Oleh: Ell Zeya
Kala dunia tak lagi perkasa
Dunia kian rapuh, menahan gejolak pun tak kuasa
Dunia mengalami sakit, buatnya kehilangan pusaka
Begitulah bila manusia memaksa untuk berkuasa
Padahal ia, tak punyai kuasa
Kala bumi meleburkan murka
Melawan para manusia bodoh lagi congkak
Menyombongkan apa yang bukan menjadi haknya
Menepis peringatan dan berbalik membangkang
Benarlah jika bumi memuntahkan sumpah serapah pada dunia
Kala alam merontah dalam penjara
Penjara keangkuhan para durjana
Mengurung fitrah dalam kemewahan dunia
Angka sebagai tolok ukur kebahagiaan
Namun, mereka lupa jika ada nyawa yang tak terlihat
Kala angin membawa petaka
Bukankah ini sebagai pertanda, bumi dalam derita?
Bukankah ini sebagai pertanda, dunia tak pantas diatur oleh aturan manusia?
Apatah lagi yang membuat kita ragu tuk beralih pada aturan-Nya?
Kembali pada Sang Pencipta tuk obati derita
Wahai manusia yang berhati dan berakal
Angka yang kau jadika tumpuan telah berbicara
Menyampaikan fakta bahwa dunia telah sekarat
Inginnya kembali pada Sang Maha Sempurna
Namun, begitulah manusia, gegsi menjadi moto kehidupan
Padahal, hidup ini sederhana
Sesederhana alam bertasbih pada Sang Pencipta
Begitulah bumi tidak pernah berkhianat seperti langit yang setia
Tatkala Allah telah meyampaikan janjinya
Maka yang terjadi, terjadilah
Ini hanya tentang waktu bagi kita
Tunggu sampai waktunya tiba
Apa yang dikata ilusi menjadi nyata
Agar para munafik mengerti, bahwa Sang Maha Sempurna punya rencana
Menjadikan Islam sebagai obat lagi penyempurna dunia
0 Komentar