(Aktivis Muslimah)
Presiden Prabowo menyatakan akan siap mengakui Israel dan siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Israel mengakui kemerdekaan Palestina. Selain itu, Presiden Prabowo juga menegaskan kepada masyarakat agar mengakui Israel, menjamin haknya sebagai negara yang berdaulat, serta memberikan perhatian dan menjamin keamanan Israel. Pernyataan ini, disampaikan oleh Presiden Prabowo pada saat menghadiri konferensi pers bersama presiden Prancis Emmanuel Marcon, yang bertempat di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 28 Mei 2025, (tempo.co, 31/05/2025).
Two-State Solution
Two-state solution (solusi dua negara) yaitu membagi tanah Palestina menjadi dua, sebagian untuk Israel dan sebagian untuk Palestina. Solusi ini seakan menjadi cara manjur untuk menyelesaikan persoalan Israel dan Palestina. Padahal, two-state solution adalah solusi sesat yang mengakui keberadaan penjajah. Apakah setelah itu Israel akan membiarkan Palestina aman dan tidak melakukan penjajahan? Tidak ada yang bisa menjamin. Sebab, tabiat dari Israel adalah penghianat dan suka ingkar janji.
Sebenarnya, jika kita mengetahui sejarah kehadiran Zionis Yahudi di tanah Palestina. Solusi dua negara jelas solusi jebakan yang ditawarkan oleh Barat untuk memperpanjang umur penjajah. Terutama Amerika yang merupakan lakon utama kepemimpinan global, yang juga menjadi dalang dibalik penjajahan di Palestina.
Dengan demikian menjadikan two-state solution sebagai solusi masalah entitas Yahudi dan Palestina hannyalah hayalan belaka. Apalagi, sebagai warga Palestina dan kaum muslim yang memahami pokok permasalahannya, kemudian mengakui keberadaan negara bagi Yahudi, sama halnya dengan mengakui kezaliman, penjajahan, serta menghianati perjuangan warga Palestina, sang penakluk Khalifah Umar bin Khattab r.a, pasukan Salahuddin Al-Ayyubi, Matir Taufan Al-Aqsa, dll. Hal ini, selain di luar nalar, juga menyalahi syariat Islam.
Buah Kapitalisme
Penjajahan di Tanah Palestina tak kunjung usai karena penerapan sistem kapitalisme yang berasaskan sekularisme (pemisahan urusan pemerintahan dengan agama) yang membuat umat tetap tertindas dan ter zalimi. Sistem ini, juga telah memberikan jalan Zionis Yahudi laknatullah membantai bayi, anak-anak, perempuan, bahkan orang tua dengan biadab. Oleh karena itu, keadilan dan keamanan bagi warga Palestina tidak akan pernah dirasakan dari sistem kapitalisme yang lahir dari rahim musuh-musuh kaum muslim.
Sistem kapitalisme juga telah mencetak pemimpin negeri muslim yang ambigu, tidak tegas, dan tidak peduli pada kaum muslim di Palestina. Mereka mengecam tindakan kekerasan, anti penindasan, anti penjajahan yang dilakukan oleh Zionis Yahudi pada warga Palestina. Namun, disisi lain mereka mengakui keberadaan negara Israel dan setuju dengan two-state solution. Hal ini, dapat menyadarkan umat muslim bahwa penyelesaian masalah Zionis Yahudi dan Palestina tidak bisa berharap pada sistem kapitalisme.
Islam Sebagai Solusi Pembebasan Palestina
Dalam pandangan Islam, tanah Palestina merupakan tanah kharajiyyah yaitu tanah milik kaum muslim yang diperoleh dari penaklukan kaum muslim tanpa peperangan. Pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab r.a. pendeta Safrunius memberikan tanah Palestina kepada kaum muslim di atas perjanjian damai dengan orang-orang Nasrani. Perjanjian tersebut berasal dari kaum Nasrani yang berisi tentang larangan seorang Yahudi pun tinggal di Tanah Palestina, perjanjian ini dikenal perjanjian 'Umarriyah atau 'Iliya. Maka, apabila kaum muslim mengiyakan solusi dua negara, berarti kaum muslim telah mengingkari perjanjian tersebut.
Selanjutnya, Islam juga telah mengharamkan memberikan sebagian tanah, meskipun hanya sejengkal kepada musuh kaum muslim. Sebagaimana Firman Allah SWT. "Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan musuh Islam sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu (negerimu) dan membantu orang lain untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka (musuh Islam) sebagai kawan, mereka itulah orang-orang zalim." (TQS. Al-Mumtahanah:9)
Masalah Palestina, tidak bisa diselesaikan dengan pandangan nation state (nasionalisme) yang sebenarnya hanya racun pemecah belah kaum muslim, atau hanya dipandang sebagai masalah pribadi Negeri Palestina. Masalah Palestina hanya bisa diselesaikan dengan pandangan Islam, sebab masalah Palestina juga masalah seluruh kaum muslim karena kaum muslim diibaratkan seperti satu tubuh. Sebagaimana hadis Rasulullah Saw. "Ibarat orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan saling menyayangi seperti satu tubuh. Jika terdapat salah satu bagian anggota tubuh yang sakit, maka sebagian anggota tubuh yang lainya ikut terjaga dan panas (ikut merasakan sakitnya)." (HR Bukhari dan Muslim)
Maka yang harus dilakukan agar masalah di Palestina terselesaikan adalah menyerukan persatuan kaum muslim, menghilangkan sekat nasionalisme dalam diri umat, dan menyerukan jihad untuk melawan Zionis laknatullah dalam komando Khilafah Islamiyah. Demikian pembebasan Palestina akan tercapai dengan adanya Daulah Khilafah. Wallahu a'lam bissawab.[PUT]
0 Komentar