(Aktivis Dakwah Kampus)
Penderitaan yang dirasakan oleh warga Gaza bak jalan tiada ujung, Seorang jurnalis asal Palestina, Fatima Hassouna gugur dalam serangan brutal tentara Isra*el (Www.cnnindonesia.com, 19/4/2025). Disamping itu, pengepungan dan genosida yang terjadi di setiap harinya sudah mulai menyebabkan krisis pangan. Warga Palestina bahkan anak-anak terpaksa memakan daging kura-kura untuk bertahan hidup (Www.cnnindonesia.com, 19/4/2025). Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) memperingatkan masyarakat dunia bahwa 2 juta warga Gaza hidup tanpa pendapatan dan mereka hanya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan pangan utamanya. Parahnya, penurunan stok pangan terjadi akibat penutupan perbatasan oleh zion*s sehingga pengiriman pasokan pangan penting ke jalur Gaza tercegah (Www.metrotvnews.com, 21/4/2025).
Salah satu alasan utama mengapa umat muslim dunia arus membela umat muslim di negeri Gaza, Palestina yaitu dikarenakan kondisi umat muslim di tanah para nabi tersebut merupakan barometer umat muslim di dunia. Gambaran situasi umat muslim di seluruh bagian bumi dapat terlihat melalui apa yang sedang terjadi di bumi Gaza. Penderitaan, pengorbanan, dan pertumpahan darah lah yang sedang dirasakan dan dialami oleh seluruh umat muslim. Keterpurukan seakan mendorong mereka pada kehancuran, penjajah zion*s makin brutal mengambil sikap diluar batas kemanusiaan. Meluluhlantahkan segala sesuatu yang mengalangi mereka dari pencapaian duniawi yang didamba-dambakan. Sementara itu, kaum muslim tidak menyerah untuk terus memupuk harapan demi harapan namun tidak satu pun dari pemimpin negeri muslim yang tertarik untuk mengulurkan tangannya.
Dunia justru bersikap acuh tak acuh terhadap beban yang sudah jelas menoreh luka dibenak seluruh kaum muslimin. Para penguasa memilih diam membisu, menutup mata dan telinga, serta mencukupkan diri hanya pada kecaman retorika semata tanpa aksi nyata. Bahkan ketika umat Islam sudah serentak menyerukan jihad sebagai solusi permasalahan di Palestina, namun ternyata seruan jihad tersebut bak angin lalu yang lewat begitu saja. Kondisi umat muslim sedang terjepit, tetapi itu tidak bisa mendorong negara adidaya atau negeri-negeri muslim untuk bergerak. Ketergantungan negeri muslim kepada negara adidaya seakan mengikat kaki tangan mereka agar tidak berani mengulurkan bantuan kepada muslim Gaza. Kini, negara adidaya sedang menguasai dunia dengan penerapan sistem kapitalisme - sekularisme sehingga sengaja membuat negeri muslim tunduk pada kebijakan mereka.
Hal tersebut dilakukan semata-mata karena para pemilik modal tersebut memiliki kepentingan atas tanah Palestina. Bagi mereka, mengizinkan negeri muslim untuk mengirim tentara militer dalam rangka membantu muslim Palestina itu sama dengan bunuh diri. Mustahil dilakukan, negara adidaya justru akan terus melancarkan aksinya dengan melakukan investasi besar-besaran dan menjadi pemasok bahan mentah paling berpengaruh bagi penjajah Isra*l hingga tanah Palestina tersebut berhasil mereka rampas dan menjadi milik mereka seutuhnya. Sekat nasionalisme yang dibentuk oleh penjajah barat juga serta merta dilakukan dalam rangka memecah persatuan umat muslim di seluruh dunia. Dengan tercerai berainya umat muslim, hegemoni para penjajah akan langgeng maka dari itu, penjajah tidak akan pernah berpihak pada kaum muslim.
Islam memandang bahwasanya wajib bagi seluruh umat muslim untuk memberi pertolongan pada saudaranya sesama muslim. Allah SWT. Berfirman:
“Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya” (QS. Al-Maidah: 2).
Rasulullah Saw. Juga bersabda :
"umat muslim itu ibarat satu tubuh, ketika bagian tubuh satu merasakan sakit maka bagian tubuh yang lain akan ikut merasakan sakitnya. Seperti itulah gambaran persatuan umat muslim ketika dipersatukan oleh perasaan, pemikiran, dan peraturan yang sama. Jangankan muslim senegara, kepada muslim manca negara juga akan terikat dengan akidah yang sama sehingga dapat bersatu dan satu suara untuk membela Palestina.
Persatuan umat muslim itu akan membentuk sebuah pergerakan dan perubahan yang luar biasa. Persatuan yang dipersatukan oleh aturan Islam, syari’at Allah menjadi standar berpikir dan berbuat. Perasaannya juga sejalan dengan apa yang dipahami oleh pemikirannya. Hal tersebut tentu tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan umat muslim harus terus konsisten menyerukan bahwa nasionalisme itu salah, senantiasa menumbuhkan kesadaran bahwa satu-satunya cara menghentikan penjajahan adalah dengan bersatu dibawah satu komando Islam. Dengan itu, sudah seharusnya umat muslim mencari gerakan terarah yang dapat berjalan beriringan yakni gerakan terarah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis yang selalu menyerukan jihad dan tegaknya khilafah sebagai solusi hakiki kebangkitan umat muslim.[PUT]
0 Komentar