Subscribe Us

KECANTIKAN WANITA SALIHAH MELEBIHI BIDADARI SURGA

Oleh Nur Hayati
(Aktivis Dakwah Remaja Surabaya)


Vivisualiterasi.com-Dear sobat muslimah, kalau kita bicara tentang perhiasan dunia. Apa sih, yang  terbayang di benak kita? Hmm, tentunya segala hal di dunia yang terlihat begitu indah dan menyenangkan ya, dear? Seperti rumah bak istana, mobil mewah, pemandangan alam yang menyejukkan pikiran serta jiwa, intan permata, dan lain sebagainya.

Eits, tetapi ada nih yang harus sobat muslimah ketahui. Ternyata, semua itu tidak lebih indah jika dibandingkan dengan wanita salihah. Rasul saw. bersabda, "Dunia adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita salihah," (HR. Muslim). 

Maasyaa Allah yah. Begitu mulianya menjadi wanita salihah. Tentu, tak ada perhiasan dunia yang lebih indah dari pada wanita salihah. Bahkan, Rasulullah saw. pernah bersabda, bahwa wanita salihah ini lebih utama dari pada bidadari surga. 

Dari Ummu Salamah ra., berkata, “Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia atau bidadari yang bermata jeli?”. Rasulullah saw. menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama dari pada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak dari pada apa yang tidak tampak.” (HR. Tabrani)

Bidadari surga yang cantik jelita, berakhlak mulia dan menawan itu akan kalah cantiknya dengan wanita salihah di dunia. Sungguh, betapa agungnya kedudukan wanita salihah dalam pandangan dunia dan akhirat. Saking besarnya peran wanita dalam kehidupan. 

Keberadaan wanita salihah adalah sebuah keberuntungan. Baik dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, bahkan negara. Hal itu tampak dalam kehidupan yang dijalaninya. 

Pertama, wanita salihah yang berperan sebagai anak. Kenikmatan yang tiada tara ketika orang tua mempunyai anak salihah. Keberadaanya membuat orang tua akan terjaga dari api neraka. Dengan banyak mendoakan kebaikan kepada orang tua, bahkan menjadi pintu investasi pahala yang tiada putusnya. Seperti yang disabdakan Rasulullah saw., “Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak salih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)

Kedua, wanita salihah yang berperan sebagai ibu. Ibu yang salihah berperan besar dalam kesuksesan anaknya. Tak heran jika dulu dan hari ini kita melihat orang-orang sukses, tak lain karena asuhan dan didikan sang ibu yang berjuang keras untuk anaknya. Lebih dari itu, ibu yang salihah berpotensi menjadikan anaknya salih-salihah, karena ilmu dan didikannya dengan menancapkan akidah yang kokoh kepada anak-anaknya. 

Ketiga, wanita salihah yang berperan sebagai istri. Menjadi istri salihah adalah idaman para lelaki. Keberadaan istri yang salihah ikut andil dalam kesuksesan suaminya. Tak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Menjadi partner menuju akhirat dalam kondisi tenang dan menjadi pasangan yang berlomba-lomba dalam hal kebaikan. 

Keempat, wanita salihah yang berperan sebagai teman. Teman yang salihah sangat dibutuhkan saat ini. Terlebih arus liberalisme yang menjunjung kebebasan tanpa batas. Wanita salihah akan menjadi teman yang baik. Dengan banyak menegur jika berbuat penyimpangan dari Islam dan mengajaknya dalam hal ketaatan kepada Allah Swt. 

Kelima, wanita salihah sebagai kunci kemenangan. Kemenangan bagi kaum muslim dan kegemilangan peradaban ada di tangannya. Kebaikan agama ini tergantung bagaimana kebaikan wanitanya. Tidak akan lahir kemenangan, kecuali di baliknya ada perjuangan wanita salihah. 

Maasya Allah, memang tak salah yah jika predikat wanita salihah begitu mulia dibandingkan bidadari surga karena besarnya pengaruh dalam kehidupan. Wanita salihah ialah wanita yang mempunyai pola pikir dan sikap islami. Wanita yang sepenuhnya menjadikan dirinya sebagai muslimah yang menaati Allah dalam segala hal. Apapun posisinya, dia akan menjadi seseorang yang idaman.

Dan menariknya lagi, wanita salihah dijamin surga. Jadi ingin salihah ya? Tapi, gimana yah cara jadi salihah itu?

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, menuliskan dalam kitab Dauratul Mar'ah halaman 7: "Hendaklah semua wanita mengetahui bahwa dia tidak akan bisa mencapai kesalihan (tidak mungkin menjadi salihah), kecuali dengan ilmu dan yang saya maksud dengan ilmu syar'i" .

Jadi kalau mau jadi salihah, kita harus mengkaji Islam secara kafah, Dear! Tidak mungkin kita bisa jadi salihah kalau tak paham pemikiran Islam. Kita tak akan mengetahui halal-haram, mana haq dan batil, kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu inilah, mampu mengantarkan kita pada pemahaman seluruh syariat Allah dan istikamah hingga akhir hayat. 

Sayangnya nih, saat ini kita hidup di sistem kapitalisme yang membuat muslimah menjadikan salihah hanya sekadar cita-cita tanpa realisasi. Sebab, paham kapitalisme memandang bahwa hidup di dunia untuk meraih kesenangan duniawi sebanyak-banyaknya. Sehingga, prioritas untuk mengejar dunia lebih besar dari pada status salihah di sisi Allah. Ih, ngeri banget yah!

Tak heran, jika banyak muslimah saat ini yang lebih memilih nonton drakor dari pada datang ke forum-forum kajian. Rela mengorbankan waktunya untuk membuat konten keuwuan bahkan yang tidak berfaedah untuk ketenaran. Lebih memilih zona nyaman dari pada beranjak untuk mengikuti kajian. 

Parahnya lagi, masyarakat saat ini tidak cukup menghargai seseorang dari kesalihannya. Standar hidup kapitalisme membuat mereka memandang bahwa wanita idaman yaitu wanita yang mandiri, termasuk bisa mencari uang sendiri, penampilan menawan, dan punya banyak koleksi barang-barang branded. Hmm, impian jadi wanita salihah makin terkubur deh. Ditambah lagi, negara kapitalisme ini membiarkan standar tersebut berkembang luas di tengah masyarakat.

So, kalau kita serius ingin jadi wanita salihah maka kita harus melawan arus itu ya! Tetap istikamah berpegang teguh kepada Islam. Dengan tetap istikamah mengkaji Islam secara kafah. Banyaknya peran wanita dalam kehidupan, tentu membutuhkan ilmu yang luar biasa. Khususnya ilmu agama, dimana menjadikan Islam sebagai petunjuk dalam mengarungi kehidupan dunia. Sebagai benteng diri dari arus kapitalisme, sehingga dapat memfilter hal-hal negatif yang bertentangan dari Islam.

Ternyata tidak cukup mengkaji Islam saja. Wanita salihah akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban berdakwah. Tidak diam ketika menyaksikan permasalahan masyarakat yang kian bertambah. Tetapi turut berjuang dengan menyerukan kebenaran agar Islam kembali ditegakkan secara sempurna di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Sehingga peluang untuk menjadi salihah akan lebih besar terhadap individu dan masyarakat. 

So, yuk, Dear, jadikan diri kita salihah dan teman-teman muslimah kita juga salihah dengan memperjuangkan kembali tegaknya Daulah Khilafah! Karena, dengan adanya Daulah Khilafahlah yang akan membabat habis paham kapitalisme. Yuk, bersama-sama kita raih kemuliaan hidup dunia dan akhirat. Yuhu, ganbate kudase gaes! Takbir! Allahu Akbar. Wallahu a’lam. [IRP]

Posting Komentar

0 Komentar