Oleh Kamila Khairani
(Sastrawan, Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif)
Pernah merasa paling dicinta
Betapa diri terlalu berharga dirasa
Hati terus saja tak jemu berbangga
Senyum simpul sentiasa memberi warna
Namun, pernah pula merasa dibenci
Begitu sempit dunia tuk dijejaki
Walau ke mana, tiada kata pasti
Tuk kenyamanan yang tak kunjung membersamai
Terkadang rindu pun hadir
Oleh jauhnya jarak yang terlahir
Tapi diri ini tak begitu mahir
Tuk ungkapkan rasa menjadi zahir
Oh dunia..
Karena manusia..
Terus berkelana entah ke mana..
Mencari ketenangan jiwa..
Terlupa bahwa dunia tempat bersinggah
Hingga diri menjadi lalai dan lengah
Nyaris tak dapati apa pun, kecuali lelah
Hingga akhirnya menjadi yang terkalah
Bagaimanakah keluar dari gulita?
Ada kah sinar sebagai pelita?
Menyadarkan jiwa agar tak lagi lena
Hingga sadar dunia hanyalah fana
Bagaimanakah biduk hendak dikayuh?
Bila pendayung telah hancur luluh?
Di manakah kan didapati suluh?
Tuk lewati air yang keruh
Layarkan aku ke arah cinta-Mu
Agar rahmat-Mu tak terus berlalu
Tapi menetap dan hadir bertamu
Pada hamba yang hampir jemu
Agar sampai ke dermaga impian
Naungan kasih-Mu yang penuh ampunan
Mengenyam yang penuh kenikmatan
Itulah akhir dari panjangnya perjalanan
Bogor, 12 April 2021
0 Komentar