Subscribe Us

ART JUGA MANUSIA, BUTUH PERLINDUNGAN DARI NEGARA

Oleh Ummu Rofi'
(Pemerhati Publik)

Vivisualiterasi.com-Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah saw., bersabda, "Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, shahih)

Upah adalah hak bagi para pekerja yang wajib diberikan dari orang yang memperkerjakannya. Dalam kehidupan saat ini upah bagi para pekerja, khususnya seorang ART, sangatlah zalim, karena tidak diberikan haknya dan tidak manusiawi. Sebaliknya dalam kehidupan Islam, para pekerja diberikan upahnya sesuai akad kerjanya dan diperlakukan dengan baik. 

Namun, fakta kehidupan ART (Asisten Rumah Tangga) saat ini sangat memprihatinkan. Dilansir dari Antaranews.com, Sabtu (17/02), ART di daerah Jakarta Barat disekap oleh seorang majikannya. ART telah didampingi oleh Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) DKI Jakarta. PPPA mengatakan, kejahatan lain  yang dilakukan pelaku seperti upah, waktu kerja di luar aturan ketenagakerjaan, dan sebagainya. Permasalahan masih ditindaklanjuti oleh pihak yang berwajib. 

Selain ART di Jakbar, ada lima ART di daerah lain yang mengalami kezaliman dari majikannya. Tepatnya di daerah Jakarta Timur  di Jatinegara. Lima ART kabur karena sering disiksa oleh majikannya, upah tidak dikasih, dan kekerasan lainnya. (Tribunnews.com, 15/02/2024)

Fenomena yang sangat memprihatinkan bagi para asisten rumah tangga, pada dasarnya seseorang tidak ingin bercita-cita menjadi seorang ART. Namun, karena latar belakang pendidikan dan materi yang tidak mendukung untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, maka dengan terpaksa mereka bekerja sebagai asisten rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Ketika mereka bekerja sebagai ART berharap kebutuhannya terpenuhi dan diperlakukan baik oleh majikannya. Namun, harapannya tidak sesuai dengan upah mereka sebagai ART sebaliknya mereka malah mendapatkan kezaliman dari majikannya, dieksploitasi dan mendapatkan tindak kekerasan yang lainnya.

Fenomena tersebut karena negara lemah dalam melindungi rakyatnya dari perlakuan majikan-majikan yang jahat terhadap para asisten rumah tangga. Ini semua akibat dari sistem kapitalisme-liberalisme, yang kaya merasa berkuasa untuk melakukan apapun, termasuk kepada rakyat bawah yang bekerja sebagai ART.

Dalam kehidupan saat ini, para asisten rumah tangga juga manusia yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi malah mendapatkan tindakan kekerasan dari seorang majikan, sungguh tega manusia memperlakukan seorang manusia layaknya binatang, disiksa, dipukul, kerja sampai dini hari, tidak diberikan upah, dan lain sebagainya. Zalim!

Negara lemah karena memakai sistem yang lemah, tidak memanusiakan manusia dengan kasih dan sayang, sistem saat ini hanya melihat materi dan jabatan. Ketika tidak punya materi dan jabatan, dianggap sebagai manusia rendahan dan tidak perlu dihormati. Alhasil, para pekerja asisten rumah tangga mendapatkan perlakuan yang sewenang-wenang dari majikannya. 

Berbeda dengan kehidupan di dalam sistem Islam, sistem Islam tidak hanya dari segi hukum sanksi yang sempurna, namun dalam segi kehidupan antar sesama umat manusia pun sempurna. Karena landasan sistem Islam adalah akidah Islam. Dengan landasan tersebut, umat manusia akan terikat dengan aturan Islam. Dan memahami tujuan kehidupan di dunia untuk apa. Sesama manusia pun saling kasih dan sayang. 

Maka dalam urusan ijarah (gaji/upah) antara majikan dan asisten saling menghargai satu sama lain. Tidak ada perbedaan satu dengan yang lain, karena saling memahami bahwa Allah menciptakan manusia untuk beribadah dan yang membedakannya hanya takwa bukan harta, jabatan dan lain sebagainya. 

Pekerja atau asisten rumah tangga juga manusia biasa yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pernah ada peristiwa pada masa Rasulullah saw., saat Bilal bin Rabah menjadi budak kafir Quraisy, maka Abu Bakar memerdekakan Bilal bin Rabah. Begitulah Islam memanusiakan manusia dengan kasih dan sayang. Islam sangat menghormati perempuan, maka jarang ditemukan dalam sistem Islam seorang asisten rumah tangga yang dizalimi atau disiksa, seperti fenomena ART dalam sistem kapitalisme. 

Kehidupan ART di sistem kapitalisme sangat ironis. Fenomena yang terjadi saat ini, ART diperlakukan tidak selayaknya pekerja. Seperti disiksa, tidak diberikan upah, dan lain-lain. Namun, dalam Islam kehidupan masyarakatnya sangat diperhatikan dari kebutuhan sandang, papan dan pangannya. Jika ada rakyat yang membutuhkan bantuan negara, maka negara langsung mengurusi urusan rakyat yang membutuhkan. Seharusnya dengan fenomena saat ini, negara turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ART yang dizalimi oleh majikannya dan melindunginya. Bukan mengurusi urusan lain, seperti kerjasama untuk membangun negeri dengan kafir Barat, namun rakyatnya banyak yang sengsara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan permasalahan lainnya. Dalam hadits Rasulullah saw, tentang akad upah pekerja, Rasulullah bersabda:

"Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mempekerjakan seorang ajir sampai ia memberitahukan upahnya.” (HR. An-Nasa’i)

Hadits lain, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah)

Jelas hadis tersebut memerintahkan kepada para majikan untuk menyegerakan upah kepada pekerjanya ketika sudah selesai bekerja atau yang sudah diakadkan sebelumnya, karena kalau menundanya mereka bisa dikatakan telah berbuat zalim.

Maka, dalam sistem Islam akan sangat diperhatikan dan yang berbuat zalim akan dikenakan sanksi oleh negara, negara tidak mendiamkan perbuatan zalim yang terjadi antar sesama manusia. Dan ada seorang Qadhi yang akan mengurusi perkara-perkara yang terjadi di tengah masyarakat. Alhasil sistem Islam akan melindungi orang-orang yang terzalimi, karena mereka juga manusia. Tidak seperti sistem kapitalisme, negara tidak memperhatikan kehidupan rakyatnya yang terzalimi dan yang membutuhkan sandang, papan dan pangan. 

Sudah selayaknya kembali kepada sistem Islam, agar kezaliman terhenti di tengah masyarakat. Dan selamat dunia dan akhirat ketika akidah Islam menjadi landasan bernegara. Khususnya akan menyelesaikan kezaliman yang terjadi pada para pekerja (ART). Wallahua'lam bish-shawab.[AR]






Posting Komentar

0 Komentar