Subscribe Us

CANGGIH TEKNOLOGI, TERKIKIS HARGA DIRI

Oleh Ummu Rofi' 
(Pemerhati Publik)

Vivisualiterasi.com- Canggihnya sebuah teknologi saat ini, makin memudahkan manusia untuk melakukan suatu perbuatan. Jika makin mudah, maka akan lebih cenderung malas dalam beraktivitas. Sehingga kemalasan membawa kepada aktivitas yang dilarang oleh Allah Swt. Maka sebagai umat muslim harus melakukan aktivitas sesuai apa yang diperintahkan oleh Allah meski teknologi makin memudahkan kita. 

Mirisnya saat ini umat muslim yang salah dalam menggunakan teknologi, seperti fenomena 'ngemis online' di sebuah aplikasi media sosial. Sang kreator membuat konten secara siaran langsung (live streaming) sebut saja di aplikasi TikTok. Konten tersebut bermacam-macam, ada yang mandi tengah malam sampai subuh, ada juga mandi lumpur, dan lain-lain. Itu semua terjadi karena ingin mendapatkan belas kasih dengan mengharapkan sebuah gift dari penggemar atau penontonnya. Karena dari gift koin tersebut bisa dirupiahkan atau dijadikan uang. Pelaku kreator ngemis online tersebut dari kalangan anak-anak, remaja, orang tua, dan lanjut usia. 

Sebuah gift ini memiliki harga berbeda, 1 koin sama dengan Rp250,00. Misal gift TikTok universe itu adalah yang termahal harganya 34.999 koin, jika dirupiahkan setara dengan Rp8.242.000,00. Ada gift gambar singa harganya 29.999 koin, jika dirupiahkan Rp7.499.750,00 dan yang sering kita lihat gift bunga mawar yang termurah. Gift bunga mawar harganya 1 koin, jika dirupiahkan setara dengan Rp200,00. (kumparan.com, 03/11/2022)

Dari fakta di atas, Menteri Sosial menanggapi soal fenomena pengemis online. Dikutip dari laman cnnindonesia.com (15/01/2023) Ibu Menteri Sosial Tri Rismaharini akan memberikan surat kepada Pemerintah Daerah (Pemda) tentang fenomena ngemis online viral di aplikasi TikTok agar Pemda segera bertindak. Ibu Risma mengatakan dan menegaskan bahwa ngemis online tidak boleh. Tak hanya secara online, secara konvensional (offline) dilarang oleh Perppu dan Perda. Fenomena ngemis online ini tidak muncul secara tiba-tiba, akan tetapi ada faktor penyebab fenomena ini terjadi. Dari kehidupan yang tak terpenuhi alias kemiskinan sistemis. Kemiskinan terjadi karena lemahnya negara dalam mengurusi hajat tiap rakyatnya, negara hanya memikirkan para konglomerat yang menghasilkan pundi-pundi materi. Sedangkan masyarakat tidak dipedulikan, hanya solusi parsial saja yang diterapkan. 

Masyarakat sejatinya ingin hidup sejahtera, akan tetapi penguasa kurang menyediakan lapangan pekerjaan. Bukan karena malas berkerja, melainkan karena lapangan pekerjaan yang sedikit. Jadilah kemiskinan yang sistemis. Ditambah lagi dengan gaya hidup saat ini luar biasa, jika ia tidak mampu maka akan terhempas dari kehidupan yang hedonis dan konsumtif. Maka dari itu mereka berlomba-lomba mencari cara agar gaya hidup mereka terpenuhi, meski dengan cara meminta-minta dan mengemis, ditambah lagi ngemis via online dengan modal dikit tapi untung banyak itulah pemikiran kapitalisme. 

Selain itu, mereka memanfaatkan kemiskinan demi meraih materi untuk diri sendiri dengan cara mandi lumpur, memasang wajah sedih, dan lain-lain. Itu semua mereka lakukan demi mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya. Rela merendahkan diri dan martabatnya hanya untuk mendapatkan gift dari penontonnya dan itu bisa ditukarkan menjadi rupiah.

Diterapkannya sistem kapitalisme di kehidupan saat ini menjadikan masyarakat memiliki visi misi bahwa kebahagiaan itu ketika memiliki banyak materi padahal seharusnya umat muslim memiliki visi misi bahwa kehidupan hanya untuk beribadah kepada Allah dan mencari rida-Nya. Bukan untuk mencari materi semata. Selain itu, di sistem saat ini teknologi makin canggih dan sebagai umat muslim harus mengetahui pemanfaatan teknologi digital saat ini, jangan sampai umat muslim terjebak dengan kecanggihan yang dibuat oleh kafir Barat. Seperti aplikasi media sosial yang viral, dengan kita membuat konten, pasti yang diuntungkan yang membuat aplikasi tersebut dan yang menerima gift.

Jelas, sistem kapitalis-sekuler membuat masyarakat jadi hedonis dan konsumtif, tidak lagi memikirkan apakah aktivitas itu halal atau haram? Apakah Allah rida atau murka dengan aktivitas ngemis online tersebut? Dengan kecanggihan teknologi, maka terkikislah harga diri seorang muslim yang mengikuti kehidupan sistem kapitalis sekuler saat ini. 

Berbeda dengan Islam, memandang  kebahagiaan adalah mendapatkan rida Allah Swt. Itulah ketenangan yang abadi, bukan mencari kesenangan dengan menumpuk materi sebanyak-banyaknya dengan modal sedikit. Padahal Allah Swt. tidak suka dengan aktivitas tersebut, karena Islam melarang kepada umat muslim untuk mengemis dan meminta-minta. 

Rasulullah saw. bersabda: 
"Barang siapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk menambah kekayaannya, sesungguhnya ia telah meminta bara api, terserah kepadanya apakah ia akan mengumpulkan sedikit atau memperbanyaknya.” (HR Muslim no. 1041)

Dalam hadis lain pun Rasulullah bersabda, yang diriwayatkan dari Baihaqi, lihat Shohih Targhib wa Tarhib: 1/195)

"Barangsiapa membukakan bagi dirinya pintu meminta-minta tanpa kebutuhan yang mendesak, atau bukan karena kemiskinan yang tidak mampu bekerja, maka Allah akan membukakan baginya pintu kemiskinan dari jalan yang tidak diduga-duga."

Dan masih banyak lagi hadis-hadis tentang dilarangnya meminta-minta, dan tertuang juga dalam hadis lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah. Maka Islam mengajarkan kepada kaum muslim, meski diuji dengan kemelaratan hidup, harus tetap sabar, dan bekerja/berikhtiar untuk mendapatkan rizki dari Allah Swt., bukan dengan jalan meminta atau mengemis kepada orang lain, apalagi dengan cara via medsos ngemis online. Miris!

Pada masa Islam, sesulit apapun ujian kehidupan, tidak menjadikan sahabat mengemis dan meminta-minta, mereka terus berusaha untuk mendapatkan rizki dari Allah Swt. dengan cara apapun yang penting halal dan barakah. Ada sebuah kisah sahabat yang meminta kepada Rasulullah saw., tapi Rasul mengusirnya dan tidak memberikannya. Rasulullah Saw. menanyakan apa yang kamu miliki? Sahabat tersebut mengatakan hanya ada kain kasar untuk selimut dan gelas, maka Rasulullah menyuruh sahabat itu pulang mengambil 2 barang tadi, lalu diberikan kepada Rasulullah dan Rasulullah menjualnya, singkat cerita barang tersebut laku dengan harga 2 dirham.

Kemudian Rasulullah memberikan 2 dirham kepada sahabat tersebut, lalu kata Rasulullah 1 dirham buat makan dan kasih keluargamu. Satu dirham lagi belikan kapak. Sahabat tersebut membelikan kapak lalu diberikan kepada Rasulullah. Beliau mengikatnya dengan kayu sehingga bisa dipakai. Lalu memberikannya kepada sahabat tersebut. Dan berkata Rasulullah:

"Carilah kayu bakar dan juallah, dan selama 15 hari aku tidak ingin melihat kamu."

Selama 15 hari sahabat tersebut mencari kayu dan menjualnya kepada warga yang membutuhkannya. Setelah 15 hari sahabat datang kepada Rasulullah dan membawa uang 10 dirham. Itu cukup untuk membeli pakaian, makanan dan kebutuhan sehari-hari. Lalu Rasulullah mengatakan "Itu lebih baik untukmu daripada kamu datang meminta-minta." 

Dari kisah tersebut jelas dalam Islam dilarang untuk meminta-minta demi menumpuk materi semata. Maka jelas, jika negara menjalankan fungsinya dengan baik dalam pengurusannya kepada masyarakat dengan menerapkan syariat Islam secara kafah, maka tidak akan terjadi ngemis online. Masyarakat diberikan pemahaman atau pendidikan untuk menjaga harga diri dan kemuliaannya, serta senantiasa terikat dengan aturan Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. 

Ketika masyarakat sudah terikat dengan aturan Allah Swt., maka akan hadir kesadaran untuk melakukan amar makruf nahi munkar. Saling nasehat-menasehati jika ada masyarakat yang melakukan aktivitas keburukan, tindakan kriminalitas, dan lain-lain.

Dan negara memenuhi segala kebutuhan pokok bagi seluruh rakyatnya, tidak pilih kasih. Pemenuhannya dalam hal kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Tidak cuma-cuma, akan tetapi negara memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mencari pekerjaan, membuka lapangan kerja, memberikan modal usaha, dan memberikan pelayanan secara gratis.

Tugasnegara adalah sebagai ro'in (pengurus) urusan masyarakat. Jika berfungsi dengan maksimal baik negara, masyarakat, dan individu, maka kemiskinan dapat teratasi dan tidak ada fenomena pengemis online maupun offline. Dan kecanggihan teknologi tidak akan membuat harga diri umat muslim terkikis hanya karena materi. Teknologi akan digunakan sesuai hak gunanya, karena bisa menghantarkan kepada surga atau neraka. Tentunya jika sesuai perintah Allah Swt. pasti akan selamat, tapi jika sebaliknya maka akan celaka.

Maka dari itu, sudah selayaknya umat menerapkan sistem Islam secara kafah dalam segala aspek kehidupan, agar ketaatan masyarakat dan individu terjaga dari hal kemaksiatan. Dan mampu menggunakan teknologi dengan sebaik-baiknya hanya untuk beribadah dan mengharap rida Allah Swt. Wallahua'lam. [Dft]

Posting Komentar

0 Komentar