kaffah di muka bumi. Perjuangan tersebut membutuhkan upaya besar umat, yang harus bergerak Bersama.Untuk bisa menyatukan pemikiran dan perasaan umat Islam dan tentara negeri-negeri Muslim di seluruh dunia, maka harus melepaskan diri dari paham naionalisme dan pihak yang melindunginya. 
Oleh karena itu, umat Islam seharusnya membangun kesadaran yang benar pada diri umat dan menunjukkan jalan kemuliaan bagi umat. Yaitu dengan pemahaman ideologis yakni dengan penerapan syariat Islam kaffah dalam naungan Khilafah Islamiyah dengan cara membentuk kelompok jamaah dakwah Islam ideologis dan bersama-bersama berjuang untuk menjemput pertolongan Allah Ta’ala. Wallahu a'lam bisshowab.[PUT]



Posting Komentar

0 Komentar